.WELCOME.
Tring3×
Bell istirahat berbunyi.
Siswa maupun siswi berhamburan keluar dari kelasnya. Ada yang berjalan menuju kantin untuk menuntaskan rasa lapar. Ada yang berjalan menuju lapangan untuk bermain bola atau basket. Ada juga yang memilih untuk tetap berdiam diri di dalam kelas.
Azlyna, dan Kyara, kini memilih menuju kantin untuk menuntaskan rasa laparnya.
"Lo, tempatin meja aja, biar gue aja yang pesen," titah Kyara, saat mereka sudah tiba di kantin yang belum terlalu ramai.
"Oke." Azlyna pun pergi menempatkan meja untuk mereka. Sedangkan Kyara pergi memesan makanan minuman.
"AAAAAAAAAAA"
Tidak lama kantin tiba-tiba saja ramai, dengan jeritan-jeritan nan memekikan telinga. Membuat pandangan Azlyna teralihkan ke arah pintu masuk kantin.
Terlihat lima remaja laki-laki tengah berjalan memasuki kantin, di ketuai oleh pemimpin anggota remaja tersebut.
Hanya satu laki-laki yang ia kenal parasnya, yang berdiri tepat di samping sang ketua.Laki-laki bermata tajam itu, ia melihatnya kembali. Wajahnya yang tampan namun terkesan dingin, dan terlihat datar, tidak ada ekspresi sama sekali.
"pria itu lagi." batin Azlyna, yang menatap perkumpulan itu tanpa putus.
Lebih tepatnya, ia hanya menatap salah satu pria disana. Pandangan pertamanya.Kyara yang melihatnya dari kejauhan dengan nampan yang ia bawa pun, berinisiatif untuk mengejutkan sang empu.
Ia menaruh nampan tersebut secara perlahan di atas meja mereka. Sebelum mengejutkannya, ia mencari arah pandang Azlyna yang ternyata menatap pria yang dikenal dingin.
Kyara pun mengendap-endap berjalan ke belakang tubuh Azlyna, dan ia pun segera mengejutkannya.
"DORR"
Azlyna pun terperajat, dan seketika menoleh kebelakang, "Ihh, Ara, aku kaget," kesalnya, menepuk lengan Kyara pelan.
"heheh sorry," ucapnya cengegesan. lalu ia pun duduk di samping Azlyna sambil memberikan makanan dan minuman yang ia bawa.
Azlyna menghelang napasnya pelan, menenangkan jantungnya yang hampir saja copot. lalu, ia pun kembali membuka suara, "Ra, aku mau nanya," ucapnya. di balas Kyara yang mengangkat sebelah alisnya.
"Mereka itu siapa?" bisiknya.
Kyara seketika menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Azlyna, lalu mendekati wajahnya di samping wajah sang empu, "Mereka anak gang motor yang terkenal di sekolah ini, nama komunitas mereka Rebellion," Jelas Kyara, dengan Azlyna yang manggut-manggut.
"Yang mukanya gak berekspresi, namanya siapa?" tanyanya, sembari menatap wajah pria tersebut.
"Namanya Alvaro Daniyar, pria yang di kenal dingin di sekolah, Wakil inti gang mereka," bisik Kyara, yang lagi-lagi di balas anggukannya.
"Kenapa? lu demen?" godanya, sembari menatapnya, "Gapapa kalo demen, belum punya pawang juga dia, aman," bisiknya, dengan nada mendukung.
"Enggak kok, aku cuma nanya aja," elaknya, lalu beralih pada makanannya. Sedangkan Kyara terkekeh melihatnya. lalu, juga kembali beralih ke makanannya.
di sisi lain
"Eh, ko, eko," Panggil Aftan, seenaknya kepada chiko, yang duduk di sebrang mejanya.
"Eko-eko, nama gue, Chiko," Sewotnya.
"Pesen makanan gih, mager gue," ucap enteng Aftan.
"Enak bet lu nyuruh-nyuruh, gue," nyolotnya, dengan tampang tak santai.
"Yaelah, sekali doang, mager gue jalan," ucap Aftan, memohon dengan wajah yang di melas-melaskan.
"ck, iya-iya, untuk lu bos gue, Tan." Chiko pun segera berdiri dari duduknya.
"gue juga ya, ko," ucap Ervin, saat Chiko baru saja berdiri.
"Alah, sama gue aja semua."
"Sama, Januar, gih dah. Marvin, sama Al, juga nitip."
"Iya, ko, yuk. dari pada sewot mulu, mending kita godain dekel," ucap Januar, dengan tampang buaya nya, sembari merangkul chiko.
"Sorry, gak level." Chiko pun menghempas tangan Januar dari bahunya, lalu melengos pergi meninggalkannya.
Pada akhirnya, Chiko, dan januar pun yang menunggu makanan di etalase kantin. Tidak lupa dengan Januar, yang sembari menggodai setiap siswi yang melewatinya.
"Eh, ko. Itu siapa dah? baru liat gue," Tanya Januar, yang menunjuk ke arah gadis yang sedang mengambil minuman di dalam kulkas kantin.
"Au, anak baru kali, baru ngeliat juga, gue," ucapnya, yang menggedikan bahu tak tahu. Januar pun celingak-celinguk mencari seseorang yang akan ia tanyakan.
"Eh, cup-cup, sini, cup," titah Januar, yang mengisyaratkan siswa yang bernama yusuf itu, untuk menghampirinya.
"Ngapa bang?" Tanya yusuf - murid kelas 11. Januar merangkul sang empu, lalu menunjuk gadis tersebut, sambil berbisik dengan yusuf, "liat noh, cup. Lu kenal dia gak?"
"Kenal, Bang. ngapa emangnya? mangsa baru?"
"Mangsa baru-mangsa baru. Lu kira gue buaya lagi nyari mangsa buat di jadiin santapan."
"Lah, kan iya, bang. Abang baru nyadar?"
"Kurang ajar lu," ucapnya yang menempeleng si yusuf, "Oh iya, hampir lupa gue. Tuh cewe namanya siapa?"
"Namanya, Azlyna."
"Anak kelas mana?"
"XI Ipa 1, sebelahan sama kelas, ane," jelasnya, dengan Januar yang manggut-manggut.
.ALVARO.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO
Teen FictionAlvaro Daniar, remaja 18 tahun siswa 12 IPS 2. Wakil geng rebelion, memiliki paras yang tampan namun dingin. Ia sangat tidak akur dengan anggota keluarganya sendiri. Disebabkan keluarga yang sekarang, di bangun oleh perselingkuhan sang papa. Azlyna...