¤Tears of Despair

386 40 5
                                    

Haloooo, it's been half a year and I just now updated after last New Year's Eve? hehehe so sorryy babiess, kadang suka lupa ada anaku yg ini yang lama belum diupdate hahahah😭👍 enjoyy yaa, aku gabisa bikin sad scene :( semoga sedihnya dapet huhu at least i've tried my best😊

AS ALWAYS, SO SORRY FOR TYPOS!

Chapter 12

           
Tears of Despair

.

.

.

.

.

Setelah kepergian Sunghoon dari lorong yang ramai, Winter memusatkan pandang pada lorong yang lenggang di satu titip untuk memberikan Sunghoon jalan melewati mereka. Rautnya mungkin bingung mengapa seorang Omega memiliki kehormatan yang hampir setara dengan Alpha Murni seperti Jake yang bahkan seperti tidak terlihat di jarak pandang Sunghoon. "Siapa dia?" tanya Winter, ia mungkin tidak mengetahui identitas Omega itu, tapi ia merasakan feromon yang melekat di tubuh Omega itu membuat orang-orang disekitarnya merasa terintimidasi.

"Omegaku."

Winter menoleh, memastikan tidak salah mendengar dari orang yang salah. Namun tidak salah bahwa Jake yang mengucapkan hal tersebut dengan lantang. Winter yakin Omega itulah yang membuat Jake menolak perjodohan mereka mentah-mentah, bahkan hanya untuk Mating satu kali pun Alpha Murni itu merasa enggan seolah Winter membuatnya jijik, namun ternyata ini alasannya.

Alpha Wanita itu tersenyum, anggun sekali bagaimana ia merespon sebuah situasi yang membuatnya kaget setengah mati. "Congrats then, Alpha. Akhirnya aku tau bagaimana sosoknya, i think he's good, keep it. Akan kubantu sebisaku." Winter berjalan mendekat, menepuk bahu Jake dua kali. "Should we go now? Aku rasa tidak akan menyenangkan membahasnya disini, ikut aku jika kau tidak memiliki jadwal di kelas lain setelah ini.

*---*

Jalanan lenggang malam ini, tidak ada aktivitas yang membisingkan seperti halnya siang hari ketika penduduk kota sedang produktif. Begitu pula tidak banyak yang berkeliaran di malam hari mengingat bahaya yang bisa datang dan terjadi dimana saja ketika matahari sudah meyembunyikan diri. Hening akan membawa pikiran seseorang kalut, bahkan semakin kalut. Dan itu benar adanya membawa Jake dalam situasi yang sama. Gang-gang yang ia lewati berisi beberapa preman-preman jalanan, pun tidak ada yang menganggu, hanya segera pergi mengosongkan tepat yang semula mereka tempati ketika mendapati aura yang tak normal menguar dari tubuh Jake.

Berbulan-bulan ia tidak berkomunikasi dengan Omeganya, tanpa status yang jelas, entah sudah berakhir atau masih bertahan. Omega itu tidak pernah terlihat sudi untuk berada didalam satu lingkungan yang sama dengannya dan itu membuatnya sulit. Jake selalu mengobati rindunya dengan satu cara, mendekat secara diam-diam dan menghirup feromon Sunghoon dalam-dalam seolah ia harus menampungnya sebagai persediaan hidupnya.

Berkali-kali pula Jake berusaha mengais atensi, mendamba sentuhan, selalu menyempatkan diri menghubungi Omega itu lewat ponsel walaupun kesibukan Pack mengganggunya. Setelah kelulusan dua minggu lalu, mereka benar-benar tidak saling melihat satu sama lain. Jake tidak menemukannya di suatu tempat, bahkan di Apartemen mereka sehingga Jake memilih menetap untuk sementara disana untuk mengobati kerinduannya.

Dan kali ini, ia memiliki kesempatan untuk menemui Omeganya, mengetahui keberadaannya. Namun Jake tidak merasa gembira, sebaliknya, hatinya berkecamuk, menggila akan rasa sedih yang merajai pikirannya. 

Sencillo [JakeHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang