¤A Peace of Peace

301 35 3
                                    

Sorry for typos

Chapter 16

A Peace of Peace

.

.

.

.



Hujan pagi yang dingin dan berisik membangunkan Sunghoon dari tidurnya. Ia tidak mampu mengingat apa yang telah terjadi, tetapi, matanya terasa sangat berat dan kerongkongannya sangat perih. Tidak ada yang bisa ia lakukan, hanya menunggu tenaganya kembali pulih dan berharap untuk bisa terduduk dengan nyaman.

Menatap langit-langit kamar yang terakit oleh kayu dengan tekstur yang halus, Sunghoon mengerjap dengan pelan selama sepuluh menit, masih tidak ada yang bisa ia lakukan selain berusaha untuk tetap mengais nafas, dan saat itu pula ia tersadar terdapat selang oksigen yang terpasang pada hidungnya.

indra pendengarannya pun masih berfungsi sehinggs ia dapat mendengar ricuh diluar kamar yang sibuk berbagi kabar tentang dirinya yang telah terbangun, tak lama setelahnya ia mendengar suara decit pintu terbuka dan langkah kaki yang mendekat terburu-buru.

"Omega,"

Ah, rupanya Sang Alpha.

Sunghoon tidak mampu memberi balasan, omega itu hanya menatap sosok Jake yang bersimpuh disamping ranjangnya dengan lirikan mata, entah kenapa sekujur tubuhnya sangat sulit untuk diatur.

"Sayang," Jake mengelus surai Omeganya, Sunghoon merasakan tatapan iba dari mata itu. "Apa kau baik-baik saja?" Sunghoon menggeleng sangat pelan, gerakan kepalanya tidak akan terlihat jika Jake tidak memperhatikan kesayangannya itu dengan teliti.

"Kau bisa bergerak? Apa tubuhmu terasa sakit?" Jake mulai terlihat tidak tenang, matanya bergerak gelisah menelisik tubuh Omeganya, kembali menatap Sunghoon ketika Omega itu membuka sedikit mulutnya untuk berbicara. "S-aki..t" Suaranya terbata dan Jake menyadari bahwa sang omega merasa sakit bahkan untuk sekadar berbicara.

"Dimana? Bagian mana lagi yang terasa sakit? Aku akan meminta Jay memanggilkan dokter. Bertahanlah," Jake mengecup kening Omeganya sebelum pergi, namun lengan bajunya menurun serasa ditarik oleh omeganya dengan pelan, "Ja-ngan.."

Jake kembali mendekat, membawa tangan omeganya yang semula menarik lengan bajunya untuk digenggam, "Jangan? Kau tidak ingin dokter mengobatimu?", Jake mengerjap bingung, mungkinkah omeganya takut terhadap pemeriksaan medis? "Baiklah, kau akan baik-baik saja. Akan kubawakan segelas air" Saat Jake hendak bangkit, lengan bajunya ditarik untuk kedua kalinya.

Sunghoon menggeleng kecil, wajahnya mengerut. "Alpha.. d-disini" semua begitu tiba-tiba, seperti sebuah palu kecil yang memukul jantungnya berkali-kali untuk membuat sekujur tubuhnya merinding oleh debaran yang datang. Setelah lama berdiam diri atas keterkejutan, Jake tersadar dari lamunannya dan tertawa, "Kau ingin aku tetap disini, Sayang?"

Sunghoon mengangguk.

Jake tersenyum kecil, "Baiklah, Ada hal lain yang kau butuhkan?"

Sunghoon menggeleng kembali, Jake hanya mengangguk pasrah, tidak ingin membuat omeganya kelelahan menanggapi semua pertanyaannya. "Baiklah, tidak ada lagi yang bisa kulakukan selain memberi feromon untuk menenangkanmu, mungkin ini bisa membantu tubuhmu merasa lebih rileks." Jake naik pada ranjang, bergabung dengan Omeganya dan membawa tubuh kecil itu kedalam pelukannya.

"Tidurlah, semuanya telah baik-baik saja, Luna."

-***-

Sencillo [JakeHoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang