Siluet & Love (episode 1)

34 15 0
                                    

Ditengah heningnya malam pada sebuah lorong asrama pria, seorang putri duyung dengan ekor putih sedang berenang di udara.

Tidak seorangpun yang terbangun apalagi menyadari kedatangannya.

Dia muncul bagaikan siluet yang terlihat di kala sinar rembulan tiba.

Ia mencari seseorang yang teramat di Idolakannya dari dunia manusia. 6 tahun lalu.. Pemuda itu datang bagaikan takdir yang menolongnya tanpa sengaja dari ambang kematian.

Sejak saat itu setiap harinya Putri duyung bernama Marion ini muncul ke permukaan laut hanya demi bisa melihat pemuda idamannya bermain sepak bola ditepi Pantai meski permainan pemuda itu terbilang konyol dan payah.

Tapi Marion salut, bahwa pemuda yang dicintainya itu tidak menyerah dengan kegagalan tersebut.

Sekarang usia Marion menginjak 22 tahun, perasaannya untuk dapat melihat pemuda itu secara lebih dekat menjadi tidak tertahankan lagi, hingga malam ini membuatnya nekat mencari-cari kamar pemuda itu.

Zesh..

Kedua tangan Marion segera berpegangan pada penyangga pintu berkaca transparan, itu Ruangan musik, "itu dia," gumamnya dalam hati.

Pemuda berwajah sangat imut nan sangat tampan itu tengah tertidur pulas dalam posisi terduduk dikursi di depan sebuah piano hitam.. Dan kedua tangan pemuda itu sebagai bantal darurat untuk menyandarkan kepalanya.

Marion tetap menjaga agar waktu disekitarnya berhenti, alasannya apalagi kalau bukan untuk menghindari cctv.

Dengan tidak percaya diri Marion turun ke lantai sambil merubah ekornya menjadi sepasang kaki manusia sekaligus mengganti penampilannya menggunakan gaun putih yang ujungnya dihiasi warna nila.

Ceklek

Pintu berhasil dibuka oleh Marion menggunakan sihirnya.

Sebenarnya Marion sangat tidak percaya diri berkenalan langsung dengan pemuda itu karena Marion tidak memiliki wajah yang cantik seperti Putri duyung pada umumnya, ah mau bagaimana lagi? Usianya sudah memasuki usia seorang duyung untuk menikah.

Marion menatap kepada pantulan cermin jendela, di lihatnya wajahnya yang tidak cantik tetapi wajahnya akan terlihat manis manakala ada senyuman dibibirnya.

Marion menghembus nafas berat, menoleh ke arah pemuda itu, membaca nama di nametag pada rompi hangat warna coklat muda sebagai luaran dari kemeja putih yang pemuda itu kenakan, "oh, jadi nama kamu Atlantis? Itu aja? Nama yang pelit," tersenyum ragu, mengetuk-ngetuk pundak Atlantis menggunakan ujung jarinya.

Begitu membuka mata.. Atlantis nyaris jatuh ke belakang dengan mata membelalak kaget, "s-siapa lo? K-kenapa bisa ada diruangan ini?"

Karena gerogi, Marion pun menghilang dihadapan Atlantis selama 3 hari.

°°

"Gue seriusan Nan.. Gue ngeliat kok, ngeliat setan pas ketiduran di asrama cowok," jelas Atlantis panjang lebar sambil mengunyah potongan buah naga warna putih yang telah dipotong dadu.

Ananda melepaskan sabuk pengaman untuk Atlantis.

"He-eh," kaget Atlantis tidak terima.

Ananda menatap kerutan tak suka di kedua alis adik kandungnya itu. Wajah tampan Ananda yang sesuai dengan umurnya yang sudah menginjak kepala 3, pun melukiskan senyuman puas sudah mengusili adik laki-laki nomor duanya tersebut.

Atlantis membuka pintu mobil, memberikan kotak makan berisikan potongan buah naga warna putih kepada Ananda, "nanti pas jam pulang kampus jangan jemput gue, gue bisa sendiri," katanya seolah-olah Ananda adalah adiknya.

SILUET and LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang