Ryan menatap Jendral di hadapannya dengan pandangan menusuk, Rasanya masih kesal bukan main. Sudah beberapa menit mereka di dalam ruang kerjanya, tapi sang anak masih saja bungkam dan menghindari tatapan nya. Merasa kesabarannya mulai menipis, pria tua itu mengetuk meja nya sebagai sinyal.
"Papa suruh kamu jelaskan Jen, bukan buat bengong"Jendral melirik sang Mama sekilas sebelum menatap Papa kemudian menghela nafas panjang.
"Aku kecolongan.""From what?"
"Dugaan awalku RJ dalang di balik ini semua-"
"No no no! Coba kamu jelaskan permasalahannya dari awal, kamu gak usah ikut panik gitu, Papa yang gak paham"
Tiana, si Mama, akhirnya bangkit dan berdiri di belakang Jendral untuk memijat pundaknya.
"Slowly~"Jendral mengangguk.
"Thanks Ma" Dia mengambil nafas banyak-banyak sebelum menghembuskan nya perlahan. "Jadi setelah aku ambil Zoey aku akhirnya ngerti kalau ada sesuatu yang salah. Papa selalu kirim persediaan vitamin ke panti kan? Tapi ternyata itu gak pernah sampai ke tangan anak-anak, termasuk Zoey, anaknya yang ngaku sendiri"Ryan seolah bertanya lewat ekspresi, tapi pria itu mengerti untuk tidak menyela cerita anaknya sekarang.
"Aku minta tolong ke Julian sama Jeriko buat cek keadaan di panti dan ternyata ada dana sekitar 500jt yang di gelapkan. Ya itu emang sedikit, tapi efeknya ke mana-mana. Udah, aku baru tau segitu Pa"
"Gimana bisa?"
"Seperti yang aku bilang pertama kali, aku menduga ini semua pasti perbuatan RJ. Aku jadi bingung Pa bener atau enggak tentang cerita kehidupan Zoey di sana kalau dari awal udah penuh kebohongan sama penghianatan begini..."
Ryan ikut termenung setelah mendengar itu semua.
"Kita selidiki dulu Jen, dan buat Zoey... sebaiknya kita pantau dia terus""Pa.... perasaanku gak enak semenjak aku tau tentang fakta ini- anak aku Pa..."
"Sayang... kita cari tau dulu kebenarannya ya? Belum tentu juga RJ pelakunya nak" Tiana menyela sembari memegangi pundak sang anak.
☁️🌝☁️
Jonathan melirik Julian, Julian melirik Jeriko, dan kemudian mereka kompak menatap si bungsu Zoey yang tengah memainkan game di handphone milik Jonathan dengan tenang.
Ketiganya ikut panik dan bingung harus bagaimana setelah di beri tau mengenai praduga tentang seisi panti juga keadaan sang adik.
Semuanya mulai terasa mencurigakan.
Mengakhiri sesi menatap, Jonathan mengamati Zoey yang dengan gesit menggerakkan jari membantai musuh lewat game survival yang sebenarnya cukup sulit, padahal baru saja dia ajari.
Jonathan sangat terkesan. Dia sudah membawa karakter game nya ke level yang tinggi susah payah selama berminggu-minggu, tapi adiknya hanya di ajari beberapa menit saja sudah mampu membawa karakternya itu naik 5 level ke atas.
Zoey pintar.
Dan dia akan lihat sampai mana kehebatan cara mainnya.
Jonathan menyeringai, kembali menatap kedua kakaknya memberi sinyal kemudian mengangguk kecil.
☁️🌝☁️
Zoey menatap langit-langit kamar, yang kini terlihat sangat terang tidak seperti sebelumnya. Melirik ke samping, netranya langsung menemukan sosok Julian yang tengah mengarungi alam mimpi dengan tangan kiri yang terlampir di atas perutnya.
Zoey menyingkirkan nya perlahan, kemudian pergi ke dalam kamar mandi setelah mengambil handphone milik Julian di atas nakas.
Dengan cekatan Zoey memasukkan kode pin yang sudah dia hapal. Bukan si pemilik yang memberitahunya, tapi dia sendiri yang berhasil mengintip dan di berkati memori yang cukup bagus untuk mengingat. Bahkan pin dan sandi milik Jeriko dan Jonathan pun dia masih hapal.
"Halo? Ini aku Zoey, dimana aku harus mengambil berkasnya?"'....'
"Ku usahakan"
'....'
Zoey menghela nafas.
"Ya, akan ku lakukan secepatnya, tunggu besok akan ku kabari lagi"'....'
"Hm..."
Telfon berakhir.
Zoey menunduk dengan tangan kiri yang menutupi separuh wajahnya, tak lama setelahnya tawa kecil keluar dari belah bibirnya. Rasanya mendebarkan, tapi menyenangkan.
"Maaf Dad- tapi aku bukan sebuah boneka manis mu yang lahir tanpa emosi, justru aku adalah pisau yang akan mengoyak mu dari belakang"Melihat wajahnya sendiri dari refleksi kaca, Zoey mendengus kala mengingat betapa payah dirinya saat trauma menyerang. Dia tidak akting di bagian itu, dia memang takut gelap dan ketinggian karena beberapa faktor. Tapi selebihnya? Dia sendiri cukup terkesan berhasil mendalami peran layaknya bocah yang kelewat polos.
"Kalau kau tak membuangku... aku tak akan begini"
Melihat betapa enaknya hidup keluarga payah ini, Zoey semakin merasa terbakar. Mereka semua hidup dengan bahagia.
Sementara dirinya di buang dalam kubangan, dan di pungut lagi?
Lelucon yang lucu.
Tapi dia tidak akan tertawa.
Tidak sekarang.
☁️🌝☁️
Zoey sudah memantapkan hatinya. 14 tahun di cuci otak membuatnya tak ada rasa simpati akan siapa yang ingin dia buat hancur.
Jendral Helmer Salvino.
Fucking Helmer Salvino.
Nama itu bukan sesuatu yang terdengar asing di telinganya. Dia tau segalanya tentang siapa sosok itu dan apa kaitannya dengannya.
Seseorang mengatakan banyak hal padanya. Dan semuanya buruk.
Jadi kau mengharap Zoey akan bertingkah bagaimana? Tulus, ceria, mencintai keluarganya dengan sepenuh hati?
Damn! Memikirkan nya saja dia jijik setengah mati.
Tapi demi seseorang, Zoey mau berlaku demikian. Demi seseorang itu pula dia rela menjadi kriminal. Karena sedari awal memang begitulah kehidupannya.
Tinggal di tempat perkumpulan penjahat berkedok panti asuhan?
Bayangkan saja sendiri.
💃🏻💃🏻💃🏻
HIDUP TIDAK SELAMANYA INDAH ADEEEEEEKKK😂
Rabu, 14 Juni 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
The process(REVISI!!!)
Short StoryZoey sekarang memiliki keluarga. Langkah pertama adalah adaptasi. Itu yang ter-sulit. Genre: Family Friendly:") Main cast: -Jeno -Doyoung -Mark -Haechan -Jaemin