Escapado

26 8 5
                                    

Miracles do happen in Rome



"Kapan berhentinya?" tanya Stefano seraya mencelupkan kepala Saturnio ke air terjun kolam di tengah taman labirin.

"Kalau bisa sampai dia membiru. Kita lihat jika matanya juga bisa berubah menjadi biru," tutur Marco.

"Sayang Enzo tidak mau melihat ini. Pria ini jadi lebih berani lama-lama tinggal di sini. Kapan bos akan mengawetkannya, sih?" keluh Eduardo.

Stefano menarik kerah belakang Saturnio. Mendengar napas pria berambut kecoklatan itu bernapas tidak teratur selama beberapa menit dia kembali mencelupkannya ke kolam. "Sampai dia benar-benar tidak waras atau lumpuh."

"Kita bisa membuatnya lebih cepat tidak, sih? Ayo cari setruman aki dan ceburkan ke kola mini bersama dengan banci ini."

"Tidak, kenapa kita tidak memasukkan taser kita dan lihat apa yang terjadi!"

"Taser gun akan kita rusak, Stupido!"

"Tidak perlu diceburkan sekalian, kita setrum saja dia sekarang."

Enzo memandang sekelompok kupu-kupu yang berterbangan di semak-semak mawar. Dia menarik napas dengan semua ketenangan ini. Suara erangan kesakitan Saturnio menggema di labirin. Enzo berpikir kalau tempai indah ini sungguh sia-sia karena penuh dengan orang jahat.

Saturnio menarik napas panjang sampai terdengar suara orang akan muntah. Tanah dan semilir angina dingin membuat paru-parunya kian sakit. Tawa para begundal yang sangat keras membuatnya hampir tuli. Dia tidak bisa mengangkat tubuhnya dengan benar. Luigi menendang perutnya lalu mengangkat Saturnio ke bahu dan berjalan kembali ke kamar. Saturnio tidak mau mengulang kejadian ini setiap harinya lagi. Namun di sisi lain, dia begitu lemas untuk bergerak.

"Bergeraklah ... bergerak lepas. Bebas ... bergerak dengan bebas," gumam Saturnio. "Saturnio kau bebas untuk bergerak sesukamu."

Perkataan motivasi itu membuat saraf Saturnio tersetrum. Namun, tidak membuatnya kesakitan, tetapi kembali segar dan sehat. Saturnio mengernyit kaget. Namun, dia mengabaikannya dan mendorong tubuhnya ke depan agar terlepas dari panggulan Luigi dan mendarat dengan bersalto. Keempat begundal itu pun terkejut ketika Saturnio bisa lepas dan menukik cepat seraya menghilang dari pandangan.

Saturnio bersembunyi di salah satu dinding tanaman merambat. Membiarkan para begundal itu berlari tanpa arah yang jelas. Dia berencana pergi ke pinggiran labirin untuk mencari gerbang keluar. Saturnio sempat menemukan peta yang dipahat di bebatuan marmer dan melihat ada satu gerbang keluar di antara gerbang-gerbang yang dipenuhi tanaman tertentu.

Saturnio pergi ke arah yang berlawanan dari para begundal yang mengejarnya. Dia terus lurus ke depan dan hanya akan belok jika ada dinding yang menghalangi. Akhirnya saat dia sampai dia melihat sebuah pintu gerbang ke salah satu jenis tanaman. Mendengar langkah kaki, Saturnio tidak mempunyai pilihan lain. Dia membuka pintu pagar itu tetapi tidak memasukinya. Stefano dan Marco mengecek ke dalam, Saturnio menutup pintu dan menguncinya. Membiarkan para begundal itu berkencan dengan tanaman beracun.

Saturnio lalu berlari lagi sembari melihat pintu-pintu di pinggir. Dia hampir kehilangan harapan ketika akhirnya melihat gerbang besar ke sebuah hutan. Gerbang itu memiliki kunci digital yang terhubung ke keamanan pusat kastil. Sebelum Saturnio tersentak ketika Luigi dan Eduardo berhasil menemukannya. Enzo juga berada di depan Saturnio. Tidak ada lagi celah karena ketiganya menyudutkan Saturnio.

"Sudah cukup, kembali ke kamar sekarang kalian. Jangan bermain-main lagi," tukas Enzo.

"Kukira kalian mau mengajakku berkeliling," ledek Saturnio.

Saturn: Fallen of TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang