Sepi yaa 😅
Cung sapa yg rindu cerita ini?
BRAK.
"HYUNG, JISUNG PULANG!"
"YUHUUU, SPADAA...."
"Berisik Jisung."
"Hehee, Hyung tadi aku bertemu dengan Nana Hyung, tapi tadi Nana Hyung dengan seorang anak kecil tapi gendut terus kulitnya nda putih, itu siapa hyung?"
"Kau tidak tau dia siapa?"
"Eum, tidak."
"Tadi kenapa tidak berkenalan dengannya?" tanya Chenle sambil mengelus Surai hitam milik Jisung.
Jisung menjawab dengan mencoba memposisikan tidurnya dengan nyaman,"Dia menakutkan Hyung."
"Aishh... Menakutkan darimana? Yang ada dia sedikit miring," ucap Chenle.
"Miring? Tapi tadi dia lurus Hyung,"
"Au ah! Nanti kau berkenalan dengannya, saat kita bermain bersama."
"Oke Hyung."
Setelahnya hanya memfokuskan diri pada tayang televisi yang sedang menyala itu, dengan Jisung yang bersandar di dekapan Chenle.
Tidak lama, terdengar suara pintu diketuk. Lalu muncullah dua orang dewasa sambil membawa koper.
"Anak-anakku." Chenle dan Jisung mengalihkan pandangannya disaat suara lembut itu terdengar.
"Mamii!!" Teriak keduanya.
"Apa kalian sudah makan?" Mereka berdua hanya mengangguk. "Baiklah, sekarang kalian tidur ya, Ini sudah larut. Tidak baik, jika tidur terlambat."
"Okee, mami. Kita pergi tidur yaa, good night mam," ucap Chenle.
"Mam, good night." Disusul Jisung.
***
Di kamar chenji.
"Hyung."
"Ada apa?"
"E-eum anu Hyung."
"Apa Jisung-ah."
"Apa Hyung tidak penasaran dengan hal orang dewasa?"
"Hah? Seperti apa?"
"Seperti Kiss?"
"Jisung-ah, kau selalu menciumku, jadi aku tidak pernah penasaran akan hal itu."
"Oh iya ya, aku sering menciummu Hyung. Tapi Hyung, guanlin bilang, ada yang lebih enak dari pada kiss."
"Apa itu?"
"Eumm, apa ya? Sepertinya aku melupakan itu Hyung."
"Haissh. Kau ini," kesal Chenle.
Hening kemudian, Chenle dan Jisung hanya menatap langit-langit atap rumah, sambil memikirkan apa yang dikatakan oleh Jisung. Hah, semoga adiknya ini tetap pada kepolosannya.
Tanpa siapa yang memulai lebih dulu, mereka tidur dengan saling memeluk. Dengan tangan Jisung yang tetap mengelus punggung kecil milik Chenle.
Jisung yang masih memikirkan obrolannya dengan guanlin, sebenernya dia mengingatnya dengan jelas, namun iya takut. Jika Chenle nantinya akan menjauhinya.
Dengkuran halus mulai terdengar, dan itu menjadi penutup hari untuk hari ini yang sangat melelahkan.
☀︎☁︎☁︎☁︎☀︎☁︎☁︎☁︎☀︎☁︎☁︎☁︎☀︎☁︎☁︎☁︎☀︎☁︎☁︎☁︎☀︎
Jika malam sudah lelah menopang waktu, maka bulan pun menyerahkan takhtanya pada surya. Di mana cahaya kembali menjadi penguasa dan mentari adalah raja. Pagi itu embun menitik pada helaian rumput, memberi lembab pada tanah yang mulai basah seakan menangis. Perlahan cahaya turun singgah pada bumi. Harum tanah menyirak menimbulkan aroma.
Perlahan mata indah itu terbuka, ia melihat sekeliling dengan kesadaran yang belum stabil. Ia, melihat dada bidang yang menjadi sandarannya, jangan lupa dengan tangan seseorang yang masih memeluknya dengan erat.
Cups...
"Morning Hyung."
"I-iyaa Morn!"
"Baiklah, kita cuci muka setelah itu pergi sarapan, tadi Mami kesini membangunkan kita, tapi Hyung tidak bangun."
Chenle terdiam, "Ahh. Sepertinya aku kelelahan, jadinya aku tidur terlalu lepas."
"Karna kelelahan atau karna aku peluk?"
Chenle yang mendengar itu langsung menjauhkan badannya, lalu dia pergi begitu saja ke kamar mandi tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Ck, ck, ck Hyung kau sangat menggemaskan!"
"Baiklah, ayo kita mulai hari ini dengan awalan yang membahagiakan!"
*Aaa sorry, aku kelupaan kalo masih punya ceritaa yang belum selesai, kalian masih minat ga baca cerita ini?*
KAMU SEDANG MEMBACA
[New] My Step Brother - Chenji
Fanfiction^^Follow me First^^ Vote Komen, kalian diperlukan dicerita ini. Chenle dan Jisung merupakan adik-kakak, namun suatu hari ada kesalahan dalam kehidupan mereka. "Aku hamil." "Apa? Gugurkan saja." "Kau gila, dia benihmu yang tertinggal. bajingan!!"...