BAB 2

460 81 18
                                    

Suara musik bergema, memecah malam, kontradiksi untuk sebutan malam yang sunyi di luar sana, namun gila dan panas di dalam diskotik elit kelas atas ini.

Yibo datang terlambat, sebenarnya dia enggan, tetapi Dalu menghubunginya berkali-kali dan mengatakan ada yang baru, masih rapat.

Yibo ingin mengutuk Dalu, setelah mengetahui jika yang dimaksud Dalu adalah para pria cantik gemulai yang dia kumpulkan. Kawannya sudah mulai terobsesi dengan lelaki cantik, setelah merasakan jepitan sempit lubang surga lelaki itu, sepertinya dia benar-benar telah melupakan lubang hangat wanita.

"Yibo? Bagaimana? Yang mana yang kau pilih?"

"Aku pass!" Yibo sungguh tak tertarik dengan permainan Dalu saat ini.

"Cobalah dulu! Kau pasti akan ketagihan, kau tau? Awal pun aku tidak tertarik, tetapi setelah merasakan milikku dijepit dan diremas di dalamnya. Kau pasti akan teriak keenakan."

Dalu sepertinya sudah mulai mabok. Karena saat ini ucapannya kacau dan tanpa rasa malu, dia tengah memaksa salah satu lelaki manis itu untuk memuaskannya. Ayunga sama saja. Dia sibuk memilih.

Yibo tampak bosan, memperhatikan pandangan ke sekitar. Dan matanya tertuju kepada sosok manis tak asing di pojok kiri yang berjarak kurang dari 5 meter.

"Bos, aku pulang duluan, ya?"

"Tunggulah, tunggu sebentar lagi, kita baru mulai."

Pemuda itu tampak ingin bangun, tetapi langsung ditarik dan jatuh ke dalam pangkuan seseorang yang sangat Yibo kenal.

Jingyu keparat! Bagaimana bisa dia juga ada di sini!

Jingyu yang melihat Yibo tengah memperhatikannya semakin menjadi.

"Zhan, tunggu dulu, cium aku dulu baru kau boleh pergi."

Zhan dengan tak punya belas kasihan. Mendorong wajah Jingyu dan meninggalkannya.

"Tak akan! sana minta cium sekuriti bertubuh kekar itu saja! Aku mau ke toilet!" Zhan menanggapi perlakuan Jingyu dengan bercanda.

Yibo beranjak, berniat mengikuti.

"Kau ingin ke mana?" Ayunga bertanya.

"Kenapa kau tidak memberitahuku jika ada Jingyu?"

"Ah, aku lupa!"

"Kau juga lupa memberitahuku jika kafe yang kita kunjungi tempo hari adalah miliknya?"

.
.
.

Dari balik jendela, tampak mentari mengintip, cahayanya menyentuh wajah manis yang sedang tertidur pulas, dia perlahan akhirnya bangun, sudah lama sekali dia tidak merasakan tidur yang begitu pulas di kasur keras di kos-kosan sempitnya. Tapi kenapa kali ini kasur kerasnya berubah menjadi sangat nyaman.

Rasanya dia ingin bermalas-malasan dulu. Namun, dia segera membuka matanya yang masih setengah mengantuk setelah mendengar suara pintu terbuka, dia begitu kaget karena tidak ada orang lain lagi yang tinggal di kosan sempitnya itu, lalu, siapa yang datang? tidak lama nampak seorang lelaki dengan pakaian yang kusut dan beberapa kancing baju terlepas.

Kesadaran Zhan kini telah kembali sepenuhnya, dia tampak terkejut, dia tidak dapat mengenali lelaki yang sedang berdiri di hadapanya itu, begitu juga dengan kamar yang sedang dia tempati saat ini.

Wajah Zhan mulai tidak enak, dia memang tidak dapat mengingat jelas apa yang terjadi semalam, tapi tatapan orang di hadapan Zhan masih dapat dia kenali, tatapan yang sama dari orang yang seminggu yang lalu datang ke kafe tempatnya bekerja.

Tanpa menunggu lama Zhan langsung bergegas bangun dari tempat tidur, instingnya berkata untuk segera menjauh dari lelaki tersebut sekarang juga.

Betapa terkejutnya dia saat selimut itu terjatuh bersamaan dengan tubuh telanjang Zhan yang terekpose di depan lelaki tersebut, dengan segera Zhan menarik selimut itu kembali.

YOU MUST BE MY LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang