180 Degree; 3

2.5K 286 2
                                    

~oOo~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~oOo~

Suara gelak tawa berbahagia terdengar ke seluruh penjuru ruangan apartemen, suara tersebut berasal dari sang ibu mertua yang sedang tertawa bersama dengan wanita yang dikenalkan beliau dengan nama Katarina, nama wanita tersebut begitu sangat cantik hingga membuat Renjun merasa sangat insecure ketika melihat sikap dan perilaku wanita tersebut yang terbilang sangat anggun.

Renjun masih berada di apartemen Jeno, setelah sang ibu mertua memintanya untuk membuatkan hidangan makan siang untuk 2 porsi. Bahkan Renjun tidak pernah makan berdua dengan ibu mertuanya selama dia menikah dengan Jeno.

Kini posisi Renjun masih berada di dapur, tubuhnya tidak bisa di kendalikan dan otaknya pun tidak dapat berpikir dengan baik ketika melihat interaksi antara sang ibu mertua dengan wanita cantik tersebut yang begitu akrab dan begitu sangat bahagia berbeda ketika bersamanya, itu membuatnya iri.

Banyak pikiran negatif menghantuinya walaupun memang selalu begitu setiap harinya namun ini yang paling parah hingga di rasa kepalanya nyaris ingin meledak karena terlalu banyak menampung pikiran negatif tersebut.

Tubuh Renjun tidak bisa dikendalikan dengan baik, dia takut jika sang ibu mertua melihat keadaannya yang seperti ini sang ibu mertua pasti akan menganggap dirinya sakit jiwa.

Walaupun memang itu faktanya.

"Mama, kenapa mama kesini. Siapa wanita ini?" Suara berat Jeno terdengar.

Mendengar suara tersebut Renjun cukup merasa lega.

Sedangkan disisi lain, susana ruang tamu berubah menjadi mencengkam karena kehadiran Jeno disana.

Sang ibu menatap anak tampannya itu dengan ekspresi ramahnya. "Memangnya mama tidak boleh mengunjungi rumah anak mama?"

Jeno memijat pelepisnya lalu kembali menatap sang ibu, dia tidak habis pikir dengan sikap sang ibu. "Mama tidak izin, bagaimana pun juga mama perlu izin karena ini rumah Jeno"

"Maafkan mama, mama lupa. Oh yah Jeno, ini kenalkan teman anak mama namanya Katarina, dia seusia dengan mu. Bagaimana? Cantik kan?" Kata sang ibu, dia mengusap rambut panjang bergelombang milik Katarina.

Sedangkan Katarina tersenyum malu kepada Jeno yang memang sedang menatapnya. "Hallo Jeno, aku Katarina"

"Ya ampun kamu cantik banget, mantu idaman banget" Kata sang ibu.

"Apalagi ini, ma?" Kata Jeno, dia merasa sangat jengah ketika sang ibu lagi lagi mengenalkannya kepada perempuan disaat dia sudah memiliki status yang sah.

Sang ibu masih mempertahankan senyumnya. "Kenapa? Hanya kenalan saja, hitung hitung membangun relasi. Katarina juga punya bisnis yang sama dengan mu, kali saja kalian ingin bekerja sama? Bukankah itu sangat bagus?"

"Renjun, dia bilang ada disini. Dimana dia?" Kata Jeno.

Mendengar nama Renjun disebutkan, mood sang ibu seketika berubah. "Ada Katarina, kamu gak mau ngobrol dulu sama Katarina?"

180 DegreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang