180 Degree; 5

2.6K 278 18
                                    

~oOo~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~oOo~

Suasana pagi yang sangat dingin, Renjun memakan sarapannya dengan baik bersama dengan Jeno yang sedang melakukan hal yang sama sepertinya. Pagi ini Jeno sarapan di rumah mereka setelah hampir 4 minggu Jeno tak berada di rumah, entah kesibukan apa yang tengah dilakukan oleh Jeno sehingga tidak bisa menyempatkan diri hanya untuk sekedar singgah sebentar di rumah.

Setelah kejadian seminggu lalu mama Lee dan Katarina berkunjung ke rumah mereka, mulai saat itu keadaan berubah 180 derajat oh atau mungkin sikap dan perilaku Jeno yang berubah sangat drastis hingga Renjun tak bisa mengenali Jeno dengan baik.

Renjun berusaha untuk berpikir positif walaupun pada nyatanya dia tidak bisa, selalu pikiran negatif tentang Jeno yang menyerang pikirannya itu membuatnya sangat lelah.

Suasana di rumah sebesar ini sangat dingin, bukan karena faktor dari cuaca melainkan memang atmosfer yang di bangun oleh kedua orang tersebut yang sedang sibuk dengan pikiran dan dunianya masing masing.

Renjun tidak tau dia akan bertahan sampai mana jika keadaannya sudah berubah seperti ini. Renjun sangat tersiksa melihat semuanya berubah.

Jeno, pria tampan itu sudah berubah. Jeno sudah tidak semanis dulu dan kepercayaan diri Renjun sudah mulai goyah. Pikiran negatif mulai menghantui Renjun akhir akhir ini setelah menemukan sebuah noda lipstick pada kemeja milik Jeno.

"Mas ini weekend, mas ada acara di luar?" Renjun membuka obrolan, memberanikan diri untuk memulai percakapan setalah selama kurang lebih 20 menit hanya berdiam di tempat yang sama dengan Jeno.

Jeno menyahuti, dia segara beralih fokus kepada Renjun yang tengah menatapnya. "Ada. Kenapa?"

Meringis dalam diam ketika nada suara Jeno yang terbilang cukup dingin, ada apa sebenarnya dengan Jeno? Apa yang membuat Jeno menjadi seperti ini? Ini bukan Jeno yang Renjun kenal.

"Kerjaan lagi banyak ya mas?" Kata Renjun.

"Tidak juga. Ada apa, Renjun? Kamu butuh sesuatu? Kamu bilang obat kamu habis? Saya baru ingat omongan mu 3 hari yang lalu" Kata Jeno.

"Enggak kok. Itu udah aku ambil sendiri" Kata Renjun.

Jeno terdiam beberapa saat hingga suara dering ponsel yang menginterupsi pendengaran Jeno, pria tampan itu segera mengangkat panggilan tersebut lalu pergi dari ruang makan sana.

Kosong, kursi yang sehabis di dudukan oleh Jeno kosong mungkin perasaannya juga kosong hilang pergi entah kemana. Renjun hanya bisa diam, dia tidak tau harus berbuat apa karena pikirannya benar benar kosong.

Banyak kejadian akhir akhir ini yang menimpa Renjun secara bertubi tubi, sang ayah yang kembali menghubunginya setelah 7 tahun lamanya lost contact, lalu perubahan sikap dan perilaku Jeno, dan terakhir tentang penyakit psikologinya yang tidak ada tanda tanda perubahan.

180 DegreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang