9

263 21 2
                                    

Kimetsu no Yaiba

Disclaimer
Koyoharu Gotōge

YeloGum

Author
Mizun

Pairing
Kamado Tanjiro
Agatsuma Zenitsu

'Surat dari Pilar Batu'

.
.
.

Tanjiro sedang duduk di teras depan yang menghadap taman kecil dengan pepohonan rindang, menyesap teh di pagi hari yang sejuk ini tentu saja bersama istrinya tercinta. Namun mereka berdua hanya fokus untuk menikmati suasana pagi.

Angin lembut menyapu keduanya, sinar mentari menerpa, burung-burung berkicau, pepohonan dan rumput bergoyang mengikuti semilir angin yang menuntunnya.

Tanjiro menyesap teh hijaunya, lain dengan Zenitsu yang sedari tadi memejamkan matanya menikmati sinar mentari. Keheningan ini luar biasa. Mereka juga tak memiliki niat untuk mengakhiri keheningan ini.

Hingga beberapa saat, tangan kanan Tanjiro. Penjaga yang selalu bersama Tanjiro saat bekerja datang, ia berdiri dibelakang sebelah kiri tuannya. Lalu duduk perlahan menyerahkan satu gulungan surat. Terlihat jelas gulungan ini dari siapa.

Sebenarnya surat ini sudah sampai kemarin siang, namun Tanjiro sibuk memanjakan istrinya sore itu, hingga malam semakin larut Tanjiro benar-benar tidak kembali ke ruangan kerja nya. Katakan saja, surat itu bukanlah prioritas Tanjiro jika berhadapan dengan sang istri.

Tanjiro membuka gulungan itu dengan perlahan, membaca kalimat demi kalimat yang tertulis disana. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi apapun. Hingga sampai pada baris terakhir isi dari gulungan tersebut


Permintaan kecil dari sekutu anda ini pastilah bukan hal yang sulit, saya meminta secara pribadi kemurahan hati anda. Saya akan selalu menunggu persetujuan anda untuk hal ini. 

Pemimpin Wil. Barat
Pilar Batu, Gyomei Himejima

Tanjiro menggulung kembali surat tersebut, matanya terpejam mencoba memikirkan permintaan dari Gyomei di surat itu. Mungkin saja ini adalah hal yang sulit bagi Tanjiro namun ia harus kembali memikirkan segala kemungkinan dalam persetujuan ini. Ia akan memikirkannya sedikit lebih serius.

"Kanai-san" panggil Tanjiro pelan namun tak merubah nada dalam panggilan itu, terdengar sedikit dalam.

"Ha'i Shujin-sama" sahut Zenitsu tanpa menoleh, ia masih menyatu dengan angin yang membuatnya tentram.

"Aku akan berkunjung ke Wilayah Barat" Tidak ada tanggapan dari Zenitsu, dia masih menikmati angin yang menerpa wajahnya.

Zenitsu membuka matanya dan menatap pepohonan yang bergoyang ditiup angin, ekspresinya datar, dia menyadari bahwa ada kemarahan dalam dirinya namun ia menahannya. Tanjiro bahkan belum sebulan berada di rumah dan akan pergi lagi, dia tau kalau suaminya adalah pemimpin yang memiliki tanggung jawab besar, dia tidak akan membuat suaminya merasa terbebani karena perasaannya.

"Hati-hati diperjalanan" suaranya begitu lirih, Zenitsu memang mengizinkannya tapi Tanjiro menyadari bahwa ada rasa tidak rela dari istrinya.

"Tinggalkan kami"

Penjaga itu menghilang dalam sekejap bersama gulungan surat tadi, Tanjiro mendekat pada Zenitsu dan memeluknya dari belakang, meletakan dagunya di pundak sang istri lalu mengecupnya. Dia bertanya dengan lembut.

YELOGUM_NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang