"Aku mau putus! Kamu ngerti gak?!"
"Hambar! Apapun yang bakal kamu lakuin, itu udah gak ada ngaruhnya lagi sama aku. Aku udah gak suka sama kamu!"
"Kav, aku gak mau. Kita udah 6 tahun Kav. Masa hanya karna bosan, kita jadi putus sih. Engga ya. Udah kamu tenangin diri kamu dulu ya, kalau udah tenang kamu datang ke aku. Oke?" Ucap lirih seorang gadis yang sedang terduduk memegangi kaki kekasihnya yang bersiap untuk pergi dari apartemennya
Pria itu mendengus dan mencoba melepaskan genggaman tangan gadis itu dari kakinya, namun nihil.
Kavin. Pria yang berprofesi menjadi seorang Manajer Keuangan di salah satu perusahaan besar dikotanya, mendudukkan kembali bokongnya disofa apartemen kekasihnya. Membuang pandangan agar tak menatap kekasihnya yang masih memohon untuk tak menyudahi hubungan mereka
Gadis itu mendongak untuk menatap kedua bola mata Kavin, tetapi gadis itu harus menelan pil kepahitan karena Gavin tak mau menatapnya barang sedikit pun.
Mata gadis yang bernama Chelsea itu mulai memudar, air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya siap untuk jatuh. Cengkraman pada kaki Kavin semakin erat, seiring dirinya menahan tangisnya untuk tidak jatuh. Dirinya takut Kavin akan melontarkan kata-kata, seperti..
"Apa?! Nangis? Kamu selalu aja nangis kalau aku minta putus. Cuma punya air mata buat nahan aku? Kamu pernah gak dengarin kata-kata aku buat kurusin badan? Engga kan! Aku malu tau gak pacaran sama kamu. Aku malu diejekin teman-teman kerjaku, karna punya pacar yang badannya bukan seperti anak gadis!" Baru saja kata-kata tersebut tak ingin didengar Chelsea, tetapi Kavin kembali melontarkan kata-kata yang sama saat Chelsea menangis minta untuk tidak mengakhiri hubungan.
Air mata Chelsea lolos melewati pipi merahnya. Isakannya semakin besar saat Kavin kembali berkata dengan suara besar memenuhi apartemen kecil miliknya.
"Aku malu! Kamu gendut! Apa yang bisa aku banggain dari kamu! Kamu bahkan putus kuliah!"
Kata-kata itu terus saja Kavin lontarkan, membuat dada Chelsea semakin nyeri.
Ingin rasanya dirinya membalas semua perkataan Kavin dengan "Aku putus kuliah karna beliin semua barang-barang kamu. Bayar cicilan mobil kamu, bayar biaya hidup kamu. Bahkan aku sampai menyewa apartemen yang kecil hanya untuk membayar itu semua. Aku kerja pagi ke malam, dan semua gajiku itu untuk kamu. Kalau kamu lupa, kamu bisa sampai sebesar ini juga karna aku Kavin!" Tapi kata-kata itu tak sanggup untuk Chelsea lontarkan karena takut jika masalah mereka semakin besar, dan Kavin benar-benar meninggalkannya