prolog

2 2 3
                                    

cahaya itukini menyinari seisi bumi,menembus setiap sela-sela kegelapan, ditemani bayangan yang semakin memanjang.
salah satu cahaya itu menembus salah satu jendela,menyorot lembaran buku yang sedang menulis.seorang gadis menghentikan tulisannya dan melirik ke luar jendela,menatap langit sambil berkata dalam hatinya

"oh,sudah pagi yah."

gadis itu berdiri dri kursinya lalu pergi ke toilet.
beberapa jam bersiap-siap,diapun turun ke lantai bawah untuk sarapan. dengan muka datar seolah kebahagiaan itu sedang padam.

"selamat pagi ndo....."sambut bibi,pembantu di rumahnya sambil menyimpan menu makanan pagi ini

"hm,pagi." jawabnya singkat lalu duduk dan mengambil piring

"hallo,iya iya saya segera kesana.urussaja dulu semua berkas-berkas yang saya suruh dan siapkan ruangannya." ucap Gibran ayah gadis itu sambil jalan kesana kemari mengambil barang ini dn itu

"iya,berapa uang yang sudah masuk hri ini?,atur dulu semuanya.saya percayakan sama kamu beberapa menit lagi saya ke sana ya." ucap Berlin bunda gadis itu

"bi,semua udah di siapkan ?"

"sudah nyonyah,semua sudah ada di mobil"

"makasiya bi."

"dadah sayang ayah duluan"ucap Gibran sebari mencium pipi anak gadis nya

"bunda juga sayang, semangat ya... bay... bunda sayang Karin..! " ucap Berlin sambil bergegas pergi

gadis itu mengusap bekas kecupan orangtuanya,berhenti makan dan mengambil tasnya.

"terimakasi kebersamaan yang semunya bunda ayah." gumam Karin lalu melangkah pergi

"dah, bibi. makasi juga buat masakannya." lanjut Karin lalu menutup pintu rumah

"ndo,bibi ngerti sekali dengan prasaanmu" ucap hati bi unah.

hy,nama gue Karina Widiya lahir di  Jerman di besarkan di jaksel,jakarta selatan kota keras padat aktifitas, ayah gue orang Jerman sementara bunda gue orang Jaksel. Mereka bertemu di kampus yang sama karna bunda kuliah di luarnegri
dilahirkan di keluarga banyak harta tapi minim kehangatan keluarga membuatku geram,berbagai cara telah aku lakukan tapi tetap saja panggilan telpon dan surat pos menjadi penghalang.

hari ini seperti biasa semua sibuk dengan dunianya, Karin yang sudah terbiasa dengan semunya hanya bisa pasrah dan menikmati yang bisa ia nikmati saja.

ponselnya mengeluarkan gelembung notif dari orang tuanya

"sayang,kami sudah TF 50 juta untuk uang sakumu ya,siapa tau ada hal yang ingin kamu lakukan atau apapun itu. jangan di lakukan dengan hal aneh, ayah sayang kamu"

Karin mengecek saldo di aplikasi bank nya 250 juta uang tertera di tabungannya.

"hm" sebari tersenyum setengah Karin menutup kembali ponselnya dan melanjutkan pergi ke sekolah

hari ini adalah hari pertama setelah libur panjang Karin masuk kembali sekolah.

"semoga gak telat." ucapnya lalu menambah kecepatan motornya


INI UNTUK KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang