BAB 1

254 26 2
                                    

"Hay culun mau kemana? " Tanya Arvin.

"Maaf kak aku enggak akan berani nyentuh teman kakak" ujar seorang pemuda.

"Hah maaf, gua Arvin tak ada kata maaf"

"Vin biarin dia pergi" ujar teman Arvin.

"Lu ngacok ya masak lu biarin pergi" tanpa membuang-buang waktu pemuda itu pun lari dari Arvin.

"We jangan kabur"

"Vin biarin" teman nya mencoba menghentikan Arvin agar tidak mengejar pemuda itu.

"Ahah, kenapa dengan lu "

"Lu lupa gua ini seperti apa? " dia melemparkan senyuman kecilnya ke Arvin.

"Gua tau, tapi ini tangan gatel ingin mukul orang"

"Lagi pula yang dia ganggu itu adi gua kenapa lu yang repot"

"Tapi dia udah gua anggap sebagai adik gua jugak"

"Sudah sudah daripada lu marah-marah gini mending kekampus aja, udah telat"

"Tenang aja tinggal di sogok tu dosen pasti enggak di hukum"

"Gua rasa rencana lu itu enggak akan berhasil"

"Gua Denger-denger ada dosen baru"

"Ya tinggal di sogok aja"

"Bukan apa-apa ya, tapi ni dosen itu di takuti oleh para mahasiswa"

"Kenapa? "

"Gua jugak enggak tau"

"Ayo jalan mumpung belum telat" mereka pun pergi menuju ke kampus.





.



Mereka pun sampai di kampus dan kebetulan mereka tepat waktu.

Setelah itu mereka pun istirahat dan pergi untuk mengisi perut mereka yang kosong.

"Lu tau gua laper banget"

"Siapa suruh enggak sarapan"

"Ya itu kar.... " Kata-kata Arvin terpotong karena teriakan para wanita.

"WAHH LIHAT DIA DISINI" ujar salah satu wanita.

"Dia ganteng sekali"

"Guaa mau jadi pacarnya" semua wanita itu pun ribut ingin menjadi pacar seorang yang mereka lihat sekarang.

"Napa sih tu ciwi-ciwi pada ribut" tanya Arvin.

Arvin melihat seorang pemuda di tengah-tengah para wanita itu terlihat sangat tampan.

"Dia.... "

"Oh dia Marvel orang yang populer di kalangan para wanita di kampus ini" ujar temanya.

"Marvel? "

"Lu enggak tau, dia terkenal karena ketampanannya dan memiliki sifat dingin, cuek dan apa lagi gua lupa"

"Kenapa lu memujinya"

"Gua enggak memuji itu fakta"

"Kayaknya dia menarik" batin Arvin.

Di sisi lain ada seorang wanita memberikan coklat ke Marvel dan Marvel menerimanya tanpa senyum sama sekali.

Setelah menerimanya Marvel pun pergi meninggalkan para wanita itu.

"Ayo pergi gua udah kenyang" ujar Arvin.

Mereka pun pergi dan tidak disangka mereka bertemu dengan Marvel, dia berdiri di dekat tong sampah dan membuat coklat yang diberikan oleh wanita tadi.

"Hay kenapa lu membuangnya? " tanya Arvin Marvel pun menoleh ke arah sumber suara itu.

"Ada apa? "Tanya Marvel.

"Gua tanya kenapa lu membuangnya?"

"Oh ini, bisa membuat diabetes" Marvel pun pergi dari sana tanpa mengatakan apa-apa lagi.

"Dia... "

"Mmm, kedokteran" ujar teman Arvin.

Arvin sangat kesal merasa di abaikan oleh Marvel tapi kalau di ingat-ingat dia pernah melihat Marvel di salah satu panti dan seperti sedang bermain dengan anak kecil dan bertingkah seperti anak kecil.

"Apa bener dia memiliki sifat dingin dan cuek? " ujar Arvin.

"Lu bilang apa? "

"Enggak ada, ayo pergi"


















.















Ini sebagai pembukanya mungkin di bab selanjutnya akan agak panjang.
















Next atau tidak?

Loved by three menTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang