Setelah pertemuan Arvin dan Marvel itu membuat pikiran Arvin menjadi tidak tenang didalam pikirannya terdapat bayang-bayang wajah Marvel.
"Kenapa dia sangat menarik? " ujar Arvin.
Sekarang Arvin sendirian didalam kamarnya dengan menatap bintang-bintang dilangit melalui jendela.
.
Keesokan harinya Arvin datang awal mungkin dia tidak bisa tenang karena terbayang-bayang wajah Marvel.
"Jangan melamun nanti kesambet" ujar seseorang.
Arvin yang mendengar suara itu reflek menoleh ke belakang.
"Lu gua kira siapa? " ujar Arvin.
"Ayolah ketua geng black lightning melamun sendirian"
"Ayo katakan apa yang lu pikirkan? " orang itu duduk di samping Arvin.
"Enggak ada"
"Vin jujur aja apa yang lu pikirkan"
"Farel bisakah lu jangan kepo"
"Enggak" Farel hanya menanggapi Arvin dengan senyuman.
"Stress"
"Udahlah ayo masuk entar di hukum"
.
"rel gua denger ada Dosen baru, apa lu tau? "Tanya Arvin.
" Mmm , ada apa? "
"Tidak juga gua hanya tanya"
"Iihhh si bangsat kalau engga but"
Setelah itu dosen mereka pun datang dengan wajah yang datar semua mahasiswa yang melihat itu pun merasakan aura dari wajah Dosen baru mereka.
"Dia adalah Dosen baru kalian, dia yang akan menggantikan pak Hendra"
"Ya buk" ujar semua mahasiswa.
"Seperti yang dikatakan tadi saya adalah Dosen baru kalian, nama saya adalah Vion dan saya akan menyebutkan apa saja peraturan saat dalam jam mata pelajaran saya" ujar Vion.
"Yang benar aja langsung dikasih peraturan" batin Arvin.
.
Setelah selesai dengan kampusnya Arvin pergi ke perpustakaan bukan untuk belajar melainkan untuk melihat Marvel.
Yang dia dengar-dengar marvel sering pergi ke perpustakaan setelah kampus.
"Dia sangat kutu buku" ujar Arvin.
Dia terus mencari Marvel di dalam perpustakaan itu tapi itu sulit mungkin karena di sini sangat luas dan ada banyak orang.
"Sial siapa yang membangun ni tempat luasnya minta ampun cok"
"Vin lu disini" ujar Farel yang melihat Arvin ada di tempat paling dibenci oleh ketua geng black lightning.
"Lu, kenapa lu disini? " Arvin tidak menyangka kalau akan bertemu Farel disini bisa-bisa reputasinya bisa hancur ni.
Tunggu-tunggu Arvin baru ingat Farel sama sepertinya tidak suka belajar jadi kenapa dia ada di sini.
"Guaaa ingin meminja buku"ujar Arvin.
" buku?, setahu gua lu enggak suka yang berkaitan dengan belajar kan"
"Ye siapa bilang minjam buku untuk belajar aja"
"Teruss"
"Ya untuk senang-senang"
"Misalnya? "
"Buku ini " Arvin menunjukkan salah satu buku ke Farel.
"Bercinta?, Mmm daripada membaca lebih seru kalau menontonnya"
"Serah gua"
"Sudahlah ayo kita duduk dan membacanya"
"Tunggu lu belum kasihtau gua kenapa lu disini"
"Oh gua, sama seperti lu" setelah itu mereka pun pergi mencari tempat duduk.
"Vin jawab gua jujur tujuan lu kesini apa? " Farel tidak percaya kalau Arvin mau meminjam buku terlebih lagi Farel sempet dengar Arvin mengoceh tentang sesuatu.
"Ok gua jujur gua kesian mau cari orang"
"Orang? Siapa? "
"Jangan kepo deh lu"Farel tidak ingin ribut dengan Arvin jadi dia lebih baik diam saja walaupun dia ingin memukul Arvin.
Karena perpustakaan ini cukup besar jadi disini ada dua lantai Arvin dan Farel ada di lantai 2 mereka bisa lihat apa saja yang ada di lantai 1.
Arvin terus melihat kesana kemari dia terus mencari Marvel.
Setelah itu dia menemukan Marvel yang sedang membaca buku, Farel yang melihat Arvin terus mengarahkan pandangannya ke bawah dia pun jadi penasaran apa yang ada di bawah sana dan dia melihat Arvin sedang menatap Marvel.
Entah mengapa Farel pun ikut menatap Marvel di tengah-tengah mereka sedang menatap Marvel ada seseorang yang duduk di dekat Marvel itu membuat mereka penasaran siapa yang duduk di sampai Marvel dan mereka terlihat sangat dekat.
Mereka pun menatap teliti orang yang ada di dekat Marvel.
" Pak Vion "ujar mereka berdua.
Kira-kira apa ya hubungan Vion dan marvel Mmm (komen) 😁😁😁.
Next atau tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved by three men
Randomseorang yang dingin cuek bisa berubah seketika saat bersama sorang anak kecil dia paling di benci oleh semua laki-laki di kampusnya karena dia paling populer di kalangan wanita di kampus itu tidak di sangka 3 orang laki-laki menyukai dirinya.