Perjodohan T & D

Arah Dunia

Berangkat pagi bukan Darlen banget, ya ini juga keinginan Tazkia. Kalau bukan karena sang kekasih dia pasti masih tidur. Begitulah apapun akan dia lakukan untuk Tazkia, di suruh ke jurang sekalipun akan di lakukan, jika sudah cinta itu membutakan segalanya. Tetapi tidak deng Tazkia tidak akan menyuruh hal konyol semacam itu.

"Tuh kan masih sepi bie."

"Kamu gak mau berangkat pagi ya mas ?" Tanya Tazkia kesal. Dia memanyunkan bibirnya cemberut.

Hal itu membuat Darlen gemas. Darlen dengan reflek mencubit pipi chubby Tazkia yang ditekuk itu.

"Kalau boleh aku masih mau tidur."

"Ya udah tidur aja di sini."

"Ga enak atuh bie."

Tazkia masih bete karena keluhan Darlen. Darlen membisikkan sesuatu di telinga Tazkia.

"Ke uks yuk."

Hal itu mampu membuat Tazkia panik. "Kamu kenapa mas ?" Tetapi yang di khawatirkan hanya nyengir kuda sambil mengacak-acak rambut Tazkia gemas.

"Aku masih ngantuk bie."

Tazkia menepuk-nepuk pundaknya untuk Darlen bersandar padanya. Tanpa kata dengan sekali tatapan, Darlen bersandar kepada Tazkia dan sedetik kemudian memejamkan matanya.

Ponsel Darlen terus saja berbunyi tanpa henti, Tazkia berusaha mengambil ponsel Darlen di saku celananya. Tetapi telponnya keburu mati, dan orang itu menelpon lagi namun Tazkia mengurungkan niatnya untuk mengangkat, membiarkannya saja biar Darlen yang telpon balik.

Setengah jam kemudian Darlen bangun keadaan kelas belum ada perubahan. Padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan, seharusnya sudah ada sebagian murid yang datang. Tetapi nyatanya masih sepi.

"Belum ada yang datang kan beb ?"

"Seharusnya udah ada dong."

"Emang sekarang jam berapa ?"

Darlen mengambil ponselnya di atas meja lalu melihat jam, lalu memainkan ponselnya dengan santai.

"Galih nelpon aku ya ?"

Tazkia menjawabnya sambil menganggukkan kepalanya. "Ya."

Ternyata Galih hanya menyampaikan untuk janjian bertemu di markas besar pulang sekolah dengan anggota yang lain juga. Setelah Darlen selesai menelpon keadaan kelas mulai ramai.

Pulang sekolah yang sangat lelah tetapi Darlen masih ada urusan di markas besar. Darlen terpaksa mengantar Tazkia terlebih dahulu.

"Ada apa sih Gal ?" Tanya Desta memasang tampang serius.

Galih menunjukkan isi pesan berantai dari orang yang tidak di kenal itu. "Gue di teror sama nih orang."

Darlen merebut ponsel Galih kemudian membaca pesan itu. Sementara Arsa menyelidiki nomor itu, yang tadi sempat dia foto.

Tidak sampai satu jam hanya satu menit Arsa menemukan identitas orang yang meneror Galih. Arsa menyodorkan laptopnya kepada teman-temannya. Sungguh hacker andalan.