Prolog

203 9 0
                                    

Jay Kaivan, pemuda 18 tahun yang kini sedang duduk di bangku kantin dengan beberapa temannya. Ia melihat-lihat seisi kantin yang mulai penuh oleh siswa-siswi yang mengantri makanan. Ia tersenyum lega. Walaupun kantin sedang ramai, tetapi tidak ada yang ribut berebut antrian, mereka antri secara berurutan.

"Rasanya adem ayem kalo ngeliat anak-anak pada akur gini, ga saling rebutan kaya kemaren-kemaren" Ucap Sunoo memulai obrolan.

"Iya lah, kalo ketauan ada yang ribut kan urusannya sama bos besar ketos samping kita ini" Celetuk Heeseung. Jay hanya tersenyum bangga menanggapi teman-temannya itu.

"Lagian mana ada sih yang berani sama bang Jay. Ketos kebanggaan SMA Trisatya nih bos senggol dong" Ujar Sunoo menyilangkan tangannya.

"Yang diomongin siapa, yang sombong siapa" Sindir Heeseung.

"Mang ngapa si-

"Gaada yang berani sama gue kecuali dia" Potong Jay tiba-tiba dan mengarahkan dagunya ke depan mengisyaratkan ke dua temannya untuk melihat ke seberang sana.

Sunoo menghela nafas sejenak. "Ga heran kalo mereka ga takut sama lo bang, secara mereka geng tukang bikin onar di sekolah. Apalagi si leadernya yang tengil banget itu, sapa si namanya" Sunoo tampak berfikir.

"Jayendra Jungwon" Ucap Jay tiba-tiba dan beranjak menghampiri seseorang yang mereka bicarakan sedari tadi.

Jay berjalan dengan langkah gusar, matanya menatap tajam ke arah segerombolan siswa yang mulai ribut itu. Dalam hatinya sudah mengumpati orang-orang yang membuat onar disana.

"Lo ga tau siapa dia? Jayendra Jungwon ketua geng Moge. Geng motor paling badas seantero Jaksel"

"Gue ga peduli siapa lo, ketua lo, ataupun geng lo yang ga ada gunanya itu. Orang ini nyerobot antrian gue, dan gue kaga terima itu. Nih orang kudu minta maaf sama gue" Ucap seorang siswi yang tidak terima atas perlakuan yang diterimanya itu.

Dia adalah Shreya Yuna. Siswi kelas 11 yang dikagumi banyak orang karena prestasi dan bakat-bakatnya. Jangan lupakan paras cantiknya yang memikat hati itu.

"Udah lah Yun, biarin aja. Jangan bikin masalah sama mereka"

"Bener kata Chae, mending kita pergi aja dari sini, malu diliatin orang"

Bisik ke dua teman Yuna, Chaeryeong dan Ryujin yang mencoba menenangkan emosi sahabatnya itu.

"Gue kaga mau pergi sebelum nih-

Belum sempat Yuna menyelesaikan ucapannya, seseorang tiba-tiba datang dan memotong ucapannya.

"Ada apa nih ribut-ribut? Lo pada ga liat papan ketertiban yang melarang siswa ribut di kantin? Apa pada ga bisa baca? Ketus Jay yang membuat suasana panas tadi menjadi beku.

"Sebelumnya maaf kak atas ketidaknyamanannya. Nih orang tiba-tiba seenaknya dateng sama gengnya ngedorong-dorong yang lain terus nyerobot antrian gue, mana disalahin kaga mau". Ucap Yuna sambil menunjuk-nunjuk Jungwon.

Jay tampak menghela nafas panjang sebelum akhirnya berbicara. "Lo semua tuh suka nyari masalah apa ga kapok selalu dapet hukuman dari guru? Atau emang pengen nyari perhatian aja? Apa lagi lo Jungwon, lo ketuanya kan. Lo harusnya ngasih contoh yang baik sama anak buah lo itu. Kalo ga bisa jadi ketua kaga usah buat geng abal-abal kaya gini"

"Heh lo pada kalo mau nyalahin orang salahin kita aja, kaga usah bawa-bawa Jungwon. Lo juga Jay urusin urusan lo sendiri. Perasaan lo ngikutin kita mulu, lo demen sama salah satu dari kita?" Mereka semua tampak menahan tawa kecuali Jay yang tidak berubah ekspresinya.

Tanpa pikir panjang Jay langsung menarik tangan Jungwon untuk di bawa pergi dari sana. Entahlah ia juga bingung apa yang telah dilakukannya saat ini. Ia hanya ingin masalah ini cepat selesai.

"Heh Jungwon mau lo bawa ke mana anjing!"

"Loh kak Jay mau ke mana?"

"Itu Jay kenapa narik Jungwon?"

Jay mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang menyerbunya itu. Ia hanya fokus membawa Jungwon mengikuti arahnya.

"Lo mau bawa gue ke mana?"

                                   •••

Setelah suasana ricuh di kantin tadi, Jay mengajak Jungwon ke gudang lama sekolah. Mereka berdua masuk ke ruangan yang sudah lama kosong itu dan menutup pintunya.

"Oh gua paham. Lo ngajakin gua ke sini mau 1 lawan 1 sama gua biar gaada yang tau? Atau biar pangkat lo jadi ketua osis itu kaga di cabut?"

Jungwon tampak tersenyum miring sembari menyilangkan tangannya sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Atau lo malu sama yang lain kalo ujung-ujungnya kalah sama gue"

Hening, tidak ada respon. Jungwon hanya mendapat tatapan dingin Jay yang sedari tadi menatapnya.

"Hei bro santai, gue tau lo pertama kalinya berantem sama orang makanya jadi tegang gini. Karena ini pertama kalinya buat elo, jadi gua kasi bonus. Lo boleh nonjok gua duluan"

Jungwon sudah menutup matanya bersiap-siap menerima tinju dari Jay.

"Dari tampang nih orang tadi, gue rasa tonjokannya bakal rada sakit sih, tapi yaudah lah bodo amat udah nanggung juga" Ujar Jungwon dalam hati sedikit waspada.

1 detik

2 detik

3 detik

Cup

Jungwon membelalakkan matanya dan menutup mulutnya tak percaya. Ia tak mengerti apa yang terjadi. Apa yang dilakukan pria didepannya itu. Jay baru saja mengecup bibirnya?!?!.

"ANJING LO NGAPAIN BANGSAT" Teriak Jungwon tak terima perbuatan Jay.

"Gue bakal jadiin lo milik gue"

***








soulmate | jaywon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang