Chapter 2

99 7 0
                                    

Setelah kejadian satu minggu yang lalu, Jay tak pernah lagi melihat rupa Jungwon. Jay sendiri bingung, di satu sisi ia merasa senang tugasnya sebagai ketua osis sedikit ringan karena tidak ada masalah lagi.

Tapi disisi lain, ia juga merasa bersalah kepada Jungwon karena perbuatannya minggu lalu.

"DORR!!!"

Disaat Jay sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba Sunoo dan Heeseung datang dan mengagetkannya. Jay hanya menatap malas teman-temannya itu.

"Yailah nape si lu pagi-pagi udah ngelamun bae, kesambet dedemit sekolah mampus lu" Celetuk Heeseung.

"Ngapain? Keperluan upacara udah beres?"

"Santai bang, kalo sama kita mah udah pasti beres, ya gak bang Hee?" Sunoo melirik Heeseung dan mengangkat ke dua alisnya. Heeseung mengangguk sebagai balasan.

"Jay sebenernya lo apain dah Jungwon, beneran lo hajar? Dia sama sekali udah ga pernah buat masalah njir"

"Nah bener tuh kata bang Heeseung, gue sebenernya juga mau nanya ke elu dari lama"

"Bukan urusan lo berdua. Yang penting Jungwon udah ga berani buat masalah lagi" Ucap Jay dingin tanpa mengalihkan pandangannya ke depan.

"Alah tai lo. Sama temen sendiri mainnya rahasia-rahasiaan"

"Kasi tau lah bang. Gue doang deh, bang Heeseung kaga usah gapapa" Sunoo memohon, ia menggoyang-goyangkan lengan Jay memaksanya menjawab.

Jay risih dengan teman-temannya itu, ia akhirnya mengalah untuk menjawabnya. "Jungwon,,," ia ragu untuk melanjutkan ucapannya.

"Woi lanjutin, jangan gantung anjing!"

"Jungwon gue cium"

"HAH" Teriak Heeseung dan Sunoo bersamaan. Mereka menatap Jay tak percaya.

"Biar Jungwon ga macem-macem sama gue, bukan karena demen" Jay akhirnya menatap balik ke dua temannya itu.

"Edan, lo berdua bisa jadi soulmate goblok! Ga habis pikir gue"

"Santai kali Noo, Jay kan udah jelasin kalo dia terpaksa. Dia juga kaga mau kali jatuh cinta sama modelan Jungwon yang ugal-ugalan begitu. Gua salut si, lo berani ngambil keputusan gini buat sekolah" Ujar Heeseung bangga lalu merangkul pundak Jay.

"Oh, kalo gitu kita bisa bantuin bang Jay. Kita bikin bang Jay deket sama Jungwon, nanti kalo dia udah baper, lu tinggalin deh"

"Nah mantep tuh ide Sunoo"

"Waktunya upacara" Jay berlalu meninggalkan ke dua temannya.

•••

Semua murid berlarian menuju lapangan untuk melaksanakan upacara bendera. Termasuk Jungwon dan teman-temannya. Jangan salah, walaupun Jungwon CS sudah seperti preman begitu, ia tak lupa kewajibannya sebagai pelajar Indonesia.

Upacara kali ini berlangsung lebih lama karena kepala sekolah menyampaikan tata tertib baru.

Jungwon sudah muak, kepalanya juga mulai pusing karena terlalu lama dijemur di bawah terik matahari. Ia tadi juga tidak sempat sarapan karena bangun kesiangan.

"Anak-anak tata tertib baru akan dilaksanakan mulai hari ini juga, maka dari itu kalian yang tidak memakai atribut lengkap silahkan maju ke depan" Tegas kepala sekolah.

"Anjing" Umpat Jungwon. Pasalnya ia lupa tak membawa topinya hari ini.

Jungwon mulai lemas kehabisan energi. Wajahnya memerah. Keringatnya bercucuran membasahi pipinya, serta hembusan nafas yang tak beraturan.

Tidak jauh dari sana Jay melihat Jungwon yang tidak memakai topi. Ia diam-diam berjalan mendekatinya, tentu saja tanpa sepengetahuan guru.

Jay kemudian melepas topi yang ia pakai, dan memakaikannya ke kepala Jungwon.

Tapi beberapa detik kemudian Jungwon ambruk, dia pingsan. Tentu saja itu disaksikan oleh seluruh pasang mata.

Jay kaget. Ia berniat menggendong Jungwon dan membawanya ke UKS. Namun langkahnya terhenti karena salah satu guru memanggilnya.

"Hei kamu! Jangan coba-coba kabur karena tidak memakai topi!"

Jay mengabaikan perintah itu, ia buru-buru membawa Jungwon. Setelah sampai di depan pintu UKS, para anggota PMR membantunya membopong Jungwon.

"Ga becus lo semua. Ga liat ada orang pingsan? Lelet banget responnya" Marah Jay kepada anggota PMR yang baru membantunya.

Jungwon sudah dibaringkan di ranjang UKS, dan mulai dirawat oleh Dokter sekolah serta PMR yang membantunya. Kini Jay menunggunya di luar ruangan.

"Kak Jay tenang aja, Dia pasti bakal siuman kok. Mendingan sekarang kak Jay ke lapangan. Soalnya tadi udah dipanggilin guru. Takutnya nanti kak Jay makin ditambah hukumannya"

Perkataan Yuna benar. Jay hampir lupa jika ia harus ke lapangan untuk menjalankan hukumannya.

"Nanti kalo Jungwon udah bangun kabarin gue. Jagain dia, thanks" Jay berlalu menuju lapangan meninggalkan Yuna yang kesemsem melihatnya.

•••

15 menit berlalu, Jungwon baru bisa siuman walaupun ia masih sangat lemas.

Ia memegangi kepalanya yang nyut-nyutan itu, sembari memandangi dimana ia berada sekarang.

Jungwon tidak sadar bahwa terdapat seseorang disampingnya. "Syukurlah lo udah sadar, masih ada yang sakit ga?

"Udah mendingan kak, kakak kenapa disini? Bolos kelas?"

"Gapapa, gue mau jagain lo disini" Sunghoon tersenyum tipis sembari mengelus pucuk kepala Jungwon.

"Btw tadi yang nolongin gue siapa ya kak, gue ga inget wajahnya, pandangan gue juga ke buru gelap"

"Siapa lagi? Gue lah, gue kan udah janji bakal jagain lo" Bohong Sunghoon. Ia tidak mau Jungwon berurusan dengan Jay lagi.

Selama ini Jungwon dan Jay tidak pernah bertemu karena adanya Sunghoon. Ia mati-matian menjauhkan Jungwon dari Jay.

"Thanks ya kak, btw gue laper banget nih hehe"

"Hahaha kenapa ga ngomong dari tadi, yaudah gue beliin makanan dulu" Sunghoon mengusak poni Jungwon sebelum pergi.

Tak selang beberapa lama, Yuna datang menemui Jungwon. "Tadi kata kak Jay, gua suruh ngabarin dia kalo lo udah bangun, mending lo aja yang ke sana. Kak Jay sampe dihukum gara-gara nolongin elo"

"Nolongin gue?"

***










soulmate | jaywon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang