Chapter 1

120 10 1
                                    

"Gue bakal jadiin lo milik gue"

Kaget, itu yang dirasakan Jungwon sekarang. Apakah Jungwon salah dengar? Jay baru saja mengungkapkan perasaannya.

Tunggu, itu tidak seperti seseorang yang sedang mengungkapkan cintanya. Karena itu benar-benar tidak masuk akal. Bagaimana bisa Jay yang terang-terangan membencinya itu tiba-tiba mengaku menginginkannya.

"Lo sinting? Ga waras? Lo suka sama gua?" Beribu pertanyaan dibenaknya ia lontarkan kepada Jay. Ia masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya Jay lakukan.

"Lo ngapain nyipok gue si bangsat" Ujar Jungwon frustasi. Ia sudah ancang-ancang ingin memukul wajah Jay yang terlihat biasa saja setelah apa yang terjadi beberapa menit yang lalu.

Namun gerakannya seolah sudah terbaca oleh Jay, ia lebih dulu menahan tangan Jungwon.

"Emangnya kenapa?"

"What the fuck? Lo masih nanya kenapa? Jelas-jelas lo baru aja nyipok gue padahal kita gaada hubungan apa-apa. Maksut lo apaan anjing?!" Jungwon reflek melepas tangannya yang semula ditahan oleh Jay.

"Gua ngelakuin itu biar mulai sekarang kita ada hubungan, lagian lo kenapa marah banget coba, kaya baru pertama kali aja" Ujar Jay santai sembari tertawa kecil.

"Gue marah karena itu emang first kiss gue bajingan" Balas Jungwon dengan nada sedikit ditinggikan.

Sebenarnya Jungwon malu mengakui bahwa ia memang belum pernah berciuman sebelumnya, tapi mau bagaimana lagi toh memang fakta.

"Lo serius?" Ucap Jay tak percaya.

"Btw ini juga first kiss gue, gimana kalo kita ternyata soulmate?" Lanjut Jay dengan senyum kikuknya sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Gua dominan. Jangan mimpi!"

"Pffttt lo dominan? Ga salah?" Jay tampak menjeda kalimatnya sebelum kembali melanjutkannya lagi "By the way bibir lo manis juga" Jay tersenyum miring sembari melihat bibir Cherry milik Jungwon.

"Orang stres" Kata Jungwon sebelum meninggalkan Jay sendirian.

Jungwon berjalan melewati lorong dengan pikiran yang berkecamuk di benaknya. Ia memikirkan apa yang Jay katakan tadi "Gimana kalo kita ternyata soulmate?" Kata kata Jay itu seolah terus berputar di kepalanya.

"Gak, gak mungkin. Gue harus cepet-cepet nemuin kak Sunghoon"

•••

Setelah Jungwon dibawa pergi oleh Jay tadi, teman-teman Jungwon pergi meninggalkan kantin. Mereka lebih memilih ke lapangan daripada makan di kantin tanpa Jungwon.

"Bajingan. Si bangsat tadi bawa Jungwon ke mana anjing, kenapa ga balik-balik"

"Lo perasaan dari tadi resah banget deh Hoon, lo se begitu khawatirnya sama Jungwon? Udahlah Jungwon pasti bisa nanganin Jay"

"Ga gitu Jake, lo ga liat muka Jay tadi? Dia udah keliatan marah banget anjing, ya wajar gue khawatir. Lagian ini tadi juga bukan salahnya Jungwon, pelakunya malah santai-santai disini" Sindir Sunghoon. Niki hanya cengengesan mendengarnya.

"Sorry lah bang, gue tadi juga udah diijinin sama Jungwon buat jailin anak kantin" Ucap Niki membela diri.

"Buset dah napa malah pada ribut si, gua yakin Jungwon baik-baik aja. Se marah-marahnya Jay, ga mungkin dia berani main tangan. Lo juga kenapa sih hoon over banget, demen sama Jungwon?". Setelah berkata begitu, Jake dan Niki menatap Sunghoon dengan tatapan mengintimidasi.

"Kak"

Tanpa mereka sadari Jungwon sudah tiba di hadapan mereka, membubarkan acara introgasi tadi.

"Astaga Won lo dari mana aja? Bajingan itu ga ngehajar elo kan?" Ujar Sunghoon sambil meraba-raba Jungwon bermaksud mengecek keadaannya.

"Kak gue mau bicara empat mata sama lo". Setelah bicara begitu Jungwon langsung menarik Sunghoon tanpa memberikannya kesempatan untuk menjawabnya.

•••

Jungwon membawa Sunghoon ke rooftop untuk diajak berbicara.

Tanpa aba-aba Jungwon langsung memeluk tubuh Sunghoon. Sunghoon sedikit terhuyung ke belakang karena perlakuan tiba-tiba Jungwon. Tapi ia dengan sigap membalas pelukannya.

"Kenapa Won? Lo beneran dihajar sama Jay? Ada yang sakit? Cerita sama kakak" Ujar Sunghoon lembut sembari mengusap rambut Jungwon.

Sunghoon tampak melihat pria yang ada di pelukannya itu sedang terisak, Jungwon menangis.

"Gapapa nangis aja, keluarin semuanya lewat air mata lo kalo sekiranya belum bisa cerita" Sunghoon mengeratkan pelukannya kala mendengar Jungwon semakin terisak.

Sekitar beberapa menit kemudian Jungwon baru bisa reda dari tangisnya, ia pun mulai memberanikan diri bercerita kepada Sunghoon.

"Kak apa usaha gue selama ini buat jadi dominan kurang? Gue udah ngelakuin ini itu biar orang percaya gue dominan. Gue nggak mau kejadian dulu ke ulang lagi kak, gue takut. Tolongin gue plis, lo satu-satunya orang yang gue percaya setelah keluarga gue sendiri"

Sunghoon mengernyit bingung, apa yang dibicarakan Jungwon? Ia kira Jungwon ingin menceritakan tentang Jay yang menghajarnya.

"Jungwon, maksud lo apa? Ucap Sunghoon dengan nada se lembut mungkin.

"Jay tau gue submisif, gue takut dia bakal nyebarin ini ke seluruh sekolah" Ujar Jungwon sambil menunduk, ia takut air matanya kembali menetes.

"Bangsat! Si brengsek itu ngancem lo? Lo gak di apa-apain kan sama dia? Maafin gue Won, gue gagal lagi ngelindungin lo" Sunghoon menatap Jungwon dengan tatapan sendu.

"Atau perlu gue abisin dia sekarang? Suruh dia sujud ke kaki lo?" Sunghoon mengepalkan tangannya hingga kuku jarinya memutih.

"Udah kak gapapa, gue udah gamau punya urusan sama dia. Cerita sama lo kaya gini udah bikin gue lega. Makanya gue minta tolong sama lo buat bantu jauhin dia dari gue". Jungwon lebih memilih merahasiakan soal Jay yang tiba-tiba menciumnya, dilihat dari reaksinya Sunghoon sudah sangat marah saat ini.

"Gue Gyanav Sunghoon dengan ini berjanji bakal ngelindungin orang paling berharga di hidup gue, Jayendra Jungwon seumur hidup" Kata Sunghoon sambil mengulurkan kelingkingnya membuat promise.

"Hahaha lo lucu banget kak" Senyum Jungwon merekah, ia pun membalas uluran kelingking lelaki dihadapannya itu.

Sunghoon ikut tersenyum kala melihat Jungwon bahagia seperti itu, namun tidak dengan pikirannya.

"Jay lo berurusan sama gue"

***

soulmate | jaywon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang