"Nolongin gue?"
"Lo pikir lo tadi jalan sendirian ke sini? Atau lo kira yang nolongin lo tadi kak Sunghoon pacar lo itu?"
"Kak Sunghoon bukan pacar gue"
"Terserah. Yang penting sekarang kak Jay! Dia dijemur di lapangan gara-gara elo! Awas aja kalo sampe-
Belum sempat Yuna menyelesaikan ucapannya, Jungwon sudah beranjak meninggalkannya. Ia berniat menemui Jay di lapangan.
•••
Jungwon berlari tergesa-gesa menuju lapangan. Ia tidak peduli jika badannya masih belum sepenuhnya pulih.
Ia akhirnya menemukan sosok Jay dari beberapa murid yang juga dihukum di sana. Ia berdiri membelakanginya sedang menghadap tiang bendera.
Tanpa pikir panjang, Jungwon berlari menemuinya.
"Eh Jungwon, syukurlah lo gapapa. Gue khawatir banget sama lo tadi" Jay menepuk pundak Jungwon melupakan hukumannya tadi.
"Lo kenapa nolongin gue?"
"What?"
Jungwon menarik Jay menjauh dari lapangan untuk berbicara.
"Lo beneran bego karena cinta? Lo rela dihukum kaya gini cuma buat nolongin gue?"
"Salah? Apapun gue lakuin kalo itu buat lo"
Jungwon mengacak rambutnya asal. "Jay! Gue serius, stop buat lelucon kaya gini!"
"Gue lebih serius Jungwon." Jay menatap Jungwon lekat.
Jungwon membeku. Tatapan Jay membuat jantungnya tidak terkontrol.
"Jay sadar! Gue Jungwon bocah tengil tukang onar yang paling lu benci. Dan sampe sekarang pun gue masih sama"
"I know" Ucap Jay santai.
"So? Lo ngarep apa dari gue? Gue bisa kapan aja buat lo dapet masalah seperti sekarang ini"
"Jungwon, gue suka sama lo karena itu elo, ga masalah kalo lo tukang buat onar atau apapun itu, I still like you"
"Gue dominan"
"Gue kaga se bego itu Won, lo bisa bohongin semua orang, tapi gua enggak. Gue pure dominan. Gue tau mana yang dominan, mana yang submisif. Lagian kenapa lo rahasiain dah, lo lucu kok buat jadi sub" Jay terkekeh.
"Bukan urusan lo. Kalo sampe lo sebarin ke sekolah, lo bakal nerima akibatnya!"
"Well, tapi ada syaratnya" Jay tersenyum miring.
Jungwon mengerutkan dahinya mencari tau apa maksud Jay.
Jay peka dengan perubahan ekspresi Jungwon. "Mulai sekarang lo kudu nurut ucapan gue"
"HAH?! Lo pikir gue babu? Mentang-mentang lo tau rahasia gue, jangan lo kira bisa ngancem gue kaya gini ya babi!" Bentak Jungwon.
"Terserah, gue gak maksa. Kebetulan lumayan tuh yang di lapangan"
"Lo jangan macem-macem ya asu!" Jungwon membungkam mulut Jay dengan tangannya.
Jay memegang tangan Jungwon yang ada di mulutnya kemudian mengecupnya.
"Don't worry honey, asal kamu setuju sama perjanjian tadi"
Jungwon bergidik ngeri, ia buru-buru melepaskan tangannya.
"Iya, gue sub, tapi gue masih berani ya sama lo mesum!"
"Emang lo berani apain gue cantik?" Jay menaik turunkan kedua alisnya menggoda Jungwon.
"Alah gue desahin juga ngaceng lo" Setelah berkata seperti itu Jungwon langsung lari meninggalkan Jay. Ia mengatakannya asal, tapi ia sendiri juga malu karena telah mengucapkannya.
Disisi lain Jay tertegun dengan ucapan Jungwon. Jantungnya berdetak tak karuan, dan pipinya sedikit memerah.
Ia menutup wajahnya menahan salah tingkah. Apalagi saat ia tiba-tiba teringat ekspresi wajah Jungwon saat pingsan tadi.
Rambutnya yang basah karena keringat, pipinya merah padam dan mulutnya yang sedikit terbuka.
Jay memikirkannya tanpa sadar cairan mengalir di hidungnya, ia mimisan.
"Damn, Jayendra Jungwon"
•••
"Won darimana aja, lo beneran nurutin kata Yuna buat nemuin Jay?"
"Sorry kak gue ga ngabarin dulu tadi, gue emang abis nemuin Jay"
"Astaga buat apa lagi si Won, ga takut dia apa-apain lo lagi? Itu juga pipi lo kenapa merah banget gitu, lo ditonjok sama dia?"
"E-eh enggak, ini efek pingsan tadi" Jungwon segera menutupi rona diwajahnya.
"Btw kak lo kenapa bohong sama gue soal tadi?"
Sunghoon menghela nafas. "Sorry Won, gue ngelakuin ini demi lo. Gue bener-bener gamau kejadian dulu ke ulang lagi, gue mau ngelindungin lo se bisa gue"
"Thanks lo udah ngetreat gue se baik ini kak, tapi jangan boongin gue lagi. Gue ga enak sama dia yang udah bantuin gue"
"Ternyata adek gue udah gede, gemes banget pengen peluk" Sunghoon memeluk Jungwon erat.
"Kak ditempat umum ini, nanti ada yang liat terus salah paham ish" Jungwon manyun-manyun mencoba melepas pelukan Sunghoon.
Sunghoon terkekeh lalu melepas pelukannya. "Iya deh maaf, sekarang makan, gue suapin"
"Katanya tadi gue udah gede, tapi masih disuapin"
"Tapi di mata gue lo tetep anak kucing yang gue jagain dari kecil hahaha" Sunghoon mengusak rambut Jungwon gemas.
"Kalo pacaran jangan di UKS, sekolah jangan dibuat maksiat" Ucap Jay sambil mengutak-atik laci.
Sunghoon berdiri dari duduknya. "Maksut lo apaan ngomong kaya gitu? Btw gaada sopan santun banget ya nyelonong masuk tanpa permisi" Sunghoon menyilangkan tangannya.
Brakkk
Jay menutup kasar laci yang ia buka tadi.
"Lo marah karena gue ga sopan, atau karena gue ganggu momen romantis sama pacar lo?" Jay berbalik arah menghadap Sunghoon.
Sunghoon tersenyum miring. "Kalo iya, emang kenapa?
Brakkk
Kini giliran Jungwon yang memukul meja. "Gue mau makan aja ga bisa tenang anjing! Jay lo jangan salah paham, kak Sunghoon bukan pacar gue"
"Lo kenapa kudu jelasin ke dia Won, dia juga bukan siapa-siapa lo"
Jay terkekeh. "Kalo gitu kenalin, gue calon pacar Jungwon" Ucap Jay sambil mengulurkan tangannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate | jaywon
FanfictionStatus: On Going. "Gue bakal jadiin lo milik gue" ©2023, showyjaywon