"Masuklah!" Chanyeol mempersilahkan Baekhyun masuk ke dalam mansionnya.
Jika kemarin ia menginap dirumah Baekhyun, maka sekarang ia meminta Baekhyun menginap dirumahnya.
Lebih tepatnya, memaksa sih.
Baekhyun hanya memperhatikan ketika Chanyeol membawa tasnya, lalu pria itu menarik tangannya dan mereka menuju lantai dua mansion tersebut.
Soal Jaehyun, pria itu sudah pulang kemarin setelah Chanyeol mengucapkan terimakasih. Pria itu sibuk, setelah menerima bayaran dari Chanyeol ia langsung pergi karena banyak pekerjaan.
Jadi, di mansion itu sekarang hanya ada mereka berdua.
Ada sih bibi yang suka membersihkan dan memasak untuk Chanyeol. Tapi tak tinggal di mansion tersebut. Bibi hanya akan datang ketika Chanyeol memintanya datang.
"Kau akan tidur dikamarku. Tidak ada penonalakkan!" Mutlak Chanyeol ketika Baekhyun hendak protes. "Aku tidak akan melakukan apapun padamu, jangan takut ok?!"
Baekhyun tersenyum tipis, mengangguk mengerti dan ia membiarkan Chanyeol mengeluarkan pakaian yang ia bawa dan memasukkannya ke dalam lemari milik pria itu.
"Kenapa celana dalammu lucu sekali Baek?" Kata Chanyeol yang melihat celana dalam milik Baekhyun.
"YAKK!" Baekhyun mengumpat meski nyatanya Chanyeol tak bisa mendengarnya.
Chanyeol hanya tertawa kala melihat Baekhyun mengambil celana dalam itu dan langsung membenahinya sendiri ke dalam lemari.
Pria itu kemudian mengunci Baekhyun di depan lemarinya, mencium bibir itu kembali seraya mengangkat tubuh Baekhyun.
Menidurkan Baekhyun di atas tempat tidurnya dan ia menindihnya. Memperdalam ciuman mereka dengan tangan Baekhyun yang melingkar dilehernya.
"Aku harus bekerja!" Kata Chanyeol, ciumannya turun ke rahang dan leher Baekhyun. Ia ciumi leher putih itu seraya menyesapnya memberikan tanda kepemilikan.
Baekhyun menjauhkan wajah Chanyeol dari lehernya. Karena jujur saja ia begitu terbuai oleh sentuhan yang Chanyeol lakukan padanya.
"Pergilah!" Baekhyun membuat gestur tangan menyuruhnya pergi.
Chanyeol mengerti, meski ia tak tahu semua arti gestur tangan yang kerap Baekhyun tunjukan, tapi untuk yang ini dia paham.
"Tapi aku masih merindukanmu!" Manjanya seraya memeluk Baekhyun, bibirnya kembali mengecup leher mulus itu.
Kali ini daun telinga Baekhyun juga menjadi sasaran.
Baekhyun mendorong wajah Chanyeol, karena telinga adalah area sensitifnya.
Ia duduk dan menuliskan sesuatu, "Pergilah bekerja, aku juga harus bekerja!"
Chanyeol tak suka, "Kau bisa berhenti bekerja jika ingin. Atau kalau tidak mau berhenti sekarang, setelah menikah kau bisa berhenti bekerja." Chanyeol menautkan tangannya pada jari-jari tangan Baekhyun, "Cukup aku yang bekerja, kau bisa menungguku dirumah!"
Ia ciumi jari-jari ramping Baekhyun, menjilatnya sesekali sampai membuat Baekhyun memejamkan kedua matanya.
"Apa kau terangsang?" Celetuk Chanyeol yang sontak membuat Baekhyun langsung memukul kepalanya. "Aduh, sakit Baek!" Keluh si tinggi.
"Sana pergi bekerja!"
Chanyeol menggeleng, "Tidak mau, aku masih merindukanmu!" Katanya sembari membawa tubuh Baekhyun untuk kembali berbaring.
Namun Baekhyun menahannya, ia naik ke atas pangkuan Chanyeol lalu mencium pria itu. Ia kemudian melepas ciuman itu meski Chanyeol terlihat hendak kembali meraup bibirnya.