"Jadi ini artinya 'aku khawatir padamu', benarkan?" Chanyeol memperagakan gerak tangan yang baru saja ia pelajari.
Baekhyun mengangguk dan memberikan kedua jempol tangannya pada sang kekasih.
"Sepertinya aku sudah mulai mengerti bahasa isyarat tangan." Chanyeol tersenyum bangga, ia dan Baekhyun kembali mengobrol meski Chanyeol harus mengartikannya dulu.
"Baekhyun, kalau aku kembali ke Seoul kau mau ikut tidak?" Chanyeol hanya bertanya, kalaupun Baekhyun ingin tetap di Jeju mungkin ia yang akan pindah ke Jeju.
Baekhyun diam, lalu menggeleng pelan seraya menunduk. Ia masih enggan kembali ke Seoul karena takut orang-orang yang mengenalnya mungkin akan mencemoohnya. Mereka mungkin akan menertawakan nasibnya yang sekarang.
Chanyeol mendekat untuk memegang tangannya, mengerti akan kekhawatiran yang ada dipikiran Baekhyun. "Ada aku, orangtuaku." Tangannya ia kecup, "Aku tak mau berpisah denganmu lagi, aku ingin selalu bersamamu."
Si mungil berkaca-kaca, ia ingin selalu bersama Chanyeol tapi ia juga takut jika harus kembali ke Seoul. Ia masih sangat takut meski sekalipun ia tau kalau Chanyeol akan selalu bersamanya.
"Aku yakin kau bisa sembuh, ayo kembali ke Seoul. Aku punya teman seorang dokter yang pintar di Seoul, dan aku yakin dia bisa membantumu sembuh dan bisa bicara kembali!"
Baekhyun mendongak, menatap Chanyeol dan balas menggenggam tangan pria itu.
Benar, dulu dokter memang bilang kalau suaranya tidak hilang secara permanen. Melainkan karena sebuah trauma dan syok yang membuat ia kehilangan suaranya, jadi kemungkinan itu masih bisa disembuhkan.
Si mungil menulis sesuatu di buku kecil miliknya dengan begitu panjang. Karena jika ia menggunakan bahasa isyarat, Chanyeol pasti belum mengerti semuanya.
"Aku akan memikirkannya, masih ada waktu selama kau masih disini."
Chanyeol mengangguk, mengelus pipi mulus itu seraya tersenyum.
"Katakan padaku jika kau sudah siap, kita pulang bersama." Katanya sembari memeluk Baekhyun dalam degap hangatnya.
Chanyeol merasa hidupnya sempurna sekarang setelah Baekhyun kembali dalam pelukannya. Kembali dalam hidupnya yang selama beberapa tahun ini terasa hampa seolah tak memiliki cahaya dalam hidupnya.
Ia janji akan menunggu meskipun jika nanti Baekhyun tidak siap kembali ke Seoul. Maka ia yang akan mengurus kepindahannya kesini, di Jeju. Ia akan bersama dengan Baekhyun dimanapun Baekhyun berada.
"Ayo ajari aku lagi menggunakan bahasa isyarat tangan!" Chanyeol melepas pelukannya dan kembali menunggu Baekhyun mengajarkan dirinya bahasa isyarat tangan.
Mereka berdua menghabiskan waktu berdua belajar sambil mengukir kenangan manis dengan saling tersenyum dan tertawa meski hanya tawa Chanyeol yang terdengar.
-o-o-o-
Minggu depan, Chanyeol harus kembali ke Seoul karena ada sesuatu hal penting yang harus ia selesaikan diperusahaan pusat. Ia yang tadinya akan berada di Jeju selama tiga bulan, kini hanya tinggal beberapa hari lagi.
Dan Chanyeol bingung, karena sampai hari ini Baekhyun masih belum memberikan jawaban tentang ajakannya yang mengajaknya kembali ke Seoul.
Baekhyun berdiam diri di belakang mansion Chanyeol seraya menatap pantai. Ia menghela nafas berkali-kali kala rasa gelisah di hatinya kembali menyeruak. Ia lirik ponsel disampingnya yang menampilkan berita tentang Chanyeol.
Disana berita tentang kekasihnya itu terpampang begitu jelas. Tentang Chanyeol yang sukses, dan tentang wanita yang digosipkan dekat dengan kekasihnya meski ternyata mereka hanyalah pernah bertemu dua kali dan itupun dalam keperluan bisnis.