Keputusan yang Kuharap Tepat

442 40 0
                                    

William mencintaiku?

Aku mendengus tidak percaya sambil mengusap wajahku berkali kali. Sial. Aku tahu itu adalah pernyataan terbodoh dan tergila yang pernah kudengar namun aku tidak dapat berhenti memikirkannya sama sekali. Aku tahu aku bodoh. Mendengar pernyataan cinta William padaku itu adalah sesuatu hal yang tidak mungkin benar akan terjadinya, sama sepertinya imajinasi Korea Utara berdamai dengan Korea Selatan. Apabila itu benar terjadi, aku yakin ada hal terselubung yang menjadi misi besarnya. Aku tidak dapat menahan diriku untuk tidak mengumpat kesal sambil menengelamkan tubuhku dibalik selimut. Oh please. Aku harus tidur. Aku tidak boleh memikirkan hal bodoh itu sama sekali lagi. Aku masih harus mencari pekerjaan esok pagi. Aku memperingati diriku puluhan kali

Namun sial. Aku tidak dapat tidur sama sekali. Aku menghabiskan waktu semalaman bergulat dengan akal sehatku lagi. William tidak mungkin mencintaiku. Persentase keyakinanku mencapai lebih dari 3001%. Aku tidak pernah menjadi wanita 'idaman' nya. Aku tidak serupa dengan Yuriska. Aku benar benar tidak mungkin dapat membuat William mencintaiku. Jadi mengapa dia menyatakan cintanya padaku? Apa sih yang sebenarnya ada di pikiran William? Apa yang direncanakan William dan Yuriska lagi sih?! Huh!

Aku tidak percaya aku masih terjaga hingga jarum jam berdenting menandakan pagi telah tiba. Aku mengacak rambutku dengan frustasi. Oke. Aku memang sudah tidak waras. Huft! Aku memutuskan untuk mandi, setidaknya aku harus mencari kesibukan untuk benar benar melupakan lelucon terkejam William

Mama tengah mempersiapkan sarapan ketika aku menuruni anak tangga dengan penampilanku yang sudah siap untuk 'bekerja'

"Hi, ma," sapaku sambil berjalan mendekati mama

Mama mengangguk sambil melambaikan tangannya padaku. Ia kemudian menyerahkan segelas susu beserta beberapa kepingan roti kering padaku

"Malam ini mama masak steak. Kamu pulang makan ya,"

"Wah enaknya. Kat pasti pulang makan dong,"

Mama tersenyum tipis sambil menimpali,"kamu boleh mengajak kawan kamu ikut makan malam bersama. Mama membeli extra beberapa porsi,"

Aku berhenti menekuk susu selama beberapa detik. Aku tahu 'teman' yang dimaksud oleh mama adalah William. Aku juga tahu sebenarnya mama masih sangat mengharapkan aku berbalikan dengan William namun baik mama maupun papa merasa berat mengangkat topik pembahasan itu. Aku berusaha tersenyum sebelum melanjut,"Oh sure,ma. Kat akan mengundang Karen gabung untuk dinner hari ini,"

See? Raut wajah mama sedikit berubah meski ia kelihatan keras untuk menyembunyikannya. Namun aku tidak punya pilihan lain untuk perlahan-lahan menyadarkan mama dari ketidakmungkinan ini. Aku tidak mau mama semakin berharap besar. Bagaimanapun bahtera rumah tanggaku dan William telah berada diujung tanduk. Kami akan berpisah cepat atau... lambat pada akhirnya

Aku baru akan lanjut menekuk susu ketika aku merasa ingin mual secara mendadak. Aku bergegas berlari ke dapur dan memuntahkan susu yang baru kuminum beberapa tekuk. Mama menepuk ringan punggungku dan memberiku segelas air hangat setelah itu

"Kamu kenapa,Kat?" tanya mama khawatir

"Aku...," shit. Aku lupa aku tengah hamil! Berdasarkan pengalaman kehamilan pertamaku, aku sulit makan maupun minum susu hingga trimester pertama. Oh gawat! Artinya aku akan tetap selalu seperti ini hingga dua bulan kedepan?! Aku menatap mama dengan ragu sementara mama juga menatapku dengan sorot yang membuatku menghela napas. Tidak.. aku masih belum sanggup menginfokan ke orang tuaku bahwa aku tengah hamil. Aku yakin mama dan papa akan bahagia untuk itu namun... aku masih belum siap. Bagaimana mungkin aku menambah beban orang tuaku sementara aku bahkan akan segera bercerai?

Fool AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang