Hujan mengguyur seisi kota. Aku menatap jauh sembari menopang dagu.
Huftt..
Tugas makalah yang harusnya kugarap hari ini, hanya menatapku lirih. Sepertinya ia ingin menangis, "Gimana nih, mana dosennya galak. Tapi males banget sumpah." gerutuku sambil sesekali melirik laptop. Setelah perang batin selama 10 menit, akhirnya aku memutuskan untuk mematikan laptop dan menarik selimut tebalku.
Hujan tak peduli dengan apa yang aku lakukan hari ini, ia hanya berjalan dari ujung ke ujung kota. Mengguyurkan air dengan merata, seperti olesan mentega di atas roti. Membuat orang-orang di sana satu per satu pergi meneduh.
Saat lamunanku sudah mencapai langit, aku teringat salah satu cerita populer di kotaku. Cerita tentang siren yang jatuh cinta kepada manusia. Cerita yang muncul dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi. Sampai-sampai dijadikan novel yang suanya terdengar hingga ke kota tetangga. Banyak yang tertarik, mendengar dan menikmati sebuah cerita klasik yang berbalut roman picisan itu.
🌊🌊🌊
Ji Eunji, begitulah namaku dipanggil. Saat kutengok ke sebelah kanan, aku terkejut. Ternyata dosenku yang memanggil.
"Eunji, sudah ibu bilang kalau tidur jangan terlalu larut! Lihat akibatnya, kau tertidur di kelasku!" seketika mataku kembali segar, seperti disiram ribuan es batu.
Aku hanya tersenyum sambil mengelus tengkuk. Kebiasaan.
Bu dosen langsung kembali ke tujuan asalnya, mengajar. Mataku kembali mengantuk kala melihat rentetan angka dan rumus di layar infocus. Tapi aku harus fokus, karena sebentar lagi kelas ini akan berakhir.
"Pertemuan selanjutnya kita akan presentasi berdasar topik yang sudah ibu bagi." ingatnya sembari mengetuk meja dengan spidol.
"Baik bu." jawaban klise mahasiswa.
🌊🌊🌊
Setelah kelas usai, teman-teman sekelasku langsung sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang pergi ke kantin, ke perpus, pulang ke rumah dan sebagian masih berdiskusi tentang pembagian materi presentasi.
Aku menguap pelan, kusenderkan kepala di lengan sembari menatap jendela. Angin sepoi berhembus, membelai rambut panjangku. Dedaunan melambai, seakan bergoyang mengikuti alunan musik.
Ah, aku harus bergegas! Buku incaranku!
Aku berlari sekuat tenaga menuju toko buku favoritku. Napas yang membara bukan tandingan penantian selama satu tahun. Kusibak rapih buku-buku yang berjejer di rak. Sambil kucium aroma kertas lama yang autentik, khas toko buku. Rasanya seperti menjelajah waktu.
Ketemu!
Tapi...
Netraku dan netranya bertemu. Agak lama. Cukup lama. Aku baru sadar kalau tangan kami bersentuhan saat memegang buku yang sama.
"Eh maaf."
"Silakan, ladies first." ujarnya sambil tersenyum.
Aku menatap canggung. Menawan. Kata yang pertama kali terlintas di benakku. Tapi, setelan jas? Mengapa ke toko buku memakai setelan jas? Apakah dia ingin pergi ke pesta? Ah, mengapa aku ambil pusing. Itu bukan urusanku.
Kuambil buku itu, sampul yang menarik. Tak lupa aku melempar senyum kepadanya sebelum pergi.
Tapi tak kusangka, awal pertemuan itulah yang akan menjadi guratan awal di atas kanvas yang bersih itu.
To be continued.
![](https://img.wattpad.com/cover/342884270-288-k317608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Σειρῆνας (SIREN) | JEON WONWOO
Fantasy;eunji, kamu percaya siren? :makhluk mitologi yang suaranya bagus itu? yang wujudnya setengah ikan? aku mana percaya sama yang begituan ;kalau dia ternyata ada dan dia di dekatmu? mengawasimu sejak lama dan tertarik padamu? :maksudnya?