⫷――――·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙✩*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙✩*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ .――――⫸
𝐒𝐡𝐢𝐩 :: 𝐕𝐨𝐱 𝐀𝐤𝐮𝐦𝐚 𝐱 𝐒𝐡𝐱𝐭𝐨𝐮
⚠𝐓𝐖⚠ :: 𝐡𝐚𝐫𝐬𝐡 𝐰𝐨𝐫𝐝𝐬, 𝐛𝐥𝐨𝐨𝐝, 𝐬𝐮𝐢𝐜𝐢𝐝𝐞. /
𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫, 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡, 𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡 𝐝𝐢𝐫𝐢.
𝐒𝐩𝐞𝐜𝐢𝐚𝐥 𝐠𝐢𝐟𝐭 𝐟𝐨𝐫 :: Kimizu0410. 𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤𝐬 𝐟𝐨𝐫
𝐡𝐞𝐥𝐩𝐢𝐧𝐠 𝐦𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐭𝐡𝐞 𝐩𝐥𝐨𝐭! ^^⫷――――·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙✩*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙✩*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ .――――⫸
Suara rintikan hujan yang turun dari langit terus berbunyi tiada henti, diikuti dengan lantunan suara piano yang tengah dimainkan oleh seorang demon slayer bersurai ungu tua, serta manik berwarna Navy.
Ia terus bergumam kepada dirinya sendiri, mencoba melupakan kejadian yang baru saja terjadi sehingga membuatnya hancur seperti ini. Karena jika ia gagal melupakannya sekali saja, maka bekas air mata yang telah kering di pipinya itu akan dibasahi kembali oleh air mata yang baru.
"You're right, Vox, I should've killed you before this shit happened," katanya sembari membanting tut piano.
Kini ia telah belajar, mungkin inilah yang dimaksud oleh atasannya dengan: "jangan tunda-tunda pekerjaanmu sebelum suatu bencana besar terjadi padamu."
Namun, apa yang membuatnya bisa sehancur ini?
≪•◦ Flashback ◦•≫
"Hey babe, i'm back!" pria bersurai hitam panjang memasuki rumah mereka dengan sekantong plastik berisi beberapa makanan untuk makan malam mereka nanti.
"Where have you been?" Shoto menatap ke arah manik emas milik Vox dengan tajam.
"W-what do you mean? Gue dari supermarket, lah! nih, buat kita makan nant-"
"WHERE THE FUCK HAVE YOU BEEN, VOX?!" Shoto berteriak sembari memegangi kedua kerah kemeja Crimson Vox.
Si pemilik nama hanya membeku di tempat, terkejut setelah mendengar kekasihnya berteriak sekeras ini padanya. Apakah dia sudah tahu?
Vox kemudian memalingkan kepalanya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"G-Gue... Gue dari rumah Mysta. Ike ngechat gue buat dateng juga ke rumahnya karena dia lagi demam, dan Shu lagi gak ada di rumah karena belum selesai sama misinya, jadi gue dateng karena khawatir," jelasnya. Tentu, penjelasan Vox tidak membuat Shoto tenang semudah itu. Justru, ia malah semakin marah kepadanya.
Ia pun mengambil ponselnya, kemudian menunjukkan sebuah foto yang berisi gambar dari kekasihnya yang tengah mencium sahabatnya itu, Mysta Rias.
"Gue dapet ini dari Ike. Apa lo masih bisa mengelak dari ini?"
Vox menatapnya dengan ekspresi terkejut, namun kemudian mengembalikan raut wajahnya menjadi santai kembali. Ia mendekati wajah Shoto sembari melepas kedua tangan yang lebih kecil itu dari kerah bajunya.
"So what? Are you gonna cry and piss your pants?" Vox tersenyum menyeringai menatap kedua manit Navy milik Shoto.
Shoto tak menyangka bahwa Vox akan meresponnya dengan reverse card untuk membalikkan keadaan sehingga ia tak terpojok. Ia ingin sekali mengeluarkan air matanya, namun ia tak ingin dipermalukan oleh iblis kesetanan satu ini. Iblis aja bisa kesetanan, apalagi kamu //cough//
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 :: 𝘓𝘶𝘹𝘪𝘦𝘮 𝘴𝘩𝘪𝘱𝘴 𝘰𝘯𝘦𝘴𝘩𝘰𝘵𝘴
Romance"Aku suka aroma naturalmu yang membawa warna ke dalam kehidupanku ketika aku menghirupnya pertama kali." "Warna manik indah milikmu begitu bersinar terang, sehingga kedua netraku tak lagi merekam pemandangan yang hitam putih nan gelap." © I do NO...