34

96 11 11
                                    

Cue !

.

.

.

💜💜💜

Namjoon bermimpi dalam tidur komanya. Mimpi itu terasa sangat nyata untuknya karena ada Yoonji dihadapannya.

Jika ia perhatikan, mereka berdua sedang berada disebuah perbukitan, duduk diatas rerumputan untuk camping berdua, seperti saat honeymoon mereka dahulu di Gwangju diawal pernikahan.

Situasinya pun hampir sama. Cukup banyak orang yang melakukan hal serupa disana, termasuk saat Namjoon mendapati Yoonji tersenyum dan tertawa kecil kala melihat seseorang yang sedang mengejar anjingnya yang berlari untuk bermain.

Tetapi, mengapa suasana bahagia itu berubah menjadi suram ketika Yoonji membuka suara setelah banyak diam tanpa berinteraksi dengannya saat itu.

Yoonji menoleh dengan tatapan sendunya dan ingatan Namjoon bagai tercampur-aduk akan masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Entahlah, dia tak mengerti.

"Kamu tau, Namjoon ? Bahkan, jika orangtuaku bilang, kehadiranku adalah anugerah, tetapi tetep aja, aku adalah penderitaan bagi mereka. Musibah besar kalo aku ada disekitar mereka"

Deg !

Jantung Namjoon mendadak berdegup cepat. Hatinya bagai teriris pedang tajam.

"Jangan bilang begitu, Ji" katanya. Tangannya terulur mengambil sebelah tangan si manis untuk digenggam.

"Dan terbukti. Kehadiranku adalah awal mula masalah besar terjadi. Kamu salah satu musibah yang aku ciptakan"

"Enggak, Yang. Kamu pun anugerah buat aku" ujar Namjoon mencoba membuat Yoonji merasa dimiliki olehnya.

Yoonji terlihat kembali menatap anjing yang sedang berguling direrumputan. Sebelah tangannya masih digenggam Namjoon erat.

"Ada kalanya, aku pikir, aku pun membawa kesialan terbesar buat kamu. Ada kalanya, aku pikir, semua yang berada dilingkaran itu selalu dibuat menderita oleh kehadiran aku"

"Yoonji ! Jangan bilang gitu ! Aku gak mau kehilangan kamu lagi. Please !" Sergah Namjoon. Ia tarik tangan Yoonji untuk berada dalam dekapan eratnya, "Jangan pernah pergi lagi dari sisi aku, Ji"

Tetapi, Yoonji tetap berbicara yang membuat hati Namjoon semakin teriris, "Anak pembawa kesialan, si malapetaka yang nyata. Bener, itu aku, Min Yoonji"

Airmatanya menetes saat mendengar lontaran kalimat tersebut dari Yoonji.

Gelap sepersekian detik menyapa, secara tak sadar, Namjoon bagai berteleportasi ke tempat lain. Sebuah taman yang tak asing untuknya,
sorak-sorai suara remaja memenuhi pendengarannya namun tidak.. tempat itu bukan kampus tempatnya menimba ilmu ataupun kampusnya mengajar tapi...

"Joon ! Ketua Osis dicariin Kepsek !"

Keanehan semakin membuat Namjoon heran. Kali ini, dia memegang sebuah novel ditangannya.

Jarinya menunjuk sebuah paragraf percakapan antara dua orang.

"Hoi, Kim Namjoon !!"

Namjoon sontak menoleh ke arah belakang. Beberapa belas meter, ada remaja laki-laki yang berdiri disana, Namjoon tak mengenali siapa dia.

PARACHUTE [NAMJI(N)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang