01 . Awal

17 2 0
                                    

Halo selamat datang yang baru datang!!

Mari kita halu bersama ku disinii><

Happy reading...

●●●

"Lu serius zee, langsung ngelamar kerja?" Ucap Rani, Sahabat Zea.

"Iya ran, doain yang guys. Gua besok udah mulai ngelamar perkerjaan dibeberapa perusahaan," jawab Zea, sambil memakan kentang goreng dihadapannya.

"Buset zee, lu gamau rehad in otak lu dulu gitu. Masa langsung lamar kerja, entaran aja kali," timpal keysa, Sahabat Zea.

"Haha, gua pengen dapat penghasilan sendiri. Biar gak terlalu jadi beban keluarga juga," kekeh Zea.

"Idihh, nyindir kita nih ceritanya." Ucap Rani, merotasikan matanya

"Wahh parah lu zee," timpal Keysa.

"Udah lah gua bercanda, kalian ni yaa." Ucap Zea, sambil terkekeh.

"Iya iya, kita doain deh semoga teman kita tercintah ini cepat dapat pekerjaan dan jodoh." Ucap Keysa.

"Aminn, ehh apa kata lo jodoh. Big no!!"

"Masih gamon dia sama yayang tio," Timpal Rani.

"Lagian lu ni ya zee, jangan langsung menyimpulkan suatu hal yang belum tentu ada kebenarannya. Kasian tau si tio diputusin gitu aja." Ucap Keysa.

"Ini kok pembahasan aneh yaa, udah lah inces zea pamit undur diri." Ucap Zea, langsung meninggalkan kedua sahabatnya tanpa dosa.

"Bocah monyet"

●●●

"Bunda, sepatu putih Zea mana." Teriak Zea, sambil mengotak-atik rak sepatu.

"Yaallah Zea, pagi pagi teriak. Sini bunda cariin," ucap Rumi, ibunda Zea.

"Zea, udah telat ini bunda. Apa kata bos ngelamar kerja aja udah telat," rengek Zea.

"Shut, kaya anak kecil aja kamu ini. Lagian kamu ga bilang sama bunda, ya mana bunda tau." Ucap Rumi.

"Nah ketemu, udah buruan ntar makin telat. Ayah udah nungguin diluar," ucap Rumi.

Bergegas Zea berlari sambil memakai sepatu putih miliknya. Sang ibunda hanya bisa geleng-geleng melihat tingkahnya.

"Bunda, Zea berangkat yahh. Doain anak tercinta mu ini lancar ngelamar kerjanya," ucap Zea, mencium punggung tangan sang bunda.

"Assalamualaikum," teriak Zea.

"Waalaikumsalam, amin ya sayang. Bunda selalu doain yang terbaik buat anak bunda," ucap Rumi.

●●●

Disinilah Zea berada, di sebuah perusahaan Bramantio permata.

"Bismillah" ucap Zea, sebelum masuk kedalam perusahaan.

Zea berjalan menuju resepsionis, untuk menanyakan ruangan, Zea disambut ramah oleh karyawannya.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu kak," ucap resepsionis.

"Pagi mbak, saya mau melamar kerja disini. Kalo boleh tau ruangannya dimana yahh?" Jawab Zea.

"Oke. Mari saya antar mbak," tuntun resepsionis.

Setelah sampai diruangannya, disana sudah banyak sekali orang yang duduk rapi menunggu giliran mereka diwawancara.

"Silahkan tunggu disini mbak, saya balik dulu ya. Mari mbak," ucap resepsionis.

"Terima kasih mbak," jawab Zea, dengan senyum simpul.

Gugup, satu kata yang mendeskripsikan perasaan Zea sekarang. Apalagi sekarang bukan cuma Zea yang melamar kerja diperusahaan ini, tetap banyak sekali saingan. Zea pesimis kepercayaan dirinya lenyap entah kemana.

"Ini gimana dong,"

"Loh kok malah pergi gitu ajaa!"

Suara riyuh, membuyarkan lamunan Zea tadi. Karena semua orang yang tadi duduk santai, sekarang berdiri sambil mengoceh tidak jelas.

"Eh, maaf. Ini ada apa ya?" Tanya Zea, pada salah satu orang yang berada didekatnya.

"Ini loh pak boss nya, tiba-tiba pergi gitu aja. Kita udah nunggu lama masa gagal sih" jawab seorang perempuan, dengan wajah kesal.

"Mohon tenang, pak boss diganti kan oleh saya. Beliau tadi ada urusan mendadak, jadi duduk kembali ya." Ucap seseorang perempuan, yang Zea tebak itu adalah asisten pak boss.

"Anindya Zea Tsabita" Sekarang giliran Zea di wawancarai, alhamdulillah wawancaranya berjalan dengan lancar.

"Terima kasih mbak Zea, tunggu hasilnya. Jika anda diterima pihak kami akan segera menghubungi anda." Ucap kinara, asisten boss.

"Siap mbak, terima kasih."

●●●

Hari sudah lumayan petang, setelah bertemu dengan klien Aka merasa cukup lega. Karena hasil yang sangat memuaskan.

Sebelum Aka kembali kekantornya, dia memutuskan untuk istirahat dulu disebuah Coffe shop. Aka menatap jam ditangannya, sudah hampir senja. Akhirnya dia memutuskan untuk kekantornya.

"Sore, pak Aka." Sapa pak diman,satpam kantor Bramantio permata.

"Sore," jawab Aka singkat, berjalan menuju pintu lift tiba-tiba langkah terhenti, kala melihat seorang perempuan yang sedang menunggu dilobby.

Karena Aka penasaran, ia memutuskan untuk menyusul orang itu. "Pak Aka" panggil kinara, membuat Aka membalikan badannya.

"Bapak ada apa kesini??" Ucap kinara.

"Saya hanya ingin melihat cv karyawan baru, apakah anda ingin pulang," Jawab Aka. Ia kembali menatap ke arah orang tadi. Tapi, nihil orang itu sudah tidak ada.

"Ada yang bisa saya bantu pak??" Tanya kinara bingung melihat tingkah sang boss.

"Emm, apa anda tau dengan orang yang tadi berdiri disana??" Tanya Aka. Menunjuk letak gadis itu berdiri tadi.

Kinara mencipitkan mata nyaa "Ohh, itu tadi karyawan baru pak, tadi ada berkas yang ketinggilan gitu, jadi dia tadi harus melengkapi nya kembali," Jelasnya. Aka hanya menganguk menanggapi dan kembali menatap gadis itu tadi berdiri.

"Apa bapak ada masalah dengan orang itu??" Tanya kinara.

"Tidak," jawab Aka langsung pergi menuju lift.

●●●

Semoga suka sama cerita nya yahh >•<

Mari spam sapi disini "🐮"

Partner MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang