Halo, semuanya˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙
Sebenarnya cerita ini adalah hasil remake dari ceritaku yang sebelumnya yang belum sempat aku selesaikan.
Terima kasih sudah mampir, bila suka tinggalkan jejak, ya!(๑˃̵ ᴗ ˂̵)و.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Vanka! Vanka!"
"Jangan pergi, Vanka!"
"Bahaya, Vanka! Menjauh!"
"Vanka, Vanka ... Kamu masih belum mengerti, ya. Begitu kamu melangkah, jiwamu yang akan pergi. Nyawamu ada di tangan saya, Vanka."
"Hahh!" Kala terperanjat mendengar suara-suara itu lagi di mimpinya. "Ah, kepalaku sakit lagi." Dahinya mengernyit. Tangannya bergerak mencari ponsel yang selalu ia letakkan di atas laci. Matanya langsung melotot begitu melihat angka yang menunjukkan waktu saat ini.
"Haish, abang kok gak bangunin aku, sih!" Kala langsung bangun dari tempat tidurnya.
Ia berjalan menuju ruangan di sebelah kamarnya. Tangannya menelusuri rak rak buku dan tumpukan buku yang cukup berantakan. Ia sungguh terlihat seperti orang yang sedang dikejar hantu. Keringatnya mulai bercucuran dari dahinya.
"Di mana, sih! Duh, mana nanti matkulnya pak Irwan!"
"Dek."
"ASTAGA!" Kala reflek terjatuh ke lantai, lantaran terkejut dengan sosok yang tiba-tiba muncul di belakangnya. "Abang apaan, sih! Kenapa tiba-tiba muncul di belakang!"
"Hehe, maaf. Lagi nyari apa emang? Kok panik gitu?"
"Anu, abang lihat buku catetan aku nggak? Yang warnanya biru putih, terus eehh ... TEBALNYA SEGINI!" ujarnya dan menunjuk buku latihan toefl di depannya.
"Oalah, tadi abang beresin. Tadi abang taruh mana, ya." Savier pergi ke rak buku di sisi pojok kamar. "Yang ini?" tanya Savier.
"Nah! Iya bener! Makasih abang." Kala langsung mengambil buku tersebut dan berlari kembali ke kamarnya.
"Dasar, masih ceroboh aja," decak Savier.
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Jam telah menunjukkan angka 14.50 yang artinya kelas Kala akan segera berakhir 10 menit lagi. Ia sibuk mencatat materi yang terpampang di powerpoint yang dipresentasikan pak Irwan, sementara gadis di sebelahnya sibuk menata rambutnya.
Pada kelas kali ini materi yang disampaikan tidak terlalu banyak. Tidak seperti dugaan, kelas hari ini cukup santai, bahkan ujian yang dijadwalkan hari ini dibatalkan. Waktu telah menunjukkan pukul 15.00. Para mahasiswa berbondong-bondong meninggalkan kelas, kecuali Kala dan Abel.
"Kal, mau mampir ke cat cafe deket sini gak nanti malem?" tanya Abel.
"Gue alergi bulu kucing, Bel."
"Yah, ya udah, deh. Btw, lo kok keliatan lemes banget hari ini?" Abel sudah merasa ada yang aneh dari temannya hari ini. Biasanya Kala adalah orang yang cerewet, tetapi hari ini Kala hanya diam sepanjang kelas.
"Kepala gue sakit banget, Bel. Gue pulang duluan, ya," jawab Kala. Wajahnya kini sangat pucat.
"Gue anterin aja, ya, Kal? Lo pucet banget asli."
"Gak usah, Bel. Gue minta abang gue buat jemput aja."
"Ya udah." Mereka berdua keluar dari kelas. Abel mempunyai janji lain dengan temannya, jadi tidak bisa menemani Kala ke parkiran.
Beberapa kali Kala hampir terjatuh. Kakinya bergetar hebat. Rasanya ia tak sanggup untuk berjalan lebih jauh. Kepalanya terasa sangat sakit. Ia berpegangan pada railing tangga. Pandangannya perlahan semakin samar.
"Sakit."
Kala mencoba melangkah lagi menuruni tangga. Namun, kakinya sudah tak kuat menumpu badannya. Ia terjatuh. Badannya terhuyung, tetapi laki-laki berperawakan tinggi yang sedang menaiki tangga sigap menangkap Kala. Laki-laki tersebut menepuk-nepuk pipi Kala. Tanpa pikir panjang, laki-laki itu segera membopong tubuh Kala dan mengantarkannya ke rumah sakit.
Bertahanlah sebentar lagi.
Laki-laki itu mengusap air matanya begitu membaringkan tubuh Kala di mobil. Ia langsung menyalakan mobilnya dan bergegas menuju rumah sakit.
to be continued ...
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Kalila Praditya (21)
Mahasiswi Teknik Dirgantara.
Savier Pramudya (25)
Market Research AnalystUntuk karakternya aku perkenalkan seiring kemunculannya di cerita, ya(。•̀ᴗ-)✧
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Day In The Fall [Kim Gyuvin]
FanfictionKala mengalami kecelakaan mobil saat ia berumur 17 tahun yang membuatnya kehilangan ingatannya. Sejak saat itu ia terus mengalami mimpi buruk, dan setiap terbangun ia akan merasakan sakit kepala yang luar biasa. Suatu hari ia pingsan karena tak kuat...