Vir 001

3 3 1
                                    

Seminggu sejak meninggalnya alm. Derniswari, Kehidupan Keluarga Vander mulai bangkit dari keterpurukan, Mr. Vanderik mulai mengurus anak anaknya dan memikirkan cara agar anak anaknya mendapatkan kasi sayangnya dan tidak merasakan kurang dan terus berusaha untuk menjadi ayah yang terbaik sekaligus menggantikan istrinya, terlebih Mr. Vanderik memiliki putri yang masih berusia 7 tahun.

Dengan penuh pertimbangan Mr.Vanderik mengajak anak anaknya kecuali Vior untuk menemuinya di kamarnya. 

Selang beberapa saat :Tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selang beberapa saat :
Tok...tok..tok.. suara bunyi orang mengetok pintu kamar Mr. Vanderik.
"Masuk" : Mr. Vanderik
Ketiga putranya pun masuk ke kamar,
Sembari menunggu waktu yang pas, Vanderik berusaha mencairkan suasana dengan sesekali menghibur ketiga putranya tersebut
Vanderik berencana untuk membawa putranya dan putrinya ke Korea Selatan untuk tinggal bersama karena kita tau bahwa Vanderik bekerja di sana. Namun Vanderik mengetahui pasti ketiga putranya tidak akan setuju akan hal itu, terlebih vandra akan balik ke USA dan Vir tidak akan mau meninggalkan kakeknya di sini.

"Hem, Dad plans to move to Korea,dady mau bawa kalian ke Korea" : Vanderik dengan raut muka serius
"Kita akan tinggal disana" :lanjutnya
"No": Vir
"Vir come on": Vanderik
"Nggak bisa pah":Vir
"Papa has to go back there and papa can't leave you guys here ( Papa harus balik ke sana dan papa nggak bisa ninggalin kalian kalian disini )" : Vanderik
"come on guys, mama kamu juga bakal setuju": Vanderik
" Aku nggak bisa ninggalin kakek, Understand also": Vir dengan raut wajah sedih.
"Kalian berdua ( Vandra dan Vernan), papa know Vandra tidak akan bisa Right?" : Vanderik menanyakan kedua anaknya yang hanya duduk dan diam di atas kasur.
"Papa knows the answer": Vandra
"Aku nggak mau ninggalin rumah ini" : Vernan
"Yah kalau gitu Vior with me" : Vanderik dengan nada pasrah. Lanjut Vanderik
"Besok papa About to leave": Vanderik beranjak dari kasur dan keluar kamar.
"Secepat itu? Pah": Vernan, tidak di hiraukan oleh Vanderik.
"Pah..." : teriak Vernan
"Vior emang setuju": Vernan yang tidak setuju Vior dibawa oleh Vanderik sambil keluar mengikuti perginya Vanderik.

Vir pun keluar kamar lalu ke kamarnya dan mengunci kamarnya terlihat dia melempar tubuhnya ke atas kasur dan menutupi wajahnya dengan bantal.
Dalam hatinya : nggak kayak gini yang gua mau, nggak sanggup Tuhan. Pleace God

~00~
Seminggu setelah Mr. Vanderik pergi hari berikutnya Vandra pun berangkat kembali ke USA dan Vir tinggal di rumah kakeknya hanya ada Vernan yang tinggal di rumah keluarga Vander.

Hari demi hari, sudah tercatat dua bulan Vir tidak naik ke sekolah semenjak neneknya meninggal, ujian semester untuk tahun pertama akan segera di mulai mengantisipasi hal itu pihak sekolah kemudian menanyakan hal itu ke pada Mr. Idnu Setiono Sekalu pendiri PT Pertamina yang merupakan kakek dari Vir.

"Baik saya adalah wali kelas Vir sekolah BINUSA BANGSA, saya ingin bertemu dengan pak Idnu": Ibu Irma
"Baik silahkan ibu tunggu di sini saya akan memberitahukan Pak Idnu": kariyawan Mr.Idnu

Setelah menunggu beberapa menit, kariyawan pun mempersilakan ibu Irma masuk ke dalam rumah Mr.Pertamina.

"Silahkan duduk bu": Mr.Pertamina, yang di sambut duduk oleh ibu Irma

Dengan basa basi meraka pun berbicara dan menanyakan keadaan Vir . Dan kemudian ibu Irma dengan tanpa mengurangi rasan hormatnya meminta Vir untuk masuk ke sekolah karena sepekan kedepan sekolah akan mengadakan ujian tahun pertama ini.

"Baik terima kasih atas waktu yang telah Pak Idnu luangkan karena kedatangan saya, kalo begitu saya pamit": ibu Irma sambil tersenyum dan bergegas pulang.

Setelah pulangnya Ibu Irma, Mr. Pertamina bergegas ke kamar Vir, untuk menyampaikan apa yang ibu irma sampaikan.

"Vir...": suaran serak Mr.Pertamina sambil ngetok pintu kamar Vir.
"Vir...kakek buka ya pintunya": Mr.Pertamina, lalu membuka pintu kamar Vir.
Terlihat badan yang putih tergelentang berotot itu tanpa busana tinggi menjulang di atas kasur.
Kakek mendapati Vir yang sedang tidur
"Vir...": Mr. Pertamina sambil menghelai rambut Vir.
Vir menyadari heleaian di rambutnya yang begitu khas dengan yang sering neneknya lakukan membuatnya terbangun, dan mendapati kakeknya di pinggir kasurnya.

Kemudian Vir dan Kakeknya bercerita dan menyampaikan pesan ibu irma kepadanya, sambil Vir di manja dengan heleaian di kepalanya dan menikmati heleaian dari kakek tercinta sambil tiduran, membuat hati Vir tenang dan berniat ke sekolah di esokkan harinya.

_Capture selanjutnya_

VirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang