clrl . zenitsu

898 147 63
                                    

“Arigatou, Oyakata-sama, sudah memberinya kesempatan lagi.” gadis itu menunduk. Memberikan penghormatan kepada sang pemimpin pemburu iblis. Yang tetap tersenyum pada petinggi tersebut. Tangannya perlahan terangkat, untuk mengusap rambut anak itu perlahan.

“Dan.. Untuk anda, terimakasih.. Perjuangan anda.. Selama ini.. Maaf saya takut tidak memiliki waktu untuk mengucapkannya lagi..”

“....”

“Hiduplah dengan baik, ya, [Name].”




“Pe.. Pedang anda.. Rusak!?”

“ya, dan pedangku tidak dikirim, ini pertama kalinya rusak, jadi penempa mungkin tidak tahu hal itu.”


“Seharusnya itu diinformasikan setiap saat, apa anda tidak menerima gagak?” tanya Hinaki keheranan. [Name] speechless. emm.. Sedikit masalah teknis dengan itu..

Gagaknya kan meningsoy.

Dan gagak baru belum datang menggantikannya.


“[Name]-sama sangat kuat, bagaimana itu bisa keropos?” Kiriya bertanya pelan, menatap pada gadis yang lebih tinggi darinya itu. Raut wajahnya sedikit khawatir.



[Name] menepuk pelan puncak kepala Kiriya. “Hey.. Semua orang itu mengalami fase kemunduran tahu..” nyengir. Mengusap-usap rambut Kiriya hingga sedikit acak-acakan.



“Jaa, Oyakata-sama, saya pergi. Semoga anda selalu sehat,” suara [Name] getir dan penuh keraguan. Ia tahu yang sebenarnya sekarang.

Tapi ia masih memikirkan harapan.







“Emmm.. Jadi.. Bagaimana konsultasinya?” Tanjiro, pemuda berambut merah delima itu bertanya dengan ragu-ragu. Membuat gadis Ubuyashiki yang dihadapannya hanya berdehem. Ragu.

Tanjiro merasa tidak enak. Dia bersumpah, dan ia melanggarnya. Tapi yang bersangkutan kedua duanya malah bodoamat.

Lihat [Name] yang owh aja oke oke lah. Dan Nezuko yang milih bobok cantuy sekarang di paha [Name].



“A-ano! Maafkan aku [Name]!” Tanjiro membungkukkan badannya hingga dahinya membentur tatami. suara dentumannya keras sekali. [Name] terkedjoet. WOI LAH! MENGKHAWATIRKAN!!

“SAYA BERSEDIA SEPPUKU SEKARANG JUGA—”

[Name] lebih dulu menyumpal mulut Tanjiro dengan menyusupkan tangannya diantara lantai dengan wajah Tanjiro.

Yang reflek Tanjiro mengangkat kepalanya karena terkejut. [Name] melotot sambil tetap membungkam mulut Tanjiro, sedangkan wajah pemuda itu sudah semerah irisnya sendiri. Ia tidak pernah terbiasa kontak fisik dengan seorang gadis.


“SSST— Itu sedang panas disini—” [Name] melepaskan tangannya. Menghela nafas panjang. “Oyakata-sama mengampunimu. Karena nyawaku tidak melayang.”

Tanjiro tertegun. “Ba-bagaimana dengan para hashira?”

“Tidak ada yang tahu bukan? Semua beres! Aku yakin Uzui-san bisa menjaga rahasia, yang penting sensei—”





“Yang penting aku apa?”




Mereka berdua menoleh. Melihat Obanai yang sudah duduk didekat mereka dengan pandangan membunuh.


“Kalian sudah lama hidup ya..”

Nahloh pawang [Name] datang. Siapkan 9 nyawa Tanjiro. Restu dari Obanai gak gampang ye beb.








Beberapa harie kemudian masih di lokasi yang sama.

“Tampaknya anda semakin sehat, semoga anda cepat bisa melaksanakan misi kembali!” senyum Kanao menyapa [Name] yang meminum chamomile di engawa. Yang ditanggapi keheranan oleh [Name].

𝐂𝐨𝐥𝐨𝐫𝐟𝐮𝐥. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang