clrl . hashibira

772 134 25
                                    

“[Name]-sama. Apakah anda memiliki impian?”






“Impian.. Ya..” senyuman khas yang serupa dengan Kagaya itu terukir. “Entahlah, Kiriya.”

Seorang anak berusia 8 tahun itu memandangnya. “Ah, tapi kalau boleh, aku ingin keluarga kita menjadi keluarga normal saja, tidak perlu menjalani kehidupan seperti ini.”

Kiriya mengerjap, tidak menyangka apa yang akan diucapkan [Name]. “Begitu.. Ya..”






“Kau itu memaksakan diri, bagaimana jika paru-parumu beku?” Douma mengembangkan kipas besinya. Menatap khawatir, ea.

[Name] sebenarnya sedikit emosi, tapi mah dia kan tipe yang oh ayo aja mah gweh. Jadi nggak terlalu baper.

“Ya ampun.. Kau berdarah, nona~”





Douma menyeringai sambil mengayunkan kipasnya lagi.

Haori [Name] tersobek. Menyisakan lengan haorinya yang terjatuh. “Kau merepotkan, mungkin akan kumakan duluan,” Douma berkacak pinggang bak emak-emak yang lagi marahin anaknya.



‘Sialan tangan kaku ini.’ [Name] memukuli tangannya yang kaku.



“Sementara itu..” ia bergerak dengan cepat. “Kuambil ya,, ups.. Kau tidak memegangnya dengan erat,” Douma memamerkan pedang Kanao di genggamannya sekarang. Kanao terkejut.




Serangan es Douma kini menjadi banyak, memusatkan serangan pada Kanao yang tak memegang senjata. Sibuk memfokuskan penglihatannya.

BRAKK!!

“WOIIII RUBUKAKUSHI ATAU SIAPALAH NAMAMU!! HAHA KETEMU!!” Inosuke jebol atap. Kemudian melenyapkan serangan Douma begitu saja. Lalu bergaya di depan Kanao. “WOEEE KARUKABUSHII!! KAU LIHAT!?”

“Maaf, aku minus,” [Name] sedang keluar dari kolam. Sempat kecebur.





“Cih,” Inosuke melingkarkan jemarinya. Membaca mata Douma. “Whahaha! Kau itu babu kedua ya! Kalau aku mengalahkanmu, aku akan jadi pilar!!!” “Lah.. Muncul bocah aneh..” keluh Douma.

Inosuke melirik Kanao. “Nuoh!? Kau terluka? Nanti Shinobu marah— loh.. Nanti Shinobu—”

Kanao menatapnya kosong. Inosuke terdiam. “Shinobu.. Sudah mati?”




Inosuke ngamok. Sementara Douma cekikian. “Hey, dia itu hidup selamanya dalam diri—”

Dalam sekejap sudah ditusuk tuh congor busuk Douma dengan nichirin [Name] yang gada niatan dengerin ceramah ampas Douma. Tapi Douma mengeluarkan jurus bikin kabut jadi dingin, mau nggak mau [Name] jempalitan mundur, kecuali kalau mau paru-parunya beku.

Ditambah Inosuke yang udah nggak tau diapain tuh tangan bisa keplintir sampe nebas mata Douma yang good looking.




“Wahahaha,” masokis ni iblis.





“Hebat juga.. Kau bisa mengenaiku, cepat sekali kalian ini,” Douma tersadar kemudian, pedang yang daritadi ketancep di sudut pager dah gaada. Ia menatap [Name] yang melempar pedang itu ke Kanao. “... Mundur, Kanao.”

Kanao menerimanya dengan canggung.




“Ooh.. Begitu..” aura Douma berubah. “Wahhh! Aku tambah semangat loh! Lagipula, topeng itu, pasti kepala babi itu topeng kan!?” Douma menyatukan kipasnya dengan jantan. Tadi kipasnya hampir mengenai tangan Inosuke.

“Kau cepat ya!!” Douma melompat ke arah Inosuke. Sambil mengayunkan kedua tangannya, jurus es lagi. Berhubung Inosuke lagi pamer, dia langsung nendang diafragma Douma sampe mundur.

𝐂𝐨𝐥𝐨𝐫𝐟𝐮𝐥. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang