5. Terdampar

8 3 0
                                        


Aku tidak tahu harus bagaimana menggambarkan perasaan ini. Ketika membuka mata, aku mendapati diriku berdiri di tengah keramaian bersama orang-orang berpakaian zaman dahulu, dan sialnya aku pun berpakaian seperti itu. Hal yang lebih aneh juga ada di sampingku. Natakala berdiri di sampingku. Bajunya dekil, dan dia menguarkan aroma gandum kering.

"Ini di mana, sih?"

Aku mengangkat bahu. Natakala menggaruk-garuk rambutnya yang gimbal, lalu bertanya lagi. "Sepertinya aku tidak pernah berada di sini sebelumnya."

"Aish, terus aku harus bilang apa?!" Aku berdecak. Tanpa kujawab lagi, aku melangkah pergi meninggalkan Nata yang sibuk mencari-cari tahu seperti orang bodoh. "Aku—"

"Diam, Nat." Aku mengintip di balik tembok, melihat gerombolan orang berbaju zirah berjalan bagai sedang pawai. Mereka memegang sebuah papan bertuliskan 'Hidup Raja Lizche 1800'

"Ini tahun 1800?'

"Lalu apa yang terjadi pada kita? Mengapa kita ada di sini?"

—akan dilanjut ketika sudah ada ide. KWKWKWKW.

PANCAKARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang