first mission

75 7 0
                                    

mau bagaimana pun lu tetep
jadi nomer satu dihati gua
-Rifat Aldy

5. First Mission


Suara dobrakan pintu membuat dua pemuda yang sedang berada dibawah kendali nafsu ketakutan. Sang perempuan bergegas memungguti bajunya dan berlari keluar. Sedangkan sang lelaki duduk dengan pandangan yang menatap kebawah saat menyadari sosok yang amat dikenalnya tengah ada didalam ruangan itu.

"ANJING LO THUR!!" Teriak Rifat aldy yang sangat terlihat marah pada sosok pemuda yang sedang ketakutan itu.

"kenapa? kenapa lo ganggu gua? dateng-dateng anjing-anjingin gua!" teriak Guntur tak kalah keras.

"bangsat lo!!!" marah Rifat semakin tak terkendali ia pun naik keatas ranjang dan menindih tubuh Guntur.

"lo kenapa sih fat!!!" Guntur hanya bisa pasrah, dengan kedua tangan yang menahan tubuh Rifat agar tak semakin dekat dengannya.

Tanpa menjawab Rifat malah melumat kasar bibir Guntur, Guntur yang tak siap hanya bisa pasrah dan menutup matanya erat-erat. Lumatan Rifat pun semakin dalam saat Guntur mulai membuka giginya, lidah mereka berdua beradu. hingga saat Guntur mulai kehabisan nafas ia pun mendorong tubuh Rifat agar menjauh.

"mau lo apa sih sat!!" teriak Guntur menahan nangis. Ia hanya merasa aneh dengan sifat Rifat belakangan ini, ia semakin peduli pada Guntur, semakin possesif dan itu sangat menganggu bagi Guntur.

"gua cinta sama lo! gua sayang sama lo!" teriak Rifat dengan keras.

"maksud lo?"

"iya, gua suka sama lu tur, gua cinta sama lu! ,lebih dari sosok temen!" jelas Rifat melemahkan suaranya dengan menjatuhkan tubuhnya diatas Guntur.

"tapi, lu cowo gua juga fat, kita salah"

"gua tau perasaan gua salah, gua tau lu gaakan mungkin suka sama cowo"

"apa yang lu suka dari gua, gua brengsek fat, lu tau kan gua habis ngapain, lu terlalu baik buat gua fat!" tegas Guntur.

"sua tetep cinta sama lu, mau lu kaya gimana pun!"

Rifat pun membalik tubuhnya dan menjatuhkan dirinya disamping Guntur.

"kasih gua kesempatan untuk gua deketin lu, kalau lu tetep gaada rasa, gua akan jauhin lu" ucap Rifat melemparkan pandangannya kosong.

Sedangkan Guntur ia hanya diam tak tau ingin menjawab apa. Dia memang sudah terbiasa dengan dunia lgbt yang selalu ia lihat bahkan tak sedikit teman Guntur yang juga seorang gay atau lesbian. namun, Ia tak pernah bermimpi bahwa suatu saat ia juga akan jadi sama dengan para teman-temannya, menjadi seorang gay.

"oke, gua kasih lu kesempatan" ucap Guntur sambil beranjak bangun dari ranjang dan mengambil jaketnya bergegas pulang diikuti dengan Rifat dibelakangnya.

"lu ga bawa motor kan?" tanya Rifat saat berada dilorong club. Guntur hanya menggelengkan kepalanya.

"gua anter!" tegas Rifat dengan tangan yang siap mengandeng tangan Guntur namun dengan sigap Guntur melempar genggaman Rifat.

"sorry, jangan gandeng gua! gua belum jadi apa-apa lu" ucap Guntur yang hanya diangguki oleh Rifat.

gua belum jadi apa-apa lu, brarti ada kemungkinan untuk gua jadi apa-apa lu kan tur, - batin Rifat senang

gua belum jadi apa-apa lu, brarti ada kemungkinan untuk gua jadi apa-apa lu kan tur, - batin Rifat senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalanan kota Surabaya yang tak pernah sepi mulai ditelusuri oleh kedua pemuda. Sang pengemudi yang ahli mulai meliuk-liukkan motor sportnya dengan lihai memecah keramaian jalan raya. Namun, sang penumpang hanya bisa memeluk sang pengemudi karna kepalanya yang mulai pusing akibat pengaruh alkohol yang ia nikmati tadi diclub malam. ditengah-tengah kesadarannya ia mulai bertanya-tanya dari mana sosok Rifat tahu bahwa ia sedang berada diclub.

"fat, lu tau dari mana gua tadi lagi diclub?" tanya Guntur pada Rifat.

"gua ikutin lu" kawaban yang singkat dan mudah dimengerti sehingga Guntur tak ingin untuk bertanya lagi.

kini motor sport milik sosok Rifat Aldy telah terparkir didepan kediaman keluarga pangestu. Guntur pun turun dan segera masuk kedalam rumahnya mengabaikan Rifat yang masih ingin bercengkrama dengannya.

"good night tur" ucap Rifat dan segera meninggalkan rumah Guntur untuk kembali pulang.

***

"bunda belum tidur?" tanya Rifat saat memasuki rumahnya, saat melihat sang ibunda sedang mengambil minum didapur.

"udah, ini bangun bentar buat ambil minum" ucap Dewi.

"Rifat masuk kamar dulu"

sesampainya dikamar bernuansa abu-abu Rifat Aldy pun melemparkan tubuhnya kekasur berukuran besar miliknya. senyuman pun terukir diwajah tegasnya itu. Tiba-tiba notif ponsel Rifat pun berdering dengan nyaring, ia pun merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.

 Tiba-tiba notif ponsel Rifat pun berdering dengan nyaring, ia pun merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"misi pertama gua" ucap Rifat, beranjak dari kasurnya untuk membersihkan dirinya.

Rifat pun memasuki kamar mandinya, melepas satu persatu pakaian yang ia gunakan. ia menatap kearah cermin besar dan memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan penat. hari ini adalah hari yang panjang baginya, tak mudah untuk seorang Rifat menyatakan perasaannya dengan lantang kepada orang yang ia suka.

"lu harus jadi milik gua" Rifat membuka matanya dan mulai menyalakan shower. Dengan perlahan Rifat menggosok rambutnya dan mengambil sedikit shampoo untuk membersihkan rambutnya.

Selang beberapa menit keluarlah sosok pemuda yang hanya dengan menggunakan boxer dari kamar mandinya. Ia mengeringkan rambutnya dengan handuk dan setelah sedikit kering ia keluar menuji balkon untuk menikmati sejuknya kota ditengah malam.

Rifat mengambil satu batang rokok dan mulai menyalakan koreknya. ia menyesap dalam-dalam rokok itu untuk menenangkan fikirannya. Ia harus siap untuk menghadapi hari esok, hari pertama ia akan mendekati sosok Guntur Adipatra, sosok yang benar-benar mematikan..

TBC

ultramineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang