37. "My Name is Revan."

21 5 0
                                    

Budayakan baca sampai akhir dan tinggalkan ⭐ para comelnyaa Jijahh
Yang belum follow akunnya, follow dulu yok!😼

-

-
-

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

"My name is Revan."

Revan yang sudah mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya dan apa hubungannya dengan Reyhan, kini menatap masing-masing wajah pemimpin di setiap kelompok di hadapannya.

"Wajah yang gue kenal." Revan pertama kali menatap ke arah Axel.

"Lo wakil Silent Boom, dan sekarang mengambil alih posisi Reyhan sebagai ketua. Lalu, Lo.." Telunjuk Revan berhenti di depan Gio.

"Kenapa lo di sini? Dan apa urusan lo dengan kami?" tanya Gio menatap datar lelaki yang tersenyum miring.

"Justru itu. Gue di sini, ingin mengembalikan keadaan dengan kata lain mendamaikan kedua belah pihak yang mengatasnamakan adek gue, Reyhan."

"Ini urusan gue dengan Reyhan-"

"Tutup mulut lo! Urusan lo dengan Reyhan sudah selesai. Sekarang tak ada gunanya lo melakukan rundingan apapun dengan mereka. Jika ada hal yang lo rasa belum terpuaskan, lo berhadapan dengan gue, bukan mereka!" jelas Revan dengan bijak, yang berhasil membuat Gio terbungkam.

Revan benar. Tak ada gunanya lagi dia membesarkan masalah. Lagipula pelaku yang mencelakai Elena beberapa tahun lalu sudah terungkap dan menyesali perbuatannya. Silent Boom juga sudah mengaku bahwa Elena tak ada pada mereka.

Mungkin Elena hanya pergi sejenak untuk mencari ketenangan dan pasti akan kembali padanya. Kenapa Gio tak memikirkan hal itu lebih awal? Dari awal, hatinya sudah terselubung oleh amarah dan dendam hingga otaknya tidak bisa berpikir jernih. Gio berjanji, dia akan mengungkapkan perasaannya pada Elena yang sudah dia simpan selama bertahun-tahun lamanya dan akan membahagiakannya.

Gio menatap ke arah Axel yang sejak tadi diam dan tak mengeluarkan suara sedikitpun. Kakinya maju melangkah ke arah Axel secara perlahan, namun pasti. Kini sudah satu meter jaraknya dengan Axel, Gio mengulurkan tangannya.

Axel yang melihat itu, dengan yakin membalas uluran itu. Untuk yang pertama kalinya, Axel melihat Gio tersenyum dengan tulus dan terpancarkan kebahagiaan di wajahnya.

Dengan disaksikan oleh seluruh anggota Silent Boom dan Astedor. Dengan serempak, Axel dan Gio mengucapkan satu kata yang berhasil membuat hati seluruh mata yang memperhatikan dan telinga yang mendengar, menjadi luluh.

"Damai."

Revan yang melihat itupun tersenyum.

"Rey, lihat! Mereka damai. Lo udah bahagia, kan?

1. REYRA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang