AKASIA

21 2 0
                                    


23 Mei 2017

'Bola matamu berbinar..

Namun sorotnya memudar..

Akankah bahagiamu berpendar?

Ataukah hatimu yang menghindar?'

Sepucuk surat berwarna pink tergeletak di laci meja. Ini surat ke sekian yang Ia dapatkan. Dan lagi-lagi isinya puisi. Di sana tertulis tentang apa yang saat ini dirasakan Yasmin. Si penulis puisi tau betul Yasmin sedang gelisah & bersedih.

Yasmin celingukan kesana kemari. Berharap masi menemukan si penulis surat misterius yang meletakkan di laci mejanya. Juga setangkai bunga lily berwarna putih.

Yasmin penasaran kenapa si penulis surat misterius memberinya bunga lily berwarna putih. Karena kebetulan bunga itu adalah bunga kesukaannya.

Akhir-akhir ini Yasmin sering sekali mendapatkan selembar puisi dengan kertas berwarna putih lengkap dengan setangkai bunga lily.

Terus terang ia begitu penasaran siapa si pemilik surat misterius itu.

Yasmin mencium harum bunganya. Sesaat kemudian ia menemukan sebuah kertas kecil terselip di dalamnya.

'Kutunggu hadirmu sore ini. Di tempat kamu biasa tenggelam bersama buku-buku.'

Yasmin mencoba menebak siapa gerangan pemilik surat misterius itu. Karena goresan pena itu tak asing baginya.

Tapi lucu juga sih,  2017 masi jamannya surat menyurat. Padahal tinggal chatting saja di sosial media jika dia mau.

Biasanya para fans Yasmin terang-terangan menembaknya di tempat umum, di depan kelas, pulang sekolah, atau lewat sosial media.

Walaupun akhir-akhir ini ia justru agak dijauhi laki-laki. Sebab Rendy yang pernah membully nya di hari pertama ia masuk sekolah itu, mati-matian mengejarnya. Mengancam siapapun yang berusaha mendekatinya.

Hemh, surat. Cara yang klasik tapi sedikit membuatnya tertarik.

"Dia pengen ketemu di tempat gue biasa tenggelam dengan buku? Di mana ya?" ia terlihat berpikir keras.

Ah bocah ini. Tinggal menyebutkan nama tempatnya kan beres. Kenapa ia harus ikutan berpikir pula.

Sesaat kemudian ia tersenyum. 

Sepulang sekolah Yasmin pergi ke taman belakang sekolah. Di balik pohon Akasia yang sangat besar, ia menunggu si pemilik surat datang. Terus terang Ia sangat penasaran. 

Tiga puluh menit berlalu.

Yasmin merasa kesal. Kenapa ia harus percaya pada surat bodoh itu. Bisa saja seseorang sengaja memainkan perasaannya.

Kenapa ia harus penasaran?

Toh hingga sejauh ini tak ada satu anak pun yang menunjukkan batang hidungnya lalu mengakui bahwa itu adalah surat yang dibuat olehnya.

Satu jam berlalu.

Ia merasa dipermainkan. Kemudian ia memutuskan pergi.

Sesampainya di lorong kelas XII beberapa anak tampak berbincang.

"Lu yakin ngga apa-apa Ren?"

"Udah ngga apa-apa tinggalin aja." Beberapa anak ke luar dari kamar mandi.

Rendi & genk nya.

Yasmin segera bersembunyi dibalik tembok di sebelahnya. Ia khawatir jika Rendi menemukannya, bisa-bisa ia dalam masalah besar.

Beberapa kali terakhir Rendi memaksakan cintanya. Meminta Yasmin menjadi pacarnya. Dan ketika Yasmin menolaknya sekali lagi, kembali ia marah besar. Meja & kursi di dekatnya dibanting hingga ia sangat ketakutan.

LILYLOVA: dimensi lainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang