2005
Glontang!
Suara benda jatuh dari dalam kamar mandi membuat Yasmin sejenak menghentikan aktivitas bermainnya.
"Bi.. Bibi?" Yasmin memanggil Bibi, tapi tak ada jawaban.
Seketika hening, tak ada suara. Ah mungkin gayungnya jatuh disenggol cicak, pikirnya.
Yasmin pun kembali hanyut dalam permainan yang ia ciptakan. Ia keluarkan sepasang boneka dari dalam kotak mainannya. Ia menyusun beberapa keping lego untuk dijadikan istana bagi sepasang bonekanya.
Krieeettt..
Tak ada angin atau siapapun di sana. Namun tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka lebar.
Spontan saja Yasmin kaget & menjerit, "Aaaaaa!"
Jeritan Yasmin terdengar sampai ke telinga Bi Iyah yang sedang memasak, tak jauh dari kamar Yasmin. Mendengar hal itu Bibi, bergegas meninggalkan kesibukannya & menyusul Yasmin,
"Kenapa, Nduk?"
Yasmin terlihat pucat pasi. Ia menunjuk ke arah pintu kamar mandinya.
Bi Iyah segera menggendong Yasmin yang meringkuk ketakutan sambil berjalan menuju ke kamar mandi. Bibi ingin memastikan apa yang terjadi di sana.
Dibukanya pintu kamar mandi perlahan. Namun tak ada keanehan apapun di dalamnya. Barang-barang masih tertata rapi sama seperti saat terakhir ia memandikan Yasmin tadi pagi.
Yasmin menutup wajahnya dengan gurat penuh ketakutan.
"Ngga ada apa-apa, Nduk. Tuh lihat," Bibi berusaha menenangkan.
Yasmin memberanikan diri & mencoba membuka matanya. Ah ternyata memang tak ada apapun di sana. Mungkin tadi hanya angin saja.
"Bibi masak lagi ya. Hari ini Ayahmu pulang dari Bandung. Nanti pasti sampe rumah lapar," Bi Iyah pun meniggalkan Yasmin.
Yasmin terlihat riang. "Ayah datang. Ayah datang. Yeeeyyy..," celoteh bocah 5 tahun itu sangat bergembira.
Tak berapa lama setelah Bibi keluar dari kamar, tiba-tiba pintu kamar tertutup dari dalam.
Ceklek! Blam..!
Yasmin mendadak gugup & tegang. Ia tak berani berteriak. Ia sangat ketakutan. Matanya mengawasi setiap sudut ruangan.
Jedug.. jedug.. Plung..
Bola basket miliknya tiba-tiba memantul sendiri lalu masuk ke dalam ring di pojok kamarnya.
"Hihihihihi.." Ada suara tawa setelahnya.
Seketika bulu kuduk Yasmin merinding. Ia ingin berteriak tapi suaranya tersangkut di tenggorokan.
"Hai Yasmin," terdengar suara anak kecil.
Tapi dari mana suara itu?
"Hihihihihi.. Kamu mencariku ya?" Suaranya terdengar lagi.
"Kaaammuuu... siiiapaaa?" Dengan tubuh gemetaran Yasmin memberanikan diri. Bertanya sambil celingukan, mencari dari mana asalnya suara itu.
"Namaku Saka. Kamu ngga usah takut. Aku anak baik kok."
Bola basket itu kembali memantul. Lalu masuk lagi ke dalam ring.
"Sa.. Ka.. Kamu mau apa?" Yasmin memberanikan diri bertanya lagi.
"Aku mau main sama kamu. Boleh kan?"
Yasmin sangat ketakutan. Di rumah ini tak ada anak lain selain dia. Hanya ada dirinya, Bi Iyah, Mang Ipung & ayahnya yang lebih sering pergi ke luar kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
LILYLOVA: dimensi lain
Mystery / ThrillerGadis bermata biru itu bernama Yasmin. Gadis kecil itu sering mendapatkan perlakuan buruk dari ayahnya. Luka fisik & luka batinnya mengantarkannya pada keingintahuan tentang di mana keberadaan Ibunya. Ia selalu bertanya-tanya mengapa ayah tak perna...