|| Chap. 04 ||

6.2K 555 6
                                    

Cerita ini hanya karangan semata. Jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, alur, latar tempat dan waktu itu semua sebuah ketidaksengajaan. mohon untuk dimaafkan.

SELAMAT MEMBACA.

•••

Sepulangnya Adrian dan Javier kemarin. Dikejutkan dengan kedatangan Alexandre. Sang kakek pun sudah tahu tentang kejadian yang menimpa cucu kesayangannya. Alfariz tentu saja dimarahi habis-habisan olehnya.

Akibat dari kejadian itu Adrian langsung diajak tinggal bersama kakeknya lagi. Tentu saja dia tidak menolak.

Buktinya sekarang dia sedang bermanja-manja dengan Alexandre. Menaruh kepalanya di paha sang kakek sambil menonton video di handphone nya.

"Rambut kamu bagus, kakek baru sadar kalau ini sudah dipotong dan dicat," ucap Alexandre. Sembari mengelus rambut sang cucu.

"Iya dong, keren gak kek," Adrian menatap Alexandre. Menunggu jawaban dengan penuh harap.

"Keren dong pasti, kamu kan cucu kakek." ujar Alexandre.

Adrian tersenyum puas dan sedikit terkekeh. Kemudian berkata, "kakek kan ganteng, tapi kok Alfariz sama dua pengikutnya itu jelek banget sih."

Kakek mengerutkan dahi. "Apa amnesia bisa merubah seseorang. Kenapa bicara kamu jadi seperti ini?" tanyanya.

"Bisa lah. Kakek nggak suka ya?" Adrian mengerucutkan bibirnya.

"Kakek suka-- selalu suka. Mau bagaimana pun kamu tetap cucu kesayangan kakek," ujar Alexandre.

Adrian mengangguk mantap. Membuka aplikasi di handphone. Dia jadi teringat sesuatu.

"Oiya kek," ucap Adrian sambil mendongakkan kepalannya dan menatap sang kakek yang masih terlihat sangat gagah. "Adrian sekolahnya kapan ya?"

"Kamu sudah mau sekolah?" tanya kakek. Adrian mengangguk. "Mau."

Kakek berpikir sebentar setelah itu mengangguk. Lalu berkata, "Baik, kamu besok sekolah."

°°°

Adrian sudah bersiap dengan seragamnya. Duduk bersama kakek dan nenek. Menyantap sarapan pagi bersama.

"Makan yang banyak," ucap Rasella. Nenek Adiran. Ia sendiri juga dengan keadaan cucunya.

"Oke nek"

Adrian mengambil nasi dan lauk yang banyak. Kakek dan nenek tersenyum sembari menggeleng. Sifat sang cucu benar-benar berubah. Dulu Adrian sangat pemilih, tapi sekarang dia mengambil apa saja yang disediakan.

"Adrian selesai." Adrian berpamitan dan mencium tangan kakek dan nenek. Tentu saja hal itu membuat mereka kaget. Para maid yang sedang membereskan meja pun ikut terdiam tak percaya. Perilaku tuan muda mereka sudah berubah, pikir mereka.

Javier menunggu di depan mobil. Hari ini Adrian akan diantar olehnya.

"Sudah siap tuan muda?" tanya Javier sedikit basa-basi.

Adrian memutar matanya malas. Jelas-jelas dia sudah rapi seperti ini. Masih saja ditanya.

"Udah. Lu ga liat gue udah rapi gini om." Adrian masuk kedalam mobil dan duduk di samping kursi sopir. Setelah itu Javier menyusul masuk.

Mobil yang mereka kendara keluar dari mansion mewah milik Alexandre Narendra.
Perjalanan menuju sekolah hanya empat puluh menit jika tidak macet.

SMA ALXREN.

Sekolah bertingkat dengan gedung yang besar dan terlihat elegan. Adrian ternganga dengan bangunan besar didepannya. Meskipun dulu sekolahnya besar, namun ini berkali-kali lipat jauh lebih besar dan luas.

TRANSMIGRASI ADRIAN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang