Chapter 16

80 17 1
                                    

Tiga bulan kemudian

Saat Wang Yibo mengemudi di jalanan perbukitan utara yang berkelok-kelok, dia tidak pernah merasa begitu gembira. Di belakangnya, debu tipis halus terbang dari bawah roda mobil, helai-helai dedaunan telah bergabung dengan angin, meliuk-liuk di sepanjang jalan. Siang yang berawan di minggu kedua bulan Februari, angin dingin menyelinap lewat kaca mobil yang diturunkan saat ia memutuskan mematikan pendingin udara.

Wang Yibo sampai sekarang masih seorang penulis novel dengan segudang ide dalam kepalanya. Namun reputasi di dunia nyata nyaris tenggelam dan terlupakan karena ia tidak pernah lagi menunjukkan diri di depan orang-orang yang ia kenal. Sean kini menggantikan posisinya, tampil dengan anggun, percaya diri, dan meyakinkan sebagai seorang penulis muda baru dan menjanjikan. Baru-baru ini ia meluncurkan sebuah karya yang disambut cukup baik untuk seorang penulis pemula. Tentu saja karya itu merupakan hasil pemikiran Wang Yibo, ditambah sentuhan Sean di beberapa bagian. Singkatnya, Wang Yibo menjadi penulis bayangan. Kerja kerasnya diproklamirkan sebagai karya milik orang lain. Dia melakukannya dengan senang hati demi sang kekasih. Tak ada perdebatan, dan tidak ada lagi yang perlu dikatakan.

Para penggemar buku di seluruh kota sudah mendengar berita tentang munculnya seorang penulis baru bernama Sean Xiao. Saat Yibo berjalan-jalan sendirian di halaman rumah yang sepi, ia merasa bebas dan melihat jelas bayang-bayang popularitasnya kian menjauh, lesu dan terlupakan. Satu-satunya pemberitaan tentangnya adalah keberadaan dirinya yang masih misterius.

Banyak anak muda ingin bergabung dengan kelompok penggemar Sean.

Wang Yibo meramalkan masa depan yang lebih baik akan datang.

Bahkan sejak dua bulan terakhir, ia mendengar kabar bahwa investigasi polisi terkait kasus kematian Alina mulai kehilangan gairahnya. Itu miris, sekaligus melegakan, Wang Yibo tak ingin menjadi bagian dari masa lalu lagi.

Selama mengemudi, Wang Yibo merasakan semangat yang tumbuh dalam dirinya, dan merasakan gelombang kepercayaan diri saat dia menderu menuju kota. Awalnya ia berencana hanya berbelanja kebutuhan ke minimarket yang akan ia pilih secara acak karena Sean selama dua hari terakhir ini sedang sibuk dengan pekerjaan dan mempelajari ulang naskah novel terbarunya. Dia bisa saja meminta paman Feng melakukan aktivitas rutin ini, tetapi Yibo melihat bahwa ini satu-satunya kesempatan di mana ia bisa sekejap saja keluar dari rumah besar Sean. Jadi, setelah melalui permohonan yang dramatis, Sean mengizinkannya belanja dengan syarat ia harus menyembunyikan wajahnya dengan masker hitam dan topi.

Itu bukan masalah bagi Wang Yibo. Sudah lama waktu berlalu semenjak ia terakhir kali bepergian sendiri dengan kendaraan pribadi dan menikmati ketenangan di dunia yang kini tidak mengenalnya.

Wang Yibo baru menghidupkan audio mobil dan Beethoven's Silence memenuhi udara dalam mobil. Musik yang cocok untuk menemani ketenangannya yang sendu. Saat itu ponsel baru miliknya berbunyi. Wang Yibo melihat siapa yang menelepon. Itu adalah Sean. Ia menyeringai, belum lama meninggalkan rumah, pemuda manis itu sudah menerornya. Wang Yibo menyalakan pengeras suara agar ia bisa bicara dengan Sean tanpa harus berhenti mengemudi.

"Ya, Sean?"

"Kau sudah sampai di minimarket?" Suara Sean terdengar tidak sabar.

"Tentu saja belum, sayang. Aku masih dalam perjalanan."

"Mengapa kau lambat sekali?"

"Ha?! Ini kecepatan sedang, kau tahu. Rumahmu berada di puncak bukit dan terpencil. Kau ingin aku jadi pembalap liar?" Ia terkekeh, senang mendengar nada menggerutu dalam suara Sean.

"Hmmm, jangan ingatkan aku tentang betapa terisolasinya rumah kita. Tapi ingat, ini pertama kalinya kau keluar sendirian setelah insiden pembunuhan. Jangan sampai seseorang mengenalimu. Jangan lupa memakai masker dan topi, serta bersikap tidak mencolok."

𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐖𝐫𝐢𝐭𝐞𝐫 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐝𝐟 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang