"Sayang kamu kenapa" ucap athar
Queenza menggeleng kepala dengan senyum tipis"aku gapapa kok mas"ucap ku
"Syaa kekantor ada meeting" ucap athar
Air matanya lolos membasahi pipi tepat setelah revan mencium. Kening keningnya. Sungguh ia tidak tahan menatap wajah mas athar karena itu membuat rasa bersalah nya semakin bertambah, queenza menarik nafasnya dalam mengambil ponselnya mencari kontak ferlan.
"Assalamu'alaikum" ucapnya sesaat setelah ferlan mengangkat telepon nya
"Waalaikumsalam" kenapa dek,,?? Kangen abang ya
Queenza menahan suara tangisnya, terkekeh pelan. "Ge-er! ,,mbak fina ada dirumah nggak" ucap ku
"Dihh... Fina ada kok,, dirumah dek, mau ngapain?? "Ucap bang ferlan
" mau main dirumah abang,, mau ngobrol sama mbak fina "ucap ku
" yaudh kerumah saja"ucap bang ferlan.
"Okay,, Adek matiin telepon nya,, assalamu'alaikum" ucapku
"Waalaikumsalam" ucap bang ferlan
Rumah bang ferlan .
Genna duduk salah satu sofa sembari menunggu fina yang sedang mengambil minum dan camilan. Queenza tersenyum simpul saat fina datang dengan nampan yang berisi jus melon dan brownies matcha keatas meja.
"Kangen sma mas ferlan ya,, jadi kesini?? " ucap fina
"Enggak,, aku kesini karena suntuk dirumah,, hehehe" ucapku.
"Suntuk??,, apa ada masalah?? Ucap fina.
" cuma masalah kecil mbak"ucapku
"Mau cerita sama mbak" ucap fina
Queenza mengubah posisinya agar menghadap fina, Queenza menceritakan semuanya secara rinci memberi tahu pemikiran nya juga. Seandainya rasa gundah dihati nya berkurang ketika sudah bercerita.
"Terus sekarang kamu sama athar gimana? " ucap fina
KAMU SEDANG MEMBACA
172 hari
Roman d'amour" Aku ikhlas tapi aku rindu " "bisakah aku melanjutkan hidup ini" "dia adalah rumah ku dan dunia ku" "172 hari yang sangat berarti, istimewa dihati dan tak kan terganti"