(Seorang Peri di La Scala*)
Hampir enam ratus purnama telah berlalu sejak pertama kali Xims jatuh ke dunia manusia. Kala itu, Xims nyaris menjadi santapan enam penyihir fana yang terobsesi untuk hidup abadi. Setelah terperangkap dalam jaring perak, Xims segera dibawa ke altar persembehan untuk disembelih. Namun takdir masih menyelamatkannya. Dengan kekuatan yang masih tersisa dan sedikit keberuntungan, Xims berhasil melarikan diri dari mereka.
Xims hidup sendiri di pinggir hutan, perlahan mencoba hidup seperti manusia biasa. Masalah utama adalah, makanan manusia tidak cocok dengannya. Xims pernah begitu dekat dengan kematian akibat rasa lapar. Untunglah keajaiban masih mengikutinya. Dalam keadaan sekarat, ia melihat ratusan kupu-kupu terbang di sekitarnya. Bunga-bunga bermekaran di tempat dia kehilangan harapan. Dalam keputusasaan, Xims memakan kelopak bunga tersebut, dan ternyata bisa membuat tenaganya kembali.
Xims harus berpindah tempat beberapa kali karena meskipun fisiknya nyaris sama dengan manusia, tetapi beberapa perbedaan tetap mencolok dan membuatnya menjadi buruan. Xims belajar untuk membuat ramuan yang bisa meredupkan cahaya dari tubuhnya dan aksesoris yang menutupi telinga lancipnya. Dia belajar bila lebih banyak manusia jahat daripada yang baik. Sulit sekali menemukan manusia yang bisa dipercaya.
Tujuan utama Xims ke dunia manusia adalah untuk mencari sang ibu yang menghilang waktu dia kecil. Kini tujuan itu beralih menjadi sekadar bertahan hidup di dunia baru.
Setelah merasa cukup mengenal manusia dan dunianya, Xims memberanikan diri pergi ke kota. Orang-orang tidak ada yang memandang aneh padanya, tanda dia sudah berhasil menyamarkan diri. Xims tahu dia tidak akan bisa kembali ke Kerajaan Faeriyas. Sebaiknya memang tidak, karena seburuk-buruknya manusia, tetap lebih mengerikan kemurkaan seorang ratu peri. Jadi pilihan satu-satunya adalah menjalani hidup sebaik mungkin di dunia mana pun dia berada kini, sembari mencari bila saja masih ada harapan menemukan ibunya.
Xims adalah faeris dari kelas rendah. Dia tidak memiliki kekuatan ajaib apa pun selain keahlian menyanyi dan menari. Saat dia jalan-jalan di tengah kota, Xims melihat orang berbondong-bondong masuk ke sebuah bangunan megah bertuliskan La Scala di gerbangnya. Karena penasaran, Xims ikut masuk ke sana, tapi dia tidak punya uang untuk membeli tiket. Xims kesal sekali. Dia lupa bahwa penggerak kehidupan manusia adalah uang. Dia merasa beruntung karena bunga dan nektar cukup untuk membuatnya hidup. Sedangkan manusia, mau melakukan apa pun, mereka memerlukan uang.
Xims terbiasa melarikan diri dari kejaran orang-orang, jadi dia punya keahlian menyusup yang cukup tinggi. Dia berhasil masuk ke La Scala dan melihat apa yang ada di sana: pertunjukan menyanyi dan drama yang sangat menyentuh. Seketika itu juga Xims tahu apa yang diinginkannya, sekaligus cara mendapatkan uang.
"Permisi, aku ingin bergabung dengan kalian. Bagaimana caranya?" Xims berlari ke belakang panggung dan bertanya kepada salah satu pemain opera.
"Sudah pasti kau harus menemui Tuan Donizetti."
Xims segera mencari orang yang namanya disebutkan. Keberuntungan rupanya memihak Xims kali ini. Orang yang disebut dengan Tuan Donizetti itu langsung jatuh hati pada suara merdu dan gemulai gerakan Xims. Lalu petualangannya sebagai manusia pada umumnya pun dimulai.
Xims sangat bahagia dengan kehidupan opera. Dia bisa bernyanyi dan menari tanpa ada hukuman. Dia mendapat julukan Fata alla Scala tanpa diketahui orang-orang bila dia memang seorang fata (peri) sungguhan. Berkat bantuan Xims, seluruh pertunjukan Tuan Donizetti sukses besar, membawa namanya dalam jajaran composer terbaik dunia. Kejeniusan Tuan Donizetti dan kepiawaian Xims telah berhasil membuat La Scala menjadi gedung teater yang selalu dipadati pengunjung.
Waktu terus berlalu, Xims telah menerima takdirnya terasing dari tanah kelahiran, walaupun tetap ada kerinduan terpendam yang menjadi lubang di hati Xims.
"Tuan, aku ingin mementaskan pertunjukan kecil dari kisah yang kugubah, jika kau mengizinkan tentu saja." Untuk menutup lubang itu, Xims meminta Tuan Donizetti untuk memberinya kesempatan menyusun pertunjukan.
"Dan, ceritanya tentang?" tanya Tuan Donizetti.
"Sebuah kisah tentang seorang peri yang menarikan tarian larangan, Hieratic Dance."
Mengingat kemampuan mengagumkan yang dimiliki Xims, Tuan Donizetti memberinya kesempatan, "Dengan syarat, aku tetap yang tercatat sebagai penciptanya."
Xims ragu sejenak, tetapi jika dipikir lagi, dia tidak merasa rugi. Ketenaran tidak pernah membuat hatinya senang. Jadi Xims menerima syarat itu. Dia mengaudisi penari yang mempunyai kualitas yang mendekati sahabat-sahabatnya dahulu. Lima orang perempuan anggun telah terpilih, tarian telah diajarkan, dan nyanyian telah dibuatkan musik pengiring.
Waktu pertunjukan telah ditentukan, bertepatan dengan bulan purnama yang berpendar sangat indah di langit sana. Penonton telah memadati La Scala ketika Xims dan penari lain memulai Hieratic Dance.
Kebahagiaan yang Xims rasakan menguar ke setiap sudut ruang, membuat malam itu malam yang tidak akan dilupakan setiap mata yang menyaksikan. Malangnya, ada satu hal yang luput dari perhatian Xims. Malam itu adalah purnama keenam ratus sejak pertama tubuh Xims terhempas ke tanah para makhluk fana. Alias, siklus bulan biru telah kembali. Xims terus menari dan bernyanyi di panggung yang telah dibuat sama persis seperti tempatnya melakukan Hieratic Dance.
Para penari nampak makin hanyut dalam gerakan mereka, seolah ada kekuatan lain yang menggerakkan tubuh-tubuh gemulai itu. Lalu letupan sinaran biru menyilaukan muncul dari tengah lingkaran. Semua penonton terbelalak dan ternganga.
Xims dituntun masuk ke tengah lingkaran oleh suatu energi majis, dan dia menghilang begitu saja. Kelima penari lain jatuh pingsan bersamaan dengan lesapnya cahaya terang tersebut. Seluruh penonton berdiri dan bersorak. Mereka begitu terpukau dengan keajaiban yang belum pernah ada di teater mana pun.
Xims. Bagaimana dengan peri malang itu? Dia tersadar di tengah lingkaran lain. Aroma udara yang ia hidu, pernah dia kenali dulu sekali. Dia dikelilingi oleh para tetua dan Ratu Faeriyas. Ya, Xims terlontar kembali ke rumah di mana hukuman berat sudah menantinya begitu lama.
#unbkwga #wgaexam
(Teman-teman pembaca, Una fata alla scala ini adalah lanjutan dari quest 2, lho. semoga terhibur.)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OLD PICTURE'S TALE
De TodoKumpulan flash fiction yang ditulis berdasarkan gambar, sekaligus sebagai pemenuhan tugas UNBK (Ujuan Nulis Bersama Kawan) WGA.