#2

7 2 0
                                    

🌷🌷🌷

"Pulang bareng yokk" gema yang baru saja keluar dari ruang kelasnya terkaget melihat keberadaan keeya yang entah sejak kapan berada di depan pintu.

Gema mengeluarkan sebuah buku dan memperlihatkan satu lembaran kepada perempuan yang sudah menampilkan senyum manisnya.

"Kok ga sih?? Aku kan pacar kamu" Sahut keeya saat melihat tulisan penolakan di lembaran yang di perlihatkan oleh gema.

Gema membuka lembaran baru dan memperlihatkannya lagi pada keeya yang sudah cemberut.

"Gue bukan pacar lo dan gue ga minat pacaran" Keeya mengerutkan keningnya membaca tulisan yang entah sejak kapan lelaki itu menulisnya.

Rupanya gema sudah menyiapkan seribu ucapan untuk menolak dirinya.

"Gaa, pokoknya lo punya gue" Jelas keeya membuat lelaki itu menghela nafasnya lalu beranjak pergi meninggalkan keeya yang sudah meneriaki namanya.

"Ya kan?? kita pacaran ya kan?" Ucap keeya dengan nada membujuk serta berusaha mengimbangi langkah kaki gema.

"Ayo dong gemaa, kita pacaran yaahhh" Keeya tak hentinya memaksa gema dengan menarik lengan baju gema yang semakin mempercepat langkahnya.
Karena postur gema yang tinggi membuat langkahnya 2 kali lebih panjang dari keeya yang badannya hanya setinggi 154 cm.

"Aawww, gemaa" ucap keeya saat kakinya kesandung membuatnya tersungkur ke lantai.

Gema tidak mengiraukan keeya yang sudah berteriak kesal seperti orang gila meneriaki namanya.

Bagaimana bisaa seorang keeya chayanika revaldhino di campakkan begitu saja, apalagi yang mencampakkannya lelaki bisu seperti gema.

"Keeya? Kirain lo udah pulang bareng si gempar" Ucap Vio melihat temannya yang masih terduduk dilantai.

"Gempar siapa vi?" Tanya fenny.

"Bokap luu"

"Lo tau darimana bokap gue namanya gempar? Gue aja ga pernah kenal sama bokap gue" Pikir Fenny.

"Gelap woii" Ujar vio.

Vio lupa jika Fenny sedari kecil tinggal bersama ibunya, dan ayahnya entah kemana.
Bahkan Fenny tidak mengetahui nama ayahnya, karena jika dirinya bertanya kepada ibunya, ibunya hanya akan menjawab ayahnya sudah mati dan melarangnya untuk mencari tau mengenai ayahnya.

"Ngapain lo duduk disitu? Mau ngemis lo?" Ujar lelaki yang baru saja muncul di belakang vio dan fenny.

"Mata lo ngemis, lo sebangku sama gema kan?? Bagi nomor nya sini" Keeya berdiri dan merampas hp Darren.

"Hp gue anjir" Ucap Darren kesal

"Cepetan pinnya apa?" Lanjut keeya yang hanya memperlihatkan layar hp dengan nomor pin yang terpampang disana.

"Tanggal jadian gw sama vio" Lanjut Darren.

"Iyya, tanggal berapa Durr" geram keeya.

"Dur dor dur dor. Pala lu dur dor.. sini" Kesal Darren merampas balik handphonenya.

Darren terpaksa memberikan nomor gema kepada keeya. Jika tidak, dirinya tidak akan dilepaskan oleh ketiga makhluk Badas yang sedang bersamanya.
Anehnya salah satu makhluk itu adalah perempuan yang ia cintai.
Entah santet apa yang sudah diberikan vio padanya, sampai dirinya bisa bertahan sejauh ini bersama perempuan itu.

"Ok, Vi fenn balik yok" Ujar keeya dengan penuh semangat.

Tentu saja semangat, ia sudah mendapatkan nomor handphone gema. Artinya, mereka bisa mengobrol sepanjang hari.
Eh tapi kan??
Entahlah, terserah keeya saja maunya seperti apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHISPEREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang