#1

19 7 13
                                    

Triingg triingg..

Bel sekolah sudah berbunyi tanda upacara hari Senin akan berlangsung..
Semua murid mulai berlari kelapangan. Mereka bukannya ingin melakukan upacara, tapi melihat pemandangan yang berada diatas sana.

Terlihat, sosok lelaki itu berdiri diatas sana, berniat terjun ke bawah membuat para murid histeris.

"Kalo keeya beneran mutusin aku, aku bakal lompat dari atas sini" lelaki berkacamata itu  berteriak memakai toa yang sudah ia siapkan.

Keringatnya sudah mulai bercucuran melihat berapa tingginya tempat yang sedang ia pijaki.
Dia merasa takut tapi dirinya tidak ingin kehilangan keeya.
Setelah bertahun tahun dirinya mengejar keeya, mengerjakan semua tugas dan apa yang disuruh kan oleh keeya pada akhirnya mereka bisa berpacaran meskipun dalam waktu 3 hari ini keeya sudah menyatakan putus dengannya.

"Keeya manaa, keeya chayanikaa" Teriak salah satu guru, yang terus mencari keberadaan tukang buang onar itu.

Di sisi lain, perempuan tengah berlari menuju kantin memanggil temannya yang lahap memakan siomay yang sudah hampir habis ituu.

"Kuyaangg, Lo yahh bener bener" Ucap perempuan yang sudah ngos ngosan seraya menarik rambut gadis yang tengah lahap memakan siomay nya seolah tak mengetahui apa yang sedang terjadi.

"Sakit, anjir" Ucap Gadis membalas tarikan rambutnya pada perempuan yang masih berdiri sampai badannya sedikit membungkuk.

"Tuh lu dipanggil Bu lemper nohh, ayang lu mau mati bunuh diri" ucap Vio.

"Bu emper vioo. Ya udah sih kalo dia bunuh diri, yang rohnya ga keterima di akhirat tuh dia bukan gue" Jawab keeya dengan tenang.

"Ehh bego, tuh kalo si gersan matii. Lu nya bakal digentayangin terus hantunya minta balikan. Mau lu?" ucap Vio gereget melihat temannya yang bodohnya minta ampun.

Hah? bodoh??
Bukannya memikirkan urusan di kepolisian, sekolahan, dirinya malah memikirkan hantu Arsen yang belum tentu meninggal.

Itulah vio, sahabat keeya yang hobinya memplesetkan nama orang lain.

"Keeya, sini kamu" Panggil Bu emper saat keeya sudah terlihat.

Keeya berjalan ke arah Bu emper, kemudian melihat ke atas sana masih ada sosok lelaki berkacamata yang nampaknya melihat kearahnya juga.

"Keeya, kalo kamu mutusin aku. Aku bakal lompat dari sini" ujar lelaki diatas sana, membuat keeya memijat kepalanya perlahan.

Bukan malu, tapi dia hanya memikirkan betapa cantiknya dirinya sampai lelaki bodoh diatas sana siap mati untuk dia.

"Arsen turun yaahh, keeya mau balik ke lu kok" keeya membelalakkan matanya mendengar perempuan di sampingnya yang tengah menyeruput bobanya karena merasa kepanasan.

Plaakk

"aww, sakit tau"

"Ya lu ngapain teriak anjir, gue kan ga mau balikan sama dia" Gereget keeya pada temannya yang satu itu.

Bukannya membantu malah menambah masalah, begitulah Fenny.
Diamnya adalah masalah, tapi saat berbicara juga makin menambah masalah.

"Saya tidak mau tau yahh, kamu harus tanggung jawab. Buat Arsen turun dari sana" ujar Bu emper pada keeya yang membuat keeya menghela nafas kesal.

Keeya berlari ke dalam sekolah, untuk naik ke atas rooftoop dimana Arsen berada.
Diikuti oleh kedua temannya dan beberapa guru yang berada di belakang.

"Hehh kacamata" panggil keeya dengan kesal

"Kamu ngapain? Kita ga jadi putus kan?." Ujar Arsen penuh harap.

WHISPEREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang