1) Kesalahan Fatal

104 20 3
                                    

.

.

.

Di dalam sebuah kamar yang cukup terang dominan dipenuhi oleh warna kuning itu terlihat sangat berwarna. Boneka putih ada di mana-mana, anak kecil berusia lima tahun itu sibuk menyelimuti satu per satu boneka kesayangannya.

Ceklek...

"Renjun? Kenapa belum tidur? Ayo waktunya tidur!" Wanita dengan surainya yang panjang itu masuk ke dalam kamar putra bungsunya saat menyadari lampu kamar putranya masih menyala.

"Moomin kedinginan nda!" Dengarlah suara menggemaskan itu, sang ibu sampai menahan rasa ingin mencubit pipi putranya.

"Oh iya, sini bunda bantu." Wendy segera membantu boneka putih kesayangan putranya itu ke dalam selimut.

"Sudah, sekarang waktunya apa?"

"Tidur!!" Wajah kecil itu benar-benar membuat Wendy yang tidak tahan lagi langsung menciumi wajah putranya gemas.

"Anak pintar! Good night Injunie..." Wendy segera menutup pintu kamar putranya setelah mematikan lampu kamar putranya dan menyalakan lampu tidur.

Ceklek...

Pintu itu tertutup rapat, suasana hening membawa bocah cilik itu ke dalam mimpi indahnya.




Wushhh

Tiba-tiba terlihat sosok pemuda yang pakaiannya dari ujung rambut hingga ujung kaki dipenuhi warna hitam berdiri di sudut ruangan kamar anak kecil tadi.

Tangannya segera mengeluarkan sebuah buku yang menunjukkan bahwa saat ini waktunya bocah cilik ini pergi dari dunia.

"Park Renjun, masih muda sekali usianya baru 6 tahun bulan depan." Melupakan ucapannya barusan, pemuda dengan bahu kecil itu segera menutup bukunya.

"Lupakan, kita selesaikan tugas ini dengan cepat." Chronos--- yang sebenarnya sudah sangat lelah segera mengeluarkan tongkatnya.

"Si... Si... Siapa?"

Suara kecil yang ketakutan itu membuat Chronos menatap bocah kecil yang bisa melihatnya itu, kenapa?

Lupakan pertanyaannya, mungkin bocah itu indigo atau semacamnya.

Chronos segera mencabut nyawa anak kecil itu dengan cepat kemudian pergi dari sana, ia ingin beristirahat panjang dan mengambil pensiun dini.

"Hei nak, sini ikuti aku." Chronos segera mengambil tangan roh kecil itu dan membawanya ke dunia bawah untuk dibawa ke sungai styx agar anak ini bisa bereinkarnasi dengan cepat.

"Hiks... Nda... " Chronos menatap anak kecil di sampingnya jengah, ini alasannya ia tidak pernah mau mengambil nyawa anak kecil yang merepotkan.

"Kalau menangis ku tinggal disini bersama hantu mengerikan." Ancam Chronos sebal membuat anak kecil itu segera meraih erat tangan pria yang membunuhnya.

Manik bocah cilik itu menatap tubuhnya yang terbaring di atas kasur, apa nantinya ia tidak bisa melihat bunda lagi? Ia tidak bisa bertemu kak Doyoung dan ayah lagi?

Perlahan keduanya pergi dari sana, meninggalkan tubuh anak kecil yang terbujur kaku di sana seorang diri.












Isak tangis terdengar di kediaman keluarga Park, berita mengejutkan mengenai keadaan putra bungsu mereka yang tidak baik-baik saja segera di bawa ke rumah sakit secepat mungkin.

Tapi dokter justru mengatakan hal yang tidak masuk akal, putra bungsu keluarga Park semalam mengalami serangan jantung hingga tidak dapat lagi tertolong.

GOD'S PUNISHMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang