Kematian menuju kehidupan

43 16 30
                                    

halo halo
welcome to story
happy reading all

Pagi hari yang cerah, gadis bernama Adishree atau kerap disapa Adis sedang tersenyum sumringah. Pasalnya ia baru saja tiba di desa sang Nenek dan Kakeknya. Sudah lama ia tak datang ke kampung halamannya, tentunya ia merasa sangat rindu dengan desa tercintanya.

"Dis, ayo ikut Nenek ke ladang. Kamu juga bisa jalan-jalan supaya tidak merasa suntuk di rumah," ajak Nenek Mima.

Tanpa acara tolak menolak Adis menyetujui ajakan sang nenek. Toh, dengan begitu dia bisa menghirup udara segar sebanyak-banyaknya.

Mereka bertiga pun berangkat ke ladang. Adis menutup matanya, merasakan kenikmatan angin sepoi-sepoi.

"Nanti biar Nenek kenalkan pada Bimo," ucap Nenek Mima antusias.

Adis mengernyitkan dahinya. "Bimo itu siapa Nek?" tanya Adis keheranan. Pasalnya ia tidak pernah tahu menahu tentang Bimo.

"Ahh, nanti kamu juga tau sendiri." Adis hanya membalas dengan senyuman tipis. Adis memang bukan tipe orang kepo an jadi, ya, ia tidak bertanya terlalu berlebihan.

Terhitung sepuluh menit perjalanan mereka ke ladang. Dan saat ini mereka sudah sampai. Yang pertama Adis lihat adalah puluhan sapi yang tengah memakan rumput di tanah ladang, bisa Adis hitung sekitar dua puluhan sapi disana.

"Lihatlah kesana," ucap Nenek sembari menunjuk satu objek di depan sana dengan telunjuknya. "Itu adalah Bimo." Lanjut sang Nenek.

Adis melihat arah telunjuk Nenek Nima. Kemudian, ia menganga. Ternyata Bimo adalah... seekor sapi?

"Sudah sana, coba kau beri makan Bimo." Nenek Mima mendorong pelan tubuh Adis. Sementara sang empunya hanya mengangguk.

Perlahan Adis mendekati sapi jantan berbadan kekar itu. Sebenarnya Adis lumayan takut saat melihat badan sapi itu yang terlihat berkali-kali lipat dari badan Adis.

Kemudian Adis membalikkan badannya ke belakang. "Nek, Sapi-nya enggak bahaya 'kan?" tanya Adis dengan nada takut-takut.

"Enggak kok, Bimo udah jinak" dengan pasti Nenek Mima menyakinkan Adis.

Adis membalikkan badannya lagi dengan pasrah. Ia mengambil rumput-rumput yang memang tersedia disana. Rumput berwarna hijau segar itu. Dengan pasti ia berjalan mendekati Bimo yang sedang diikat pada sebatang pohon yang lumayan besar.

Memang Bimo tidak berada didalam kandang, Nenek Nima melarangnya karena nanti Bimo tidak bebas. Bimo memang sangat disayangi oleh Nenek Mima.

Adis menaruh rumput yang baru ia ambil. Ia menaruh rumput itu tepat pada bawah kepala Sapi jantan bernama Bimo itu agar Sapi itu mudah memakan rumputnya.

"DIS, COBA KAMU ELUS SI BIMO. PASTI BIMO SUKA," teriak Nenek Mima yang sedang memberi makan sapi-sapi lain.

Lagi-lagi Adis harus dibuat pasrah. Ia berjalan ke belakang Sapi itu. Tujuannya untuk mengelusi perut atau punggung sang Sapi.

"Sapi yang tenang, ya. Adis yang cantik ini baik kok cuma mau ngelus bentar aja," ucap Adis yang tangannya mulai mengelus sang Sapi dengan pelan.

Baru beberapa elusan saja sapi bernama Bimo itu memberontak yang pada akhirnya ia menyeluduk Adis. Adis yang belum siap secara fisik maupun mental  terlempar keras dan menghantam sebuah pohon.

"Bye-bye dunia, bidadari yang cantik cetar membahana ini izin pamit," pamit Adis. Kemudian ia membelalakkan matanya. "Gue enggak boleh mati, cerita gue belum ada season dua nya. Gue belum puas nyiksa pemeran utamanya," ujar Adis kemudian ia sudah tak sadarkan diri.





***

halo everyone 👋 welcome to our first story🤗

eh gimana sama part pemula ini?

jangan lupa tinggalin jejak ya

bye-bye see you next part 🥰

SHE IS ADISHREE NOT XAREA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang