Adishree Kyle Fahreza, seorang gadis cantik dan sedikit tomboy yang berasal dari keluarga yang bisa dibilang sederhana. Adishree juga seorang penulis novel yang berjudul HERIDA
Namun siapa sangka, liburan ke kampung halaman nenek dan kakeknya yang s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eunghh," lenguh gadis cantik. Mata dengan netra biru laut itu mengerjap-ngerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pencahayaan disekitarnya.
Kemudian ia terbangun terduduk. "Alhamdulillah gue belum mati. Ternyata masih dikasih kesempatan buat nyiksa pemeran utama."
Gadis cantik itu menatap sekelilingnya matanya tiba-tiba terpancing melihat sebuah nama yang tertera pada pintu kamar mandi.
"Nayanika Xarea Valderron?" Gumamnya.
Gadis itu kemudian menggaruk pipinya yang tak gatal. Ia heran, kenapa ada nama pemeran utama yang selalu ia siksa.
"Perasaan dipintu gaada nama itu deh" gumam gadis cantik itu.
Gadis yang baru bangun itu adalah Adis, atau lebih tepatnya Adishree Kyle Fahreza. Gadis tomboy yang tidak sadarkan diri karena bimo si sapi kesayangan nenek Mima. Namun, saat ini ia terbangun bukan di raganya sendiri. Tapi, raga milik karakter yang ia ciptakan untuk kepuasaan pribadinya.
"Selamat menikmati dunia siksaan milikmu sendiri Adis," ucap bayangan putih yang berada tepat didepan Adis.
"Lo siapa? maling lo? sono pergi, di kamar ini enggak ada yang bisa lo ambil," usir Adis ogah-ogahan.
"Lo tidak mengingat karakter yang lo ciptakan sendiri, Adis?" tanya bayangan putih itu kepada Adis. membuat Adis mengernyit heran tidak mungkin tokoh ciptaannya ada di dunia nyata.
"Hai Adis, gue adalah Nayanika Xarea Valderron. Gadis lugu yang lo ciptakan didalam cerita lo. Yang selalu lo siksa. Sakit, itu yang gue rasakan saat lo terus menyiksa gue. Setiap kata yang lo tulis di cerita lo itu, adalah hal buruk buat gue. Apa kau ingat bagaimana cara lo membuat gue mati karena bunuh diri? Waktu itu lo membuat gue diperkosa secara bergilir oleh sepuluh orang. Hingga membuat gue depresi dan berakhir bunuh diri. Dan belum puas, lo malah ingin membuat season dua penderitaan gue? Gue rasa sekarang lo yang akan menderita. Gue terpaksa menarik jiwa lo, agar bisa merasakan apa yang gue rasakan," ujar bayangan putih itu. Tercetak senyum smirik diwajahnya yang tidak dapat dilihat oleh Adis.
Adis melongo dibuatnya. Namun, dengan cepat ia merubah raut wajahnya. "Omong kosong apa, mana mungkin Lo jadi nyata" bantah Adis.
Bayangan putih itu tertawa remeh mendengar bantahan Adis, "omong kosong huuh? emang gue gak nyata, tapi lo yang gue tarik ke dunia gue!" balas banyangan putih setengah menyentak Adis.
"Gue minta maaf, gue janji ga akan nyiksa lo lagi," sesal Adis setengah terpaksa.
Bayangan itu tertawa, tawa yang bagi adis sangat menyeramkan. "Gue sudah terlanjur sakit hati atas tindakan lo selama ini Adis. Tapi, gue baik pada lo, Lo punya dua pilihan, lo akan mati mengenaskan mengikuti alur cerita lo sendiri, atau lo akan hidup dengan mengubah alurnya."
