9

9.4K 123 1
                                    

Benar-benar di luar pikiran ku. Aku sungguh tak terima dengan pertanyaan yang terlontar dari mulutnya.

"Tidak. Lagian untuk apa saya memiliki hubungan dengan atasan saya sendiri?"

"Sudah banyak hal seperti itu terjadi," kata Adhitama.

"Memang. Tetapi tidak untuk saya." tegasku geram.

"Benarkah?" Adhitama bertanya seraya menaikkan satu alisnya seakan sedang menantang ku.

Sedangkan aku sudah muak. "Maaf, aneh sekali. Kenapa anda mempertanyakan hal di luar dugaan saya?"

"Saya hanya memastikan benar atau tidaknya. Sebagai teman lama Gian, saya tidak ingin dia terjebak pada cinta yang salah."

"Anda sangat salah paham. Saya tidak menjalin hubungan apapun dengan Pak Gian. Apa saya terlihat dekat dengan Pak Gian?"

"Sangat terlihat. Bahkan melebihi kata dekat."

Jantung ku kembali berdegup, "Maksud anda?"

"Sebelumnya saya hanya ingin mengatakan, jangan sampai kamu terperangkap dengan permainan yang Gian buat. Sebagai teman lama tentu saya tau segala hal tentang nya. Jadi, saya bilang seperti ini karna saya tidak ingin kamu terlibat lebih dalam lagi."

"Permainan apa?" spontan ku linglung.

"Kenapa kamu bertanya? Bukankah kamu sudah pernah merasakan bagaimana permainan Gian?"

"T-Tidak. Saya bahkan tidak tau permainan Pak Gian yang anda maksud."

"Sebelum saya menjelaskan lebih detail. Coba kamu perhatikan apa yang saya perlihatkan." Adhitama mulai mengeluarkan ponsel nya, menunjukkan suatu video yang bisa di bilang tidak terlalu jelas. Namun suara audio dari video tersebut sangatlah jelas.

"Itu, kamu kan?" pertanyaan Adhitama benar-benar membuat ku makin tertusuk.

Ternyata selama aku melakukan hubungan terlarang dengan Pak Gian, Pak Gian merekam nya namun sengaja tidak ia perlihatkan ke permukaan agar aku tak mengetahui nya. Tapi untuk apa dia merekam? Kenapa dia sampai segitunya?

"Tanpa jawaban langsung darimu, sudah saya pastikan itu benar dirimu. Pertanyaan saya sekarang, bagaimana bisa hal itu terjadi? Anggap saya sebagai teman terdekat mu, jangan ragu untuk bercerita."

Tak sangka, tercengang dan begitu syok dengan apa yang ku ketahui. Aku semakin yakin jika aku ini hanya di peralat olehnya, sebagai pemuas nafsu saja dengan alasan dia selalu mencari-cari kesalahan ku yang berujung aku menjadi korban pemerkosaan.

Malu, aku menundukkan kepala dengan tetesan air mata yang perlahan deras ku rasakan.

"Baik. Saya jelaskan lebih dulu jika kamu tidak ingin bercerita."

"Berjanjilah untuk tidak menyebarkan apa yang telah saya jelaskan padamu. Ini akan menjadi rahasia kita berdua. Saya sebagai teman lama dan teman terdekat Gian tidak mungkin tidak mengetahui apa yang dia lakukan selama ini."

"Jadi begini, Gian tidak melakukan hal itu satu atau dua kali saja. Dia pernah berhubungan *ntim dengan wanita lain juga. Lebihnya dia dapat menutupi segala kesalahan yang telah ia perbuat. Dan sama ketika ia memperkosa seorang wanita, dia akan merekam dan menyimpan video tersebut sebagai bahan ancaman. Ancaman untuk apa?"

"Ketika Gian sudah sepenuhnya bosan dengan satu tubuh, tentu dia akan beralih. Wanita yang telah ia pakai itu akan di ancam. Jika wanita itu melaporkan nya ke polisi atau menyebarluaskan apa tindakan Gian kepadanya, Gian tidak akan segan-segan menyebar video yang telah ia rekam namun, Gian akan membuat dirinya seakan itu bukan dirinya di dalam video tersebut. Di tambah lagi wanita yang telah Gian nodai itu akan mendapat miliaran uang dari Gian sendiri. Jangan tanya kenapa Gian memberi mereka uang."

Don't Want to Share [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang