18

7.3K 87 3
                                    

"Jadi alasan saya adalah, karena saya tertarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi alasan saya adalah, karena saya tertarik. Jujur saya tidak pernah memiliki ketertarikan lebih pada wanita, tetapi ketika saya melihat mu, rasanya sungguh berbeda. Kamu seperti memiliki sesuatu yang khas hingga membuat saya kehilangan kendali. Dah parahnya saya selalu mencari kesalahan mu sebagai alasan untuk melakukan hubungan *ex."

"Bukan karna nafsu, saya penasaran dan kemudian kecanduan. Maafkan saya, kamu pasti trauma." pungkas nya seraya membelai rambut ku.

Ku membisu sejenak berusaha menyerapi. "Lalu, kenapa Pak Gian juga merekam nya?" tanyaku teringat lagi, lagi dan lagi.

"Pasti kamu tau dari Adhitama kan? Saat itu saya memang sengaja menjatuhkan ponsel saya ke lantai dan berujung Adhitama yang mengambil nya. Di saat saya sedang di periksa oleh Dokter sebab jatuh dari tangga, saya melihat jika Adhitama sedang mengobrak-abrik isi ponsel saya."

"Seperti apa yang saya tebak, Adhitama menyimpan video itu dalam ponsel nya dan menunjukkan padamu. Dia tidak mungkin tidak memfitnah saya. Kalimatnya selalu nyambung saat dia melakukan fitnah." jelas Pak Gian bernada kesal.

"Jadi omongan Pak Adhitama itu semua tidak benar ya?" tebak ku memastikan.

"Meskipun saya tidak tau apa yang Adhitama ceritakan padamu, saya mohon, jangan percaya. Dia itu suruhan orang, jadi tidak mungkin semua omongannya benar." tutur nya mengelus lembut pipiku seraya menatap dalam ingin sebuah kepastian.

Aku mengangguk nan kemudian bertanya lagi, "Lalu, apa alasan Bapak merekam?"

"Sebagai penenang pikiran. Saya memang sering setres karna kerjaan. Jadi, Maaf. Saat itu saya benar-benar pria yang brengsek."

Aku membisu lagi, berpikir apa yang akan ku pertanyakan. "Itu saja hm?" tanya Pak Gian membelai. Dia tak berhenti mengotak-atik area wajahku.

"Oh ya, kenapa Pak Gian berbo-"

"Tentang saya yang membawa wanita di acara tadi? Itu anak teman Mama. Sebenarnya saya akan di jodohkan dengan dia tapi saya menolak secara langsung."

"(Pantas saja saat di Resto aku melihat Pak Gian sedang meyakinkan wanita itu. Sepertinya dia menangis karna di tolak)" batin ku teringat.

"Tapi kenapa Pak Gian tidak bilang ke saya lebih dulu?" ungkap ku kecewa. "Maaf sayang.. saya tidak bilang karna saya tidak ingin menyakiti mu. Tetapi sepertinya cara saya salah. Seharusnya saya bilang."

"Uh baiklah lupakan saja. Saya mau bertanya tentang kejadian tadi. Apa alasan mereka mengincar saya? Memangnya saya ini kenapa?"

"Panjang ceritanya. Itupun saya hanya tau sebagian saja. Intinya, kamu wanita yang benar-benar penting. Kamu memiliki ciri khas tersendiri yang membuat orang jadi sangat ingin memiliki mu dalam urusan bisnis. Karna kata Papa saya, Ayahmu dulu itu orang terhormat."

"Entah kebetulan atau tidak, Papa saya berteman dekat dengan Ayah mu sampai mereka bersahabat. Kemudian maaf, ayahmu meninggal dunia setelah dua hari meninggalkan pesan pada Papa saya. Ayahmu bilang, dia ingin menitipkan mu pada Papa saya."

Don't Want to Share [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang