Menikah?

0 0 0
                                    


Wanita mana yang tiada mau menikah? Namun benar ada, jika tidak semua wanita ingin menikah, contohnya saja aku.

Kehidupan rumah tangga yang pelik, nan rasa ketidakpercayaan yang kuat, membuatku harus berpikir kesekian kalinya. Keinginan memanglah ada, tetapi apakah laki-laki itu bisa meluluhkan dan membawaku ke Dia?

Banyak yang menggoda, tetapi tiada kutergoda, yang ada hanyalah beradu kemampuan. Ah, elah, kalian juga pasti begitu, jika laki-laki yang bersama kalian main belakang, apalagi jika otak sudah mengeraskan hati.

Bibirku bisa berucap romantis, tetapi hati? Hanya Dia yang tahu.

Usiaku masih muda, dan aku belum ingin menikah sebab apa? Sebab pasanganku selalu gagal membuktikan keseriusannya.

Wow, janjinya emang manis, lebih manis dari madu, tapi kenyataannya? Hanya memberikan luka semakin dalam.

Hebatnya lagi, diri yang selalu disudutkan. Benar, dimanipulasi seenaknya. Inginku memaki dan berkata bodoh, tetapi mana pantas kudemikian?

Mungkin mereka melihat dari tingkahku—yang mana hanya topeng belaka. Mungkin mereka melihat dari pikiranku—yang mana sudah tak manipulasi.

Aku hanya ingin menikah dengan laki-laki yang setia, penuh cinta dan tanggung jawab. Namun, apakah ada laki-laki begitu? Katakan, adakah laki-laki yang tulus.

Keliatannya ada, tetapi hanya sampul. Dari luarnya aja keliatan baik, cinta, tanggung jawab, tetapi itu hanya omongan dari opet yang tak pandai mencuri, karena apa? Hanya manis diucapan, sedangkan perbuatannya jauh dari kata "SETIA"

Lantas, bagaimana mungkin aku siap menikah, jika yang datang; singgah nan menetap, jauh dari kata siap menjadi imam. Yang kupikirkan hanyalah ke depannya, apakah ia akan berubah atau makin liar?

Aku pun tak menyangkal, jika masih banyak kekurangan. Namun, jika laki-laki itu tulus maka aku akan berubah.

Lantas bagaimana jika laki-laki itu hanya berpura-pura? Mungkin aku akan menjawab "Bodoh" sejauh kebohongan, tetap ada celah. Sejauh kepura-puraan tetap ada noda. Sejauh perselingkuhan, rakus tetap ketahuan. So, lebih baik jujur daripada menjadi pengecut.

Ok, cukup karena jika kuteruskan mungkin dijadikan omongan, atau mirisnya kudinilai wanita kacau, padahal kalian tau, yang kutulis bukan berati pemikiranku—bisa jadi nalar masyarakat. So, jika ada yang menilai aku buruk, silakan karena aku lebih suka itu daripada bertemu kadal.

Yah, pesanku untuk laki-laki diluar sana, mungkin:

"Jika ada wanita yang mau menemani dari bawah, maka perjuangkan. Karena apa? Gak semua wanita mau berada di bawah, dan kalian tidak memberikan jaminan apapun. "

Cerpen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang