1, 2, 3 minggu hingga satu bulan sudah waktu berlalu. satu bulan yang terasa sangat menyenangkan bagi Lisa karena hadirnya Jennie
Dalam waktu satu bulan, tidak jarang mereka menghabiskan waktu bersama. meski mereka berbeda sekolah, tapi tanpa ragu Lisa menjemput Jennie ke sekolah meski hanya menggunakan sepeda saja
Joong-ki dan Hye-kyo pun merasa bersyukur karena Jennie hadir di hidup Lisa, karena semenjak hadirnya Jennie anak semata wayang mereka sedikit lebih ceria, meski pendiam itu masih ada tapi tidak separah dulu, Lisa semakin sering mengekspresikan perasaannya saat di rumah, biasanya Lisa selalu memasang wajah datar tapi akhir-akhir ini Lisa lebih sering tersenyum
Tidak hanya di rumah saja Lisa sering tersenyum, nyatanya di luar rumah pun dia jauh lebih ceria. seperti di siang menjelang sore ini, terlihat Lisa sedang mengayuh sepedanya, sesekali dia tersenyum tanpa tahu apa sebabnya, sesekali dia bersiul bahkan bernyanyi
Lisa masih memakai seragam karena memang dia baru saja pulang sekolah, di saat anak-anak lain mungkin terlihat lemas jika pulang sekolah tapi berbeda dengan Lisa, dia terlihat segar dan sangat bersemangat meskipun sudah cukup jauh dia mengayuh sepedanya
Tujuan Lisa bukanlah ke rumah, tapi dia sedang dalam perjalanan untuk menjemput Jennie di sekolahnya karena memang jam sekolah mereka hampir sama meski Jennie berada di kelas 5 sementara Lisa baru kelas 2 sekolah dasar, iya.. Jennie 3 tahun lebih tua dari Lisa, tapi semua tidak terlihat karena postur tubuh Lisa yang tinggi
Lisa 8 tahun sementara Jennie 11 tahun
"Sudah bubar?" gumam Lisa saat dia melihat beberapa anak-anak keluar dari gerbang sekolah Jennie
Tanpa basa-basi Lisa mempercepat laju sepedanya, tidak berselang lama dia sampai di depan gerbang, dia diam duduk di sepeda menunggu Jennie keluar dari dalam, teriknya sinar matahari tidak ia pedulikan, dia setia menunggu di sana
Tapi menit-menit berganti Jennie tidak kunjung datang, Lisa merasa heran akan hal itu, matanya tidak sedetikpun beralih dari sebuah koridor di mana biasanya Jennie muncul dari sana, tadi ramai tapi sekarang sudah mulai sepi
Penasaran
Karena penasaran Lisa segera turun dari sepedanya, setelah yakin sepedanya aman dia bergegas masuk ke dalam sekolah, teguran petugas keamanan tidak dia pedulikan, dia terus melangkah menuju ke dalam sekolah itu, petugas kemanan pun tidak berani menegur keras, dia tahu Lisa anak seorang jendral panglima militer jadi dia mencari aman saja, lagi pula dia yakin Lisa mencari Jennie karena sudah sering dia melihat Jennie dan Lisa bersama
Selama melangkah Lisa terus menoleh ke kiri dan ke kanan, matanya fokus menatap setiap penjuru sekolah yang dia lewati, tapi dia masih belum menemukan keberadaan Jennie, tapi saat melewati jalan menuju toilet...
"Hahaha.. rasakan itu gadis miskin!"
"Ampuuun~"
Langkah kaki Lisa reflek berhenti, kedua tangannya terkepal erat karena dia mendengar suara tidak asing meminta ampun setelah dia mendengar suara tawa sebelumnya
"Nini" gumam Lisa pada dirinya sendiri
Tanpa basa-basi Lisa berlari ke arah suara, suara berasal dari toilet sekolah, begitu tiba di toilet Lisa terbelalak karena dengan mata kepalanya sendiri dia melihat Jennie duduk di lantai kotor dan basah, tiga anak perempuan lain berdiri mengitari Jennie
"Gadis miskin tidak pantas sekolah di sini" ucap seorang siswi
"Siram saja, itu sudah aku campur dengan air kencingku" ucap siswi lainnya, dia terlihat gemuk bahkan sedang mengemut lollipop
"Tidak, jangan.. Nini tidak pernah menyakiti kalian, jangan sakiti Nini, ampun.. toloong~"
"Halahh.. Berisik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNIVERSE - JENLISA (G!P) ✔
FanfictionSenja memang mengajarkan kita berpamitan dengan cara yang paling indah, tapi... jangan pernah menjadi senja, karena seindah apapun berpamitan, perpisahan adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. ••• Kisah ini berawal dari pertemuan Lalisa Manoban seo...