04. AKHIR UNTUK AWAL

14 3 9
                                    

Halo sobat semuaa...

Maap banget nunggunya kelamaan yaa ixixix

btw jangan lupa follow yaa

kalo-kalo lupa baca ulang part selanjutnya😊

So, langsung aja


Katanya sih semua akan baik-baik aja. Tapi gak tahu kapan. Capek gak sih nunggu terus? 

--- 

"Halo, Raa. Kenapa?" 

"Taa, lo lagi free ga? Gue kesana yaa?" 

"Kesini aja,gue baru beres meeting." 

TUUT! Sambungan telepon terputus, air mata yang terus saja turun menghiasi wajah Sira. 

** 

"WHAT?! DOKTER ASHA UDAH BALIK?" Suara teriakan Mita memenuhi seisi café yang sedang tenang. 

"Taa, diliatin orang ihh malu." Bisik Sira. 

Mita menghembuskan nafas kasar dan meneguk minumannya. 

"Dari kapan dia balik?" Sambung Mita. 

"Katanya udah dua minggu." 

"HAAAHHH?!!" Lagi-lagi Mita berteriak. 

"Taa, ihh. Gak usah teriak-teriak bisa gaa?" 

"Dua minggu? Dan dia gak ngasih tahu lo sama sekali?" 

Sira hanya menggelengkan kepalanya dengan lemas. 

"Tapi gue paham sih, dia pasti bingung mau gimana sama gue. Secara dua tahun ini kita bener-bener gak saling tukar kabar. Apa gue nyerah aja ya?" Tuturnya. 

"Yaa gak gitu juga dong, Raa. Nyerah apaan, lo gak boleh nyerah gimanapun juga kan ini semua keputusan dia." 

"Justru itu, Taa. Justru karena ini semua keputusan dia gue jadi gak bisa ngapa-ngapain, dia berhak bersikap gitu sama gue, secara gue yang selama ini jadi beban buat dia dan ngebuat dia ninggalin Indonesia dengan terpaksa selama dua tahun." 

"Tapi Raa, lo juga tersiksa selama dua tahun ini, selama itu lo nungguin dia tanpa adanya kabar kepastian. Situasi dua tahun yang lalu bukan hal yang tepat untuk disalahkan dan ditunda-tunda, karena siapapun juga yang berada di posisi Dokter Asha, juga bakal ngelakuin hal yang sama." 

"Dia pacar lo, tapi dia juga seorang dokter. Gak mungkin kan dia cuma duduk diam ngeliat lo yang berada di ambang antara hidup dan mati, sementara di luar sana ada harapan yang perlu dijemput." Sambung Mita. 

"Nah lo tahu itu kan, Taa? Jadi wajar kalo dia gak ngasih tahu kalo dia udah di Indonesia sejak dua minggu lalu. Dia pasti takut untuk berkorban lagi buat gue." 

"Raa, Stop it. Kalian berdua itu sama-sama mencintai dan sama-sama sakit, gak ada yang harus disalahkan dalam hal ini. Untuk Dokter Asha yang gak ngabarin lo selama dua minggu ini, lo coba ngerti dia, tunggu sebentar lagi, ok? Gak ada nyerah-nyerah sebelum semuanya kembali tertata." 

Bukan tidak tahu berterimakasih, hanya saja kabar yang selama ini aku nantikan kamu masih ragukan. Maaf jika semuanya jadi berantakan karena sebuah kesalahan yang tidak tepat untuk disalahkan. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WARNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang